Wapres Amin: Masalah Kemanusiaan Pengungsi Rohingya Mesti Diatasi Bersama
Wapres Amin menyebut masalah pengungsi Rohingya adalah masalah kemanusiaan yang mesti diatasi bersama. Pemerintah akan berbicara dengan UNHCR dan mengambil langkah untuk mencari solusi yang pas.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai masalah pengungsi Rohingya merupakan problem kemanusiaan yang mesti diatasi bersama. Pemerintah akan membicarakan hal ini dengan Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi atau UNHCR. Mesti ada solusi yang pas dalam menangani masalah pengungsi Rohingya tersebut.
”(Hal) Yang (terkait pengungsi) Rohingya ini, kan, saya kira hari ini ada rapat yang dipimpin oleh Menko Polhukam untuk membahas masalah Rohingya ini. Selama ini, kan, tidak mungkin kita menolak. Tetapi juga tentu kita mengantisipasi jangan sampai kemudian ada penolakan oleh masyarakat,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Depok, Provinsi Jawa Barat, Selasa (5/12/2023).
Wapres Amin menuturkan hal tersebut saat menjawab pertanyaan awak media pada sesi keterangan pers seusai menghadiri Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024 dan Pembukaan Universitas Indonesia Industrial-Government Expo (UI I-Gov Expo) ke-3 2023 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Menurut Wapres Amin, hal yang juga diperlukan adalah mengantisipasi jangan sampai nantinya para pengungsi terus menuju Indonesia. ”Kemudian bagaimana supaya juga mengantisipasi jangan sampai nanti terus lari, semua larinya ke Indonesia, ke sini. Itu menjadi beban,” katanya.
Pemerintah Indonesia pun akan berbicara dengan Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR). ”Dan, kita akan bicarakan juga dengan UNHCR yang punya tanggung jawab masalah pengungsian di PBB. Ini harus dilakukan pembahasan bersama. Ini soal kemanusiaan, soal kemanusiaan yang harus di(selesaikan),” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin menuturkan, masalah pengungsi sebenarnya bukan hanya terjadi di Indonesia. ”Kemarin juga waktu saya berkunjung ke Yunani, (ternyata) Yunani menghadapi juga situasi serupa. (Pengungsi) yang ke Eropa masuk ke Yunani juga. Dan mereka juga, seperti kita, menghadapi kesulitan. Dan, mereka, bagaimanapun, ini kemanusiaan, karena kemanusiaan harus kita tanggulangi,” katanya.
“(Hal) Yang (terkait pengungsi) Rohingya ini, kan, saya kira hari ini ada rapat yang dipimpin Menko Polhukam untuk membahas masalah Rohingya ini. Selama ini, kan, tidak mungkin kita menolak. Tetapi juga tentu kita mengantisipasi jangan sampai kemudian ada penolakan oleh masyarakat.”
Oleh karena itu, menurut Wapres Amin, nanti ada solusi-solusi yang pas, termasuk soal penempatan. ”Dulu juga pernah kita menjadikan Pulau Galang untung pengungsi Vietnam. Nanti kita akan bicarakan lagi apa akan seperti itu. Saya kira pemerintah harus mengambil langkah-langkah,” tutur Wapres Amin.
Kita akan bicarakan juga dengan UNHCR yang punya tanggung jawab masalah pengungsian di PBB. Ini harus dilakukan pembahasan bersama. Ini soal kemanusiaan.
Rakor perintah Presiden
Hadir dalam keterangan pers ini Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey T Machmudin, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teguh Dartanto.
Sehari sebelumnya, pada sesi keterangan pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Senin (4/12/2023), Presiden Jokowi pun menjawab ketika ditanya soal pengungsi Rohingya di Aceh.
”Ya, saya telah perintahkan kepada Menko Polhukam untuk menangani, bersama-sama dengan daerah, bersama-sama dengan UNHCR,” kata Presiden Jokowi sesaat sebelum bertolak untuk melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nusa Tenggara Timur.