PBNU: R20 Diharapkan Dapat Suarakan Penghentian Kekerasan di Gaza
R20 yang akan digelar pekan depan diharapkan dapat mendorong para tokoh agama menyuarakan gencatan senjata untuk akhiri kekerasan di Gaza. Perang di Gaza menunjukkan konflik fundamental masih terjadi sampai sekarang.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
KOMPAS/HIDAYAT SALAM
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf saat memberikan keterangan pers seusai Road to R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA), di Jakarta, Selasa (21/11/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Pergelaran G20 Religion Forum atau R20 International Summit of Religious Authorities yang digagas oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama diharapkan dapat menggerakkan para aktor global dan tokoh-tokoh agama untuk menyuarakan gencatan senjata dan mengakhiri kekerasan di Gaza, Palestina. Pertemuan para anggota R20 juga menjadi momentum kerja sama menyelesaikan masalah konflik untuk kehidupan di dunia yang lebih damai.
Dalam acara Road to R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA), di Jakarta, Selasa (21/11/2023), Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, forum R20 ISORA yang akan digelar pada 27 November 2023 di Jakarta akan lebih fokus pada peletakan pengaruh pemuka agama terhadap para pemangku kebijakan dan komunitas di sekitarnya. Gagasan utama yang akan dibahas mengenai masalah konflik fundamental yang masih terjadi sampai sekarang yang bahkan semakin parah di Timur Tengah, yakni konflik Israel-Palestina.
Oleh karena itu, forum itu akan mendorong masing-masing pihak agar segera menghentikan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Gus Yahya berpandangan, konflik yang terjadi itu disebabkan melemahnya tatanan internasional yang seharusnya menjadi aturan internasional dan disepakati negara-negara.
”Kegiatan ini diharapkan dapat menggerakkan para aktor global dan tokoh-tokoh agama untuk menyuarakan gencatan senjata di Palestina,” ujar Gus Yahya.
Menurut Gus Yahya, konflik dan peperangan saat ini bukan menjadi masalah pada satu kelompok saja, melainkan sudah menjadi masalah bagi kemanusiaan. ”Jika kemanusiaan tidak bisa menyelesaikan masalah Palestina, kemanusiaan itu gagal pada dirinya sendiri,” katanya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf saat menggelar konferensi pers sikap PBNU terkait situasi politik terkini di Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Gus Yahya berharap kegiatan R20 dapat berjalan secara berkelanjutan dan membangun kerja sama menyelesaikan konflik dan berjuang untuk kehidupan internasional yang lebih damai dan harmonis. Selain itu, hasil R20 ISORA ini juga harapannya tidak hanya sebagai pernyataan bersama, tetapi kesepakatan bertindak dalam jangkauan masing-masing untuk memengaruhi para pemangku kebijakan.
”Kita tidak boleh berhenti bertindak sampai menemukan solusi untuk masalah saudara-saudara kita di Palestina dan seluruh orang yang menghadapi masalah yang sama,” ujarnya.
Gus Yahya berharap kegiatan R20 dapat berjalan secara berkelanjutan dan membangun kerja sama menyelesaikan konflik dan berjuang untuk kehidupan internasional yang lebih damai.
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair SM Alshun mengatakan, orang-orang masih tidak akan percaya dengan apa yang terjadi di Gaza pada hari-hari ini. Menurut dia, apa yang telah dilakukan oleh Israel termasuk ke dalam genosida. ”Orang-orang dibunuh sampai hari demi hari. Kita berharap ini sudah yang terakhir,” ujarnya.
Palestina, lanjutnya, akan terus berjuang sampai meraih kemerdekaan. Palestina bercita-cita mendirikan negara merdeka di atas wilayah perbatasan tahun 1967, dengan Jerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Walaupun situasi di Gaza saat ini sulit, kata Alshun, warga Palestina harus terus berjuang untuk meraih kemerdekaan dan menjadi negara yang merdeka seperti negara-negara lainnya. ”Kita butuh perdamaian yang sesungguhnya,” kata Alshun.
DOKUMENTASI PBNU
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair SM Alshun saat acara Road to R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA), di Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Gagasan penting
Ketua PBNU yang juga anggota Dewan Pengarah R20 ISORA, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan, kegiatan ini mengangkat tema ”Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan”. Gagasan ini penting karena untuk mencapai perdamaian sesungguhnya diperlukan taat pada aturan internasional.
”Masalah kekerasan di Gaza, Palestina, menjadi pembahasan dengan porsi yang besar dari kegiatan R20 ISORA. Namun, PBNU tetap tidak mau masalah Palestina yang terjebak hanya pada polarisasi. PBNU ingin mengembalikan masalah Palestina pada masalah pokok, yakni ketidakadilan dan kekerasan. Kemerdekaan Palestina adalah yang utama,” tuturnya.
Acara R20 International Summit of Religious Authorities atau R20 ISORA akan diselenggarakan pada Senin (27/11/2023) di Jakarta. Menurut rencana, kegiatan tersebut akan diikuti 150 partisipan dengan 40 orang di antaranya berasal dari luar negeri. Kegiatan ini akan dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Terdapat empat narasumber kunci yang dihadirkan baik secara daring maupun luring, yakni Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad al-Thayyeb, dan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syekh Mohammed bin Abdul Karim al-Issa. Adapun Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres masih dalam konfirmasi.