Harapan Diplomasi Ukraina di Indonesia di Pengujung Tahun 2023
Ketika perhatian publik beralih pada perang Hamas-Israel, penting menjaga kesadaran bahwa perang Ukraina masih bergejolak.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·3 menit baca
Beberapa hari menjelang pergantian tahun, Kedutaan Besar Ukraina menggelar acara Hari Diplomasi Ukraina di Jakarta. Acara berlangsung informal dan santai di sebuah kafe di bilangan Kuningan, Jakarta, Rabu (20/12/2023) sore.
Dari jalannya acara, pertemuan itu tidak seperti acara-acara resepsi diplomatik yang biasanya penuh dengan protokol resmi. Tak ada aturan berbusana (dress code), misalnya harus pakai jas atau batik lengan panjang.
Dalam undangan disebutkan ”malam spesial, menandai Hari Diplomasi Ukraina dan menyambut Tahun Baru”. Hadir di acara itu sejumlah perwakilan media, kelompok think tank, serta kolega. Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin pun tidak lama berpidato.
Menurut Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta, hajatan itu dimaksudkan untuk mengangkat kesadaran dan menggalang dukungan atas beberapa prakarsa kebijakan luar negeri Ukraina. Bagi Kyiv, dukungan ini penting di tengah terus berkecamuknya perang yang diawali invasi Rusia, Februari 2022, dan belum ada tanda kapan selesai.
Selain itu, ketika perhatian banyak pihak beralih pada isu perang Hamas-Israel di Gaza, yang secara emosional lebih dekat dengan publik Indonesia, dirasa penting untuk terus menjaga kesadaran bahwa perang di Ukraina juga masih bergejolak. Vasyl mengungkapkan berbagai upaya agar isu Ukraina tetap menjadi perhatian publik Indonesia.
Dalam pidato menyambut tamunya, ia memaparkan sejumlah prakarsa kebijakan luar negeri Ukraina. Selain menyampaikan 10 poin formula damai Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang disampaikan untuk pertama kali secara daring pada KTT G20 di Bali tahun 2022, Vasyl juga menyebut prakarsa Pulangkan Anak-anak ke Ukraina, Platform Crimea, dan Gandum dari Ukraina.
Prakarsa-prakarsa tersebut merupakan bagian dari perjuangan Ukraina di tengah invasi Rusia, dua tahun terakhir. Dukungan dari Indonesia, menurut Vasyl, sangat penting bagi perjuangan itu.
Perangkat kunci
Vasyl menjelaskan, Platform Crimea merupakan perangkat kunci bagi Ukraina dalam melaksanakan kebijakan luar negerinya. Tujuan utamanya adalah memulihkan integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina.
”Tak hanya sesuai dengan Piagam PBB, tujuan itu juga sejalan dengan konstitusi Indonesia,” kata Vasyl.
Hingga saat ini sudah digelar tiga kali konferensi dalam Platform Crimea, yakni di Kopenhagen (Denmark), Jeddah (Arab Saudi), dan Malta. Konferensi keempat akan berlanjut di Davos, Swiss, Januari 2024.
Vasyl menyebutkan, dari konferensi pertama hingga ketiga, negara peserta terus bertambah. Dari 15 negara pada konferensi pertama, lalu 42 negara pada konferensi kedua, kemudian bergabung 67 negara pada konferensi ketiga.
”Platform ini bukan ditujukan untuk membentuk aliansi, melainkan sebagai forum internasional, tak beda seperti forum G20. Tak ada penandatanganan pakta, negara mana pun bisa bergabung,” ujar Vasyl.
Ia mengatakan, pihaknya berharap partisipasi Pemerintah Indonesia dalam forum-forum Platform Crimea. Posisi Indonesia, menurut dia, sangat penting dan menjadi salah satu perhatian utama Kyiv.
Perhatian itu tak lepas dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina, Juni 2022, dan juga proposal perdamaian Ukraina yang disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Singapura, Juni 2023. Saat Indonesia menggelar KTT G20, November 2022, Kyiv juga memanfaatkan forum itu—meski secara daring—untuk memaparkan 10 poin formula damai Zelenskyy.
Selain bergerak pada level pemerintahan, Kedubes Ukraina juga menggarap aspek budaya dan hubungan antarwarga. Di level budaya, dalam upaya meningkatkan pemahaman publik Indonesia tentang Ukraina, Kedubes Ukraina meluncurkan pojok buku Ukraina di empat perpustakaan, termasuk di Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Seperti terlihat di Perpustakaan Nasional, Jakarta, pekan lalu, buku tentang Ukraina terpajang di bagian depan kedatangan. Buku-buku serupa juga dipasang di rak-rak beberapa toko buku utama di Jakarta.
Dalam pertukaran antarwarga, Vasyl menyebutkan, pihaknya memfasilitasi kunjungan akademi dan masyarakat sipil ke Ukraina ataupun sebaliknya, masyarakat sipil Ukraina ke Indonesia.