Presiden Apresiasi Rencana Kilang Petrokimia Hijau Exxon Tercanggih di Asia
Menerima Chairman ExxonMobil Corporation Darren Woods di San Francisco, AS, Presiden Jokowi apresiasi rencana pembangunan kilang petrokimia hijau. Fasilitas itu nantinya jadi yang terbesar dan tercanggih di Asia.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo dalam lawatannya di San Francisco, Amerika Serikat, menerima kunjungan Chairman ExxonMobil Corporation Darren Woods. Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengapresiasi rencana kerja sama pembangunan kilang petrokimia hijau dan carbon capture storage senilai 15 miliar dollar AS.
”Saya apresiasi rencana kerja sama untuk pembangunan kilang petrokimia hijau dan carbon capture storage dengan nilai mencapai 15 miliar dollar AS,” kata Presiden Jokowi kepada Darren Woods dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Four Seasons, San Francisco, Rabu (15/11/2023) waktu setempat.
Presiden Jokowi juga menyampaikan pihaknya senang fasilitas carbon capture storage (CCS) itu menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan merupakan salah satu kompleks petrokimia tercanggih di dunia. ”Saya senang mendengar bahwa fasilitas CCS akan jadi terbesar di Asia Tenggara dan kompleks petrokimia Exxon akan jadi salah satu yang tercanggih di dunia,” katanya.
Saya senang mendengar bahwa fasilitas CCS akan jadi terbesar di Asia Tenggara dan kompleks petrokimia Exxon akan jadi salah satu yang tercanggih di dunia.
Secara terpisah, saat menyampaikan keterangan seusai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan perihal dua hal yang dibahas pada pembicaraan tersebut, yaitu rencana pembangunan kilang petrokimia hijau dan pembangunan fasilitas CCS.
”Untuk kilang petrokimia hijau, kalau kerja sama ini dapat dilakukan, akan menjadi salah satu yang tercanggih di dunia. Plus, nanti untuk fasilitas CCS ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara,” kata Retno.
Ia mengatakan, proyek ini sedang dibahas. Apabila proyek ini dapat dilakukan, nilai investasinya sekitar 15 miliar dollar AS. ”Jadi, Bapak Presiden (Jokowi) dan ExxonMobil tadi membahas mengenai isu itu,” katanya.
Investasi energi terbarukan
Lebih lanjut Retno menuturkan, dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi juga mengundang ExxonMobil untuk berinvestasi di bidang energi baru dan terbarukan. ExxonMobil juga diundang untuk berinvestasi pada pembangunan infrastruktur hijau, termasuk di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Masih di Hotel Four Seasons, Rabu, Presiden Jokowi juga menghadiri ABAC ASEAN Caucus Day. Pada kesempatan itu, Kepala Negara menuturkan, ASEAN merupakan salah satu kawasan strategis yang memiilki modal kuat untuk menjadi pusat dari pertumbuhan dunia.
Dan juga stabilitas kawasan yang selalu terjaga, ini juga sebuah kekuatan. Inilah aset penting yang memungkinkan suara ASEAN dapat didengar lebih keras di berbagai forum, termasuk di APEC.
ASEAN juga memiliki sejumlah kekuatan yang menjadi aset penting, seperti pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia dan demografi usia muda yang besar.
“Dan juga stabilitas kawasan yang selalu terjaga, ini juga sebuah kekuatan. Inilah aset penting yang memungkinkan suara ASEAN dapat didengar lebih keras di berbagai forum, termasuk di APEC,” kata Presiden dalam sambutannya pada acara tersebut.
Presiden Jokowi pun menyambut baik terbentuknya ASEAN Caucus untuk memperkuat sentralitas ASEAN dalam APEC Business Advisory Council (ABAC). ”Saya harap melalui forum ini kemitraan pemerintah dan bisnis dapat menjadi makin sinergis,” katanya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan pandangannya terhadap sejumlah bidang yang dapat menjadi fokus ASEAN Caucus. Pertama, di bidang percepatan transisi energi, ASEAN telah sepakat untuk menjadi global hub industri kendaraan listrik.
”Kaukus ASEAN dapat menjadi bagian penting untuk memperkuat inisiatif ini. Di sisi lain, transisi energi juga membutuhkan dukungan investasi, dukungan teknologi di mana prakarsa Indo-Pacific Impact Fund itu dapat memiliki peran yang signifikan,” ujarnya.
Fokus kedua adalah pencapaian netralitas karbon. Presiden menyampaikan bahwa perekonomian harus tetap berkembang seiring dengan komitmen ASEAN untuk turut menjaga lingkungan.
”ASEAN juga telah menyepakati strategy for carbon netrality. Indonesia juga menargetkan net zero pada 2060 di mana pencapaian target tersebut butuh kerja sama konkret, khususnya di sektor pemerintah dan bisnis yang dapat dijembatani oleh ASEAN Caucus,” ujarnya.
Fokus terakhir, Kepala Negara mendorong peran aktif ASEAN Caucus dalam mendukung komitmen ASEAN untuk mempercepat implementasi pembayaran digital batas melalui kerja sama lembaga-lembaga keuangan