Konflik Hamas-Israel Meluas ke Perairan Laut Merah
Konflik Israel-Hamas meluas—meski dalam skala masih terbatas—ke Laut Merah setelah kelompok Houthi menyerang kapal-kapal Israel lagi. Jika Houthi dan kelompok lain menggabungkan kekuatan, Israel akan kewalahan.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
RIYADH, SENIN — Kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran menembakkan rudal balistik dan pesawat tanpa awak yang dipersenjatai ke arah tiga kapal komersial di perairan internasional di Selat Bab al-Mandab, Laut Merah, Minggu (3/12/2023). Kapal perusak milik Amerika Serikat kelas Arleigh-Burk, USS Carney, menerima panggilan permintaan bantuan dari tiga kapal komersial itu dan menembak jatuh tiga pesawat tanpa awak milik Houthi tersebut.
Selat Bab al-Mandab adalah selat strategis di jalur pelayaran internasional, penghubung antara Laut Merah dan Teluk Aden. Serangan terhadap kapal-kapal pelayaran di jalur tersebut merupakan eskalasi dalam serangkaian serangan di perairan kawasan Timur Tengah terkait dengan perang Hamas-Israel. Bulan lalu, Houthi juga menyita sebuah kapal kargo.
”Serangan-serangan ini jelas ancaman langsung terhadap perdagangan internasional dan keamanan maritim. Mereka membahayakan nyawa kru internasional yang mewakili banyak negara di dunia,” sebut pernyataan Komando Tengah (CENTCOM) militer Amerika Serikat, Minggu (3/12/2023).
”Kami meyakini serangan-serangan ini meski dilakukan Houthi di Yaman, tetapi di baliknya ada Iran,” lanjut CENTCOM.
Pada hari Minggu, USS Carney mendeteksi rudal balistik yang ditembakkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi ke kapal kargo berbendera Bahama, Unity Explorer. Rudal itu jatuh di dekat kapal.
Tak lama kemudian, USS Carney menembak jatuh pesawat tanpa awak yang sedang menuju ke arah kapal kargo itu. Sekitar 30 menit kemudian, Unity Explorer terkena rudal dan mengalami kerusakan ringan.
Dua kapal komersial lainnya, kapal berbendera Panama Nomor 9 dan Sophie II, juga terkena rudal. Kapal Nomor 9 rusak, tetapi tidak ada korban jiwa. Sementara Sophie II tidak ada kerusakan berarti. USS Carney juga berhasil menembak jatuh pesawat tanpa awak yang sedang menuju ke Sophie II.
Houthi dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan, serangan itu merupakan respons tuntutan rakyat Yaman dan seruan negara-negara Islam untuk mendukung rakyat Palestina.
Houthi dalam pernyataan tertulisnya menyebutkan, serangan itu merupakan respons tuntutan rakyat Yaman dan seruan negara-negara Islam untuk mendukung rakyat Palestina. Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menegaskan, pihaknya akan terus mencegah kapal-kapal Israel mengarungi Laut Merah sampai agresi Israel di Jalur Gaza dihentikan.
Hanya saja, menurut juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, kedua kapal komersial itu tidak ada hubungannya dengan Israel.
Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah pantai Laut Merah di Yaman, sebelumnya juga menembakkan rudal balistik dan pesawat tanpa awak bersenjata ke arah Israel dan sesumbar akan menyerang lebih banyak kapal Israel. Pada pekan lalu, Angkatan Laut AS menerima panggilan darurat dari sebuah kapal tanker komersial yang dikelola Israel di Teluk Aden setelah disita orang-orang bersenjata.
Kapal kargo berbendera Bahama Unity Explorer milik Unity Explorer Ltd dan dikelola Dao Shipping Ltd yang berbasis di London dijadwalkan tiba di Singapura pada 15 Desember 2023. Adapun kapal Nomor 9 yang menuju ke Pelabuhan Suez adalah kapal kontainer milik Number 9 Shipping Ltd dan dikelola Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM) yang berbasis di Newcastle-upon-Tyne, Inggris.
Saree mengidentifikasi, salah satu pemilik Unity Explorer adalah Dan David Ungar yang tinggal di Israel. Ungar adalah putra miliarder pelayaran Israel, Abraham ”Rami” Ungar.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian memperingatkan, jika perang Israel dan Hamas masih saja berlanjut, kawasan regional akan memasuki fase baru. Sebelum situasi menjadi semakin parah, Israel diminta untuk segera menghentikan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak.
