Giliran India Berusaha Pecahkan Misteri Pesawat Pengangkut Warganya
Dugaan penindasan di India memicu ribuan orang menjadi migran ilegal. Sebagian dari mereka menjadi penumpang pesawat misterius yang dicegat di Bandara Vatry, Perancis.
MUMBAI, SELASA — Aparat India memeriksa ratusan penumpang pesawat yang baru mendarat di Mumbai pada Selasa (26/12/2023). Pesawat tiba di Bandara Chhatrapati Shivaji Maharaj setelah meninggalkan Bandara Vatry di Champagne, Perancis.
Otoritas Perancis menahan pesawat itu mulai Kamis pekan lalu sampai Senin kemarin. Kecuali yang meminta suaka di Perancis, mayoritas penumpang diizinkan kembali naik pesawat yang akhirnya menuju Mumbai tersebut.
Media India, The Himalayan Times dan The Times of India, melaporkan pesawat mengangkut 276 orang kala tiba di Mumbai. Kala meninggalkan Fujairah, Uni Emirat Arab, pekan lalu, pesawat itu mengangkut 303 orang.
Baca juga: Teka-teki Pesawat Berisi Orang India
Dalam pernyataan tertulis, Kedutaan Besar India di Paris berterima kasih atas bantuan Perancis terhadap para penumpang. ”Tindakan cepat mereka memungkinkan kembalinya penumpang India. Kerja sama erat mereka dengan tim kedutaan di lokasi penting bagi pemulangan yang selamat dan lancar. Kami juga berterima kasih kepada lembaga-lembaga di India atas berbagai dukungan,” demikian pernyataan itu.
Pemeriksaan lanjutan
Sebelum pesawat mendarat di Mumbai, New Delhi telah menyiagakan tim khusus di bandara. Begitu pesawat mendarat, seluruh penumpangnya dibawa ke ruang khusus. Di sana, mereka kembali ditanyai aparat.
Hingga Selasa siang, sebagian penumpang sudah boleh meninggalkan bandara. Sementara sebagian lagi masih terus diperiksa aparat. Belum diketahui berapa lama pemeriksaan dilakukan.
Sebagian besar penumpang pesawat tersebut diyakini sebagai pekerja migran India di UEA. Lebih dari 100 penumpang diketahui berasal dari Gujarat, salah satu negara bagian di sisi barat India.
Pemeriksaan di Mumbai kelanjutan dari pemeriksaan di Champagne. Dalam pemeriksaan empat hari sampai Minggu malam, aparat Perancis fokus pada dua orang di pesawat itu. Belakangan, dua orang itu juga diizinkan meninggalkan Perancis dengan pesawat terpisah.
Paris tidak mengenakan dakwaan apa pun kepada kedua orang itu. Dalam hukum Perancis, perdagangan manusia dapat dihukum hingga 20 tahun penjara dan denda 3,3 juta dollar AS.
Baca juga: Korupsi Memfasilitasi Perdagangan Manusia di Asia Tenggara
Otoritas Perancis juga masih memproses permohonan suaka 27 penumpang pesawat itu. Permohonan diproses di Paris, bukan Champagne yang menjadi lokasi pemberhentian pesawat misterius itu. Bandara Vatry dikenal menjadi persinggahan pesawat kargo dan penerbangan berbiaya murah.
Pesawat sewaan
Disebut misterius karena pesawat itu tidak punya tanda apa pun di badannya. Pengacara Legend Airlines, Liliana Bakayoko, menyebut penyewa penerbangan kali ini sudah beberapa kali menggunakan jasa perusahaan Romania itu. Ia menolak mengungkap identitas penyewa dengan alasan penyelidikan masih berlangsung.
Kantor pusat perusahaan penerbangan itu disebut berada di Bandara Henri Coanda, Bucharest, Romania. Maskapai dengan kode penerbangan LX:LAL mendapatkan sertifikat operator udara (AOC) RO-077 dan memulai usaha dengan pesawat A340-300.
Pada September 2022, pesawat Legend Airlines terdata di Bandara Ratu Alia, Jordania, untuk mengurus kelaikan terbang. Pesawat yang didaftarkan berusia 15,3 tahun dan pernah dioperasikan Finnair, Finlandia, dan Air Belgium, Belgia.
Sementara Legend Airlines didirikan pada Juli 2020. Mulai 2022, mereka mengumumkan menyediakan layanan penyewaan pesawat. Kapasitas pesawat mereka sebenarnya hanya 265 kursi.
Migrasi ilegal
Penumpang pesawat sewaan yang akhirnya kembali ke Mumbai itu diduga korban perdagangan orang. Ada juga dugaan mereka berusaha masuk Amerika Serikat secara ilegal.
Dugaan perdagangan orang karena ada 10 anak tanpa orangtua atau wali dalam pesawat. Anak-anak itu kini berada di Perancis untuk pemeriksaan lebih lanjut. Lembaga anti-kejahatan terorganisasi Perancis, Junalco, mengambil alih penyelidikan.
Sementara dugaan migrasi ilegal didasarkan pada rute awal penerbangan. Dari UEA, pesawat disebut mengarah ke Nikaragua. Dari Nikaragua, para penumpang diduga berusaha masuk ke AS.
Perbatasan terdekat AS berjarak 2.700 kilometer dengan perjalanan darat dari Managua, Nikaragua. AS memasukkan Nikaragua dalam daftar pengawasan perdagangan orang dan transit migran ilegal.
Sebagian migran itu berasal dari India. NBC News melaporkan, ada 30.662 warga India masuk AS secara ilegal pada 2021 dan 63.927 lainnya masuk pada 2022. Sementara pada 2023, jumlahnya mencapai 97.000 orang. Mereka masuk ke AS terutama melalui Kanada dan Meksiko.
Otoritas AS menangkap, mendeportasi, hingga menolak masuk 96.917 warga India pada Oktober 2022-September 2023. Pada Oktober 2019-September 2020, jumlahnya hanya 19.883 orang.
Baca juga: Kirim Pejabat ke India, AS Ingin Selidiki Pembunuhan Tokoh Sikh
Dosen pada Amherst College di Massachusetts, Pawan Dhingra, menyebut migrasi ilegal dipilih karena beberapa hal. Dari sisi AS, sulitnya warga India mendapat visa membuat banyak orang memilih menggunakan jasa sindikat penyelundupan orang.
Padahal, biaya jasa sindikat itu jauh lebih mahal dibandingkan berangkat dengan jalur resmi. Risikonya, seperti dialami para penumpang Legend Airlines, amat besar dan beragam.
Sementara dari dalam India, migrasi didorong penindasan hak minoritas yang semakin menjadi di era pemerintahan Narendra Modi. ”Banyak dari mereka adalah orang Sikh yang mencari suaka karena mendapat perlakuan berbeda dan menjadi sasaran di Negara Bagian Punjab di bawah pemerintahan Narendra Modi. Pada saat sama, Pemerintah Amerika Serikat memanjakan PM Modi demi kepentingan geopolitik. Namun, kini kita dibanjiri pencari suaka dari India,” kata Dhingra. (AFP/REUTERS)