Taktik dan Persenjataan Hamas Lebih Baik di Pertempuran Babak Kedua
Hadapi serangan darat Israel di selatan Gaza, Hamas mengubah strateginya. Mulai dari penggunaan persenjataan yang lebih canggih hingga taktik baru.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
Kamis (7/12/2023), baku tembak diikuti pengeboman dari udara dan artileri medan berlangsung di Khan Younis, Gaza. Berbagai kota lain di Gaza juga jadi lokasi pertempuran Hamas-Israel. Kali ini, Hamas menggunakan taktik dan persenjataan lebih baik.
Lembaga kajian di Amerika Serikat, Institute for The Study of War (ISW), menyebut, Hamas meningkatkan penggunaan pesawat nirawak pengangkut peledak. Hamas juga memakai peluru penembus lapis baja (EFP).
Sepanjang Desember 2023, sudah lima kali amunisi itu dipakai Hamas. Pada Oktober-November 2023, hanya dua kali amunisi itu dipakai Hamas. Amunisi itu memungkinkan tank ditembus walau penembaknya jauh dari sasaran.
Peneliti Global Institute Studies pada Universite de Geneve, Alexandre Vautravers, mengatakan, ada tiga jenis EFP. Paling lazim adalah amunisi dengan dampak mematikan jika ditembakkan dari jarak paling jauh 40 meter.
”ISW tidak merinci jenis EFP yang digunakan Hamas. Namun, terindikasi Hamas cenderung menggunakan EFP jenis kedua atau ketiga sebagai proyektil antitank. Keduanya memiliki proyektil berbentuk khusus yang sanggup menembus lapis baja ataupun benteng yang sangat tebal,” ujarnya.
EFP modern yang digunakan Hamas bisa ditembakkan dengan kecepatan hipersonik. ”Hal inilah yang membuat Hamas mampu menghancurkan kendaraan lapis baja tanpa sempat tercegat Trophy ataupun sistem serupa, ” kata Vautravers.
Trophy adalah pertahanan tank yang dikembangkan Israel delama dua dekade. Sistem itu mencegat berbagai obyek penyerang ke tank-tank Israel. Persenjataan lama sulit menembus Trophy.
ISW menduga, Hamas mengembangkan dan membuat EFP di Gaza. Tidak hanya amunisi itu, Hamas juga mengembangkan pesawat nirawak di Gaza. Dari untuk keperluan latihan, pesawat buatan Gaza itu kini dipakai untuk menyerang. Karena itu, ada peluang Hamas meningkatkan serangan udara ke Israel.
Keduanya memiliki proyektil berbentuk khusus yang sanggup menembus lapis baja ataupun benteng yang sangat tebal.
Perubahan taktik
ISW juga melihat perubahan taktik. Dari berusaha menahan laju pasukan Israel menjadi bertahan. Di sisi utara Gaza, fokus utama Hamas berusaha menahan laju pasukan Israel. Di saat bersamaan, Hamas berusaha memindahkan aset-asetnya ke selatan.
Di selatan, Hamas terlihat lebih berani bertindak. Sebab, menurut Omri Brinner yang merupakan peneliti Tim Internasional untuk Kajian Keamanan (ITSS) Verona, gudang senjata Hamas banyak di selatan.
Pakar keamanan Timur Tengah pada Kings College London, Ahron Bregman, menyebut bahwa Hamas bergerilya di utara. Hamas berusaha menghindari pertempuran besar di sisi utara Gaza.
Adapun di selatan, Hamas diyakini akan melawan lebih keras. Dukungan di selatan cenderung lebih kuat dibandingkan dengan dukungan pada Hamas di utara. Selain itu, pengetahuan Israel soal Gaza selatan lebih sedikit dibandingkan dengan Gaza utara.
Tekanan internasional juga berpeluang membuat Israel tidak seleluasa di utara. Wilayah lebih kecil, sedangkan penduduk lebih banyak berarti meningkatkan peluang korban sipil. Para sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat sekalipun, mulai kesulitan menolak desakan untuk menekan Israel.
Bregman mengingatkan, terlalu dini mennyebut taktik Hamas kini lebih baik. Sampai sekarang, belum banyak bukti kesuksesan pesawat nirawak Hamas. Hal yang jelas, pertempuran sengit dan panjang masih akan terus terjadi. (AFP/REUTERS)