Dalam serangan balasan Israel ke Jalur Gaza, belasan ribu warga sipil tewas. Di antaranya termasuk puluhan jurnalis yang bekerja melaporkan situasi krisis Gaza.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
AFP/BASHAR TALEB
Keluarga dan rekan kerja dua jurnalis Palestina, Hasouna Slim dan Sari Mansoor, berduka dalam pemakaman keduanya, 19 November 2023 di Deir al-Balah, Gaza Selatan. Para jurnalis itu tewas dalam serangan Israel.
GAZA, SELASA — Serangan Israel di Gaza dan Lebanon tidak hanya menyasar orang-orang yang disebut Tel Aviv sebagai anggota kelompok militan. Jurnalis pun tewas dan cedera akibat serangan Israel dalam 1,5 bulan terakhir.
Dalam pernyataan pada Senin (20/11/2023) malam waktu Gaza atau Selasa dini hari WIB, Committee to Protect Journalist (CPJ) menyebut sudah 50 jurnalis dan pekerja media tewas di Gaza. Mengutip Agence France Press dan Reuters, militer Israel (IDF) memang mengaku tidak akan menjamin keselamatan jurnalis di Gaza.
Sementara dalam laporan pada Selasa (21/11/2023), Reuters mengungkap soal jurnalis yang diduga kuat sengaja disasar IDF. Salah satu korbannya adalah Yasser Qudih. Rumahnya jadi sasaran serangan udara Israel pada 13 November 2023 pukul 19.50 waktu setempat. Ia baru sejam tiba kala rumahnya diserang.
Serangan terjadi lima hari setelah Honest Reporting, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Israel, memasukkan Qudih dalam daftar jurnalis yang disebut tahu rencana serangan Hamas. Menurut Honest Reporting, sejumlah jurnalis dan media mendapat informasi sebelum Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023.
Daftar itu dikeluarkan Honest Reporting pada 8 November 2023. Pada 10 November 2023, LSM itu mengaku tidak punya dasar dan bukti untuk mendukung tuduhan terhadap Reuters, CNN, Associated Press, dan The New York Times. Tidak ada pernyataan lanjutan apakah LSM itu juga punya bukti untuk mendukung tuduhannya terhadap sejumlah jurnalis dan media lain.
Hal yang jelas, sebagian jurnalis dalam daftar itu diserang Israel. Meski selamat, Qudih salah satu korban serangan itu. Ia kehilangan delapan anggota keluarganya.
Reuters tidak menyebut siapa yang menyerang rumah Qudih. IDF juga menyangkal menyerang rumah Qudih. IDF berdalih sedang sibuk memburu Hamas.
KOMPAS
Korban perang Israel-Hamas terus bertambah tiap hitungan jam. Kantor media pemerintah di Gaza merilis, hingga 16 November 2023, jumlah korban tewas mencapai 11.697 orang, termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 perempuan. Selain itu, jumlah korban luka mencapai 29.800 orang dengan 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Dalam laporan yang diperbarui secara berkala, kantor berita Al Jazeera menghitung bahwa 15 orang termasuk 6 anak, meninggal di Gaza setiap jam.
Sebelum serangan itu, para pejabat Israel secara terbuka menyebut akan memburu orang-orang yang ada di daftar Honest Reporting. Anggota Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, menyarankan, para jurnalis harus diburu. Adapun Wakil Tetap Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa Danny Danon menyatakan, para jurnalis ”harus dihilangkan”.
Di media sosial, Kantor Perdana Menteri Israel menyebut para jurnalis sebagai pembantu kejahatan terhadap kemanusiaan. Para jurnalis disebut tidak menerapkan etika jurnalistik.
Pemimpin Honest Reporting Gil Hoffman mengaku terkejut dengan pernyataan-pernyataan itu. Ia malah balik menuding Kantor PM Israel bertindak tidak didasarkan pada fakta. (REUTERS/AFP)