Pusaran Konflik Israel-Palestina Seret Dunia dalam Situasi Rumit
Konflik Israel - Hamas menyeret situasi sulit. Houthi menahan kapal Galaxy Leader, milik salah satu orang terkaya Israel.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
AP PHOTO/KRISTIJAN BRACUN
Kapal kargo Galaxy Leader saat berlabuh di Koper, Slovenia. Foto diambil pada 16 September 2008. Kapal tersebut ditahan oleh Houthi saat berlayar di Laut Merah pada Minggu (19/11/2023). Saat ini 25 awaknya disandera Houthi.
Ketika kecamuk perang di Gaza tak kunjung surut, dunia dikejutkan dengan berita tentang penahanan kapal Galaxy Leader. Kapal kargo pengangkut kendaraan itu ditahan oleh kelompok Houthi saat melintas di Selat Bab al-Mandeb, Laut Merah, Minggu (19/11/2023). Kelompok yang kini mengontrol Yaman itu juga menyandera setidaknya 25 awak Galaxy Leader. Mereka, antara lain, berasal dari Filipina, Bulgaria, Romania, Ukraina, dan Meksiko.
Alasan Houthi menahan Galaxy Leader karena kapal berbendera Bahama dan dioperasikan Nippon Yusen, perusahaan Jepang, itu dimiliki oleh Ray Car Carriers. Ray Car Carriers adalah perusahaan yang didirikan Abraham Ungar, salah satu orang terkaya di Israel. Pekan lalu, Houthi—yang turut mendukung Hamas dalam konflik di Palestina—mengatakan, mereka akan menargetkan semua yang terkait Israel, termasuk kapal-kapal Israel yang beroperasi di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandeb.
Sebelumnya, Houthi menembakkan rudal jauh ke arah Israel. Houthi juga mengirim drone untuk menyerang Israel. Serangan tersebut merupakan wujud solidaritas Houthi kepada Hamas yang kini bertempur melawan Israel di Gaza.
AFP/MOHAMMED HUWAIS
Tentara Houthi berdiri di atas kendaraan pengangkut rudal saat parade militer memperingati sembilan tahun pengambilalihan Sanaa pada Kamis (21/9/2023).
AFP/MOHAMMED HUWAIS
Warga Yaman membawa bendera Palestina dan plakat berisi dukungan pada Palestina saat unjuk rasa untuk menyatakan dukungan pada warga Palestina. Foto diambil pada Jumat (10/11/2023).
Meskipun tidak ada warganya yang menjadi awak Galaxy Leader, kini Jepang tengah mengupayakan pembebasan. Tokyo membentuk tim khusus untuk menangani pembebasan tersebut. ”Kami mengecam keras penahanan seperti itu,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno di Tokyo, Senin (20/11).
Amerika Serikat juga dikabarkan tengah memantau insiden tersebut. Meski menegaskan tidak ada warganya dalam kapal itu, Israel memandang penahanan tersebut merupakan ”kepanjangan” dari campur tangan Iran. Sebagai catatan, selama ini Iran disebut-sebut merupakan penyokong utama Houthi. Insiden tersebut, menurut Tel Aviv, berdampak pada keamanan maritim internasional.
Dampak konflik
Dituding Israel berada ”di balik” penahanan itu, Iran dengan tegas menolaknya. ”Kami telah berulang kali mengumumkan bahwa kelompok perlawanan di kawasan mewakili negaranya dan mengambil keputusan serta bertindak berdasarkan kepentingan negaranya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, Senin (20/11). ”Tuduhan Israel tidak valid,” tegasnya.
AFP
Warga Iran mengikuti aksi solidaritas mereka terhadap Palestina di Teheran, Iran setelah militan Hamas melancarkan serangan mematikan melalui udara, darat, dan laut ke Israel dari Jalur Gaza, Sabtu (7/10/2023).
Sebelumnya, secara tidak langsung, Iran berpendapat meningkatnya intensitas perang Israel-Hamas berpotensi memperluas konflik. Hal itu, sebagaimana dikemukakan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian kepada kantor berita MEHR, tidak dapat dihindari.
Hal senada diungkapkan Raja Jordania Abdullah II. Oleh karena itu, saat menerima Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen di Amman, Abdullah menekankan kembali perlunya gencatan senjata di Gaza. Sebagaimana diberitakan kantor berita Turki Anadolu, Abdullah mengatakan, perang di Gaza serta pelanggaran di Tepi Barat dan Jerusalem akan menyebabkan ledakan situasi di seluruh kawasan.
Menanggapi Abdullah, Von der Leyen menegaskan, pihaknya juga mengecam keras kekerasan yang terjadi di Gaza dan Israel. ”Kami sepakat, siklus kekerasan perlu diputus,” kata Von der Leyen. ”Dan, solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian,” katanya.
AFP/JUSTIN TALLIS
Para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam protes di dalam stasiun Charing Cross setelah 'London Rally For Palestine', di pusat kota London, Inggris, Sabtu (4/11/2023). Mereka menyerukan gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan Hamas.
Sejauh ini perang Israel-Hamas telah menewaskan lebih dari 13.000 orang di pihak Palestina dan 1.200 orang di pihak Israel. Tak hanya itu, serangan balasan Israel atas Hamas telah menyebabkan apartemen, rumah sakit, sekolah, gereja, dan masjid di Gaza hancur. Blokade Israel juga menyebabkan pasokan bahan bakar, listrik, bahan makanan, air, dan obat-obatan ke Gaza tersendat, bahkan terputus.
Hingga saat ini, Tel Aviv masih enggan menanggapi seruan adanya gencatan senjata. ”Kami hanya akan menyetujui gencatan senjata sementara sebagai imbalan atas pembebasan warga kami yang disandera,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sabtu lalu.
Dalam serangan 7 Oktober 2023, selain menewaskan ribuan warga Israel, Hamas juga menyandera setidaknya 240 orang. Selain warga Israel, di antara mereka ada pula warga dari negara lain, seperti Thailand dan Nepal.
Sebagaimana dikhawatirkan Raja Abdullah, persoalan itu harus segera diselesaikan. Jika tidak, konflik Israel-Palestina akan terus menyeret dunia pada situasi sulit.