Bagaimana Lagu Natal ”All I Want for Christmas is You” Bisa Populer Puluhan Tahun?
Natal identik dengan dekorasi meriah yang hangat dan lagu-lagu. Satu lagu Natal yang dinyanyikan Mariah Carey, ”All I Want for Christmas is You”, menjadi lagu yang sangat populer dan abadi di setiap tahun.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
Begitu kalender memasuki November, pusat-pusat perbelanjaan, ruang publik, hingga radio sudah pasti memutar lagu-lagu terkait Natal. Tak ketinggalan, lagu populer yang dinyanyikan Mariah Carey berjudul ”All I Want for Christmas is You” ada dalam daftar lagu-lagu itu.
Sejak pertama diputar pada 1994, lagu itu selalu masuk daftar teratas lagu Natal sampai sekarang. Lagu itu mengalahkan ”Have Yourself a Merry Little Christmas” versi Judy Garland, Frank Sinatra, ataupun Michael Buble. Versi Frank Sinatra dan Nat King Cole untuk ”The Christmas Song” juga kalah dari ”All I Want for Christmas is You” yang dinyanyikan Carey.
Dalam laporan pada Kamis (21/12/2023), Reuters mengutip pendapat komponis Vivek Maddala soal lagu Carey itu. Lagu itu memuat enam panduan nada yang kerap dilekatkan pada suasana Natal. ”Jenis harmoni yang umum di musik pop modern sekaligus juga lazim di musik era sebelumnya,” katanya.
Nada lagu Carey mengandung irama jazz Amerika awal abad ke-20, era kala banyak lagu Natal masa kini ditulis. Produser musik dan pencipta lagu Walter Afanasieff, yang ikut membuat lagu Carey itu, menyebut lagu tersebut dilengkapi ”tembok suara". Istilah itu untuk meringkas aneka nada yang akrab bagi banyak orang.
”Lagu itu kini tercatat dalam sejarah. Lagu ini menjadi bagian dari Natal. Saat Anda memikirkan Natal, Anda pasti memikirkan lagu itu,” kata David Foster, komponis dan produser yang sudah 16 kali memenangi Grammy Award itu.
Suasana liburan
Mengutip media AS, Northeastern Global News edisi Jumat (22/12/2023), lagu itu begitu identik dengan musim liburan. Lagu itu mencampur berbagai hal, termasuk nostalgia. ”Ada banyak alasan mengapa sebuah lagu melekat. Ada sifat, melodi, nada atau ritme tertentu yang membuat musik menjadi melekat,” ujar Psyche Loui, pakar musik dan psikologi pada Universitas Northeastern.
”Selain itu juga ada alasan psikologis mengapa beberapa melodi lebih mudah diingat. Bisa jadi itu mengingatkan kita pada pengalaman bahagia sebelumnya,” imbuh Loui.
Dosen kajian musik dan komunikasi pada Universitas Northeastern, Murray Forman, juga membahas soal nostalgia. Lagu itu memadukan keceriaan pada suara Carey dan musik yang mengandung nostalgia. Kombinasi itu membuat lagu tersebut bisa bertahan.
Carey menyanyikan lagu ini dengan nada yang tak bisa dicapai orang lain dan vokalnya mengalir. Karena itu, lagu tersebut begitu menonjol sejak awal. ”Lagu ini mengungkapkan harapan dan berhasil secara naratif. Anda bisa menyanyikan untuk kekasih, baik dia ada atau tidak,” kata Joe Bennett, guru musik ke Kolese Berklee.
Dalam mengungkapkan harapan, Carey menaburkan referensi liburan tertentu, seperti pohon natal, hadiah, Sinterklas, kaus kaki di atas perapian, rusa kutub, lonceng kereta luncur, nyanyian anak-anak, dan tentu saja mistletoe. Hal itu menambah daya lekat lagu ini.
Sementara instrumen dan aransemennya yang cepat, lanjut Bennet, mengingatkan pada album Phil Spector tahun 1965, A Christmas Gift for You, yang merupakan karya klasik liburan. ”Terlebih lagi, bagian dari melodinya, Carey secara cerdik merujuk pada White Christmas,” kata Bennet.
Bennet menuturkan, baik dalam musik maupun lirik, lagu tersebut dirancang dengan sempurna untuk mencapai kesuksesan. ”Menurut ukuran yang paling obyektif, ini adalah lagu Natal paling sukses sepanjang masa,” ungkapnya.
Kepopuleran lagu kian bertambah ketika sejumlah meme tentang lagu itu berseliweran di internet. Orang-orang lalu membagikannya. Kemudian, di kanal Youtube-nya, Mariah Carey ikut membuat lelucon dari lagu itu yang membuat setiap orang makin ingat.
Ia mengunggah klip bertema balok es yang melingkupi foto dirinya retak dan mencair, menandakan Natal dan lagu itu sudah dekat. ”Itu memang tujuan saya, mengerjakan sesuatu yang tak lekang oleh waktu, yang tidak terasa seperti tahun ’90-an,” ujarnya.
Perusahaan data Luminate menyebut, lagu itu diunduh 387 juta kali pada 2019. Angka itu tinggi untuk lagu yang diluncurkan lebih dari 20 tahun sebelumnya. Siap menyambut liburan dan Natal? Jangan lupakan lagu ”All I Want for Christmas is You” dalam daftar lagu kesukaanmu. (AP/REUTERS)