Mesin AI Generatif Amazon Bisa Cegah Informasi Sesat dan Ujaran Kebencian
Bagaimana jika ada mesin AI generatif bisa dimodifikasi sehingga mampu menyeleksi data yang akan diolahnya?
Oleh
ANTONIUS TOMY TRINUGROHO, DARI LAS VEGAS, AS
·2 menit baca
Istilah generative AI begitu populer pada tahun ini setelah perusahaan rintisan (start up) OpenAI meluncurkan ChatGPT menjelang akhir tahun 2022. Perusahaan raksasa Microsoft selaku investor penting di OpenAI kian tenar berkat kesuksesan ChatGPT, chatbot yang menerapkan generative AI, teknologi terbaru kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Berbeda dengan teknologi AI sebelumnya yang sekadar menganalisis dan mengklasifikasi data, generative AI atau AI generatif mampu menciptakan sesuatu yang baru. Hal baru itu bisa berupa teks, gambar, suara, atau data ciptaan anyar lainnya. Dengan demikian, AI generatif merupakan terobosan yang memberikan tantangan bagi manusia: kreativitas atau penciptaan hal baru ternyata tak hanya milik manusia, tetapi juga mesin.
Korporasi raksasa penyedia layanan cloud, Amazon Web Service (AWS), ikut terlibat dalam persaingan pengembangan AI generatif. Berpenghasilan 80 miliar dollar AS atau setara Rp 1.200 triliun pada tahun lalu, AWS berusaha keras untuk mengembangkan AI generatif yang diklaimnya lebih unggul ketimbang produk pesaingnya.
Keunggulan itu disebut oleh Amazon, antara lain, berupa AI generatif yang aman karena memberi ruang bagi perusahaan penggunanya untuk menyaring data yang akan diolah. ”Kami mengumumkan peluncuran Guardrails for Amazon Bedrock. Ini adalah kemampuan baru yang membantu Anda dengan mudah melindungi aplikasi AI generatif Anda,” ujar CEO AWS Adam Selipsky di Las Vegas, Amerika Serikat, Selasa (28/11/2023) pagi waktu setempat atau Selasa malam WIB.
Pengumuman peluncuran Guardrails disampaikan Selipsky dalam hajatan akbar AWS re:Invent di Las Vegas. Dalam pemaparannya itu, Selipsky mengklaim peserta AWS re:Invent mencapai lebih dari 10.000 orang, bahkan menyentuh 50.000 orang. Di luar mereka, masih ratusan ribu orang yang menyaksikan penampilannya melalui video streaming di media sosial.
AWS re:Invent dihadiri perwakilan pengguna produk AWS, mitra, dan ahli teknologi infromatika dari bebagai penjuru dunia. Mereka membahas isu mutakhir TI dan mendengarkan pemaparan petinggi berbagai perusahaan teknologi.
Isu ”data sampah” memang krusial dalam AI generatif. Mesin ini mencari dan mengumpulkan data untuk dipelajari dari internet. Maka, ada risiko cukup besar, mesin AI generatif menggunakan data yang salah, kata-kata kasar dan kotor, atau keterangan menyesatkan untuk menghasilkan karya kreatif.
Ada risiko cukup besar, mesin AI generatif menggunakan data yang salah, kata-kata kasar dan kotor, atau keterangan menyesatkan untuk menghasilkan karya kreatif.
Di tengah masa kampanye politik, bukan tak mungkin keterangan keliru atau menyesatkan di media sosial dijadikan masukan oleh mesin AI generatif.
Menurut Selipsky, layanan baru Guardrails penting bagi para pelanggan agar bisa memberikan batasan data yang aman sesuai penilaian mereka. ”Sebagai contoh, bank dapat memodifikasi pemberi saran secara daring(bagi nasabah) agar tidak memberikan nasihat investasi,” kata Selipsky.
”Selain itu, untuk mencegah konten tidak pantas, situs marketplace dapat memastikan bahwa mesin pemberi saran tidak menggunakan perkataan yang mendorong kebencian atau penghinaan,” ujar Selipsky.
Mesin AI generatif itu merupakan bagian dari layanan cloud yang ditawarkan AWS. Selain AWS, pemain besar penyedia jasa cloud ialah Microsoft Azure.
Pendiri dan analis utama theCUBE Research, Dave Vellante, menyebut persaingan dalam pembuatan AI terletak pada data yang diolah. ”Perlombaan sesungguhnya dalam AI adalah datanya. Kualitas data akan menentukan kualitas AI Anda,” ujarnya, seperti dikutip media siliconANGLE, edisi Selasa.