Para analis berpendapat, dengan ikut menyerang Israel, Houthi berharap akan bisa meraih dukungan rakyat setelah bertahun-tahun terlibat perang saudara di Yaman. Pada November 2023, Houthi menyita kapal pengangkut kendaraan yang juga terkait dengan Israel di lepas pantai Yaman. Houthi masih menahan kapal itu di dekat kota Pelabuhan Hodeida.
Ganjalan di Laut Merah
Peneliti di Pusat Studi Arab dan Islam di National University Australia, Ian Parmeter, menilai, serangan Houthi di Laut Merah itu sebenarnya hanya upaya menciptakan gangguan saja dan bukan perlawanan strategis terhadap Israel. Houthi juga diyakini tidak akan cukup kuat untuk melawan Israel. Jika kemudian AS terlibat di insiden Laut Merah, hal itu terjadi tidak sengaja karena sasaran mereka bukan kapal AS.
Houthi terbentuk 30 tahun lalu dan mendapatkan dukungan Iran. Merangkul Houthi merupakan bagian dari strategi Iran memperluas pengaruh di kawasan dan melindungi kepentingan mereka.
”Strategi Iran dalam kaitannya dengan perang Gaza tampaknya, pada tahap ini, adalah Iran hanya mau mengganggu saja dan tidak terlalu terlibat mendalam dalam perang di Gaza,” ujar Parmeter.
Iran mendukung Houthi di Yaman, milisi-milisi bersenjata Syiah di Irak, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah, Hezbollah di Lebanon, dan berbagai faksi Palestina. Meski demikian, Teheran secara konsisten menyatakan kelompok-kelompok itu bertindak atas kemauan mereka sendiri, seperti yang dilakukan Hamas pada serangan ke Israel, 7 Oktober 2023.
Al Jazeera, 9 November 2023, menyebutkan, masuknya Houthi ke dalam perang Hamas-Israel bisa menjadi ganjalan bagi Israel yang sudah terlibat dalam pertempuran di perbatasan Lebanon selatan dengan Hezbollah. Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah tidak sepenuhnya melibatkan kelompoknya ke konflik Israel-Hamas. Namun, itu dimungkinkan tergantung dari apa yang dilakukan Israel dan sekutu-sekutunya nanti.
Guru besar di Sekolah Pascasarjana Urusan Publik dan Internasional di Universitas Ottawa, Kanada, Thomas Juneau, kepada Al Jazeera, yakin bahwa Houthi tidak mungkin terlibat sepenuhnya dalam konflik Hamas-Israel, terutama karena alasan jarak mereka yang jauh dari Israel, sekitar 2.000 kilometer.
Jika konflik meningkat menjadi perang regional dan Hezbollah serta kelompok lain yang didukung Iran ikut bergabung semua, Houthi kemungkinan besar juga akan terus meluncurkan rudal dan pesawat tanpa awak yang dipersenjatai ke Israel.
”Jika Houthi menyerang Israel dengan persenjataan mereka sendiri, kemungkinan besar tidak akan melukai Israel. Namun, jika mereka bergabung dengan kelompok-kelompok lain dan menyerang Israel secara bersamaan, pertahanan udara Israel akan kewalahan. Perang multifront seperti ini adalah skenario mimpi buruk bagi Israel,” kata Juneau.
Dengan menembakkan rudal dan pesawat tanpa awak bersenjata ke Israel, Houthi setidaknya mengirimkan pesan dukungan kepada Hamas dan memberi sinyal kepada Israel bahwa mereka sekarang bisa mencapai Israel dengan lebih mudah, lewat laut. Dan, Houthi tidak akan ragu memanfaatkan kemampuannya ini pada masa depan.
Wilayah perairan Laut Merah menjadi lokasi mereka untuk melancarkan gangguan karena Laut Merah memiliki peran penting dalam perekonomian global. Laut Merah membentang sepanjang 2.250 kilometer dari Terusan Suez di utara hingga Teluk Aden di selatan. Jalur perdagangan ini makin penting dengan dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869. (REUTERS/AFP/AP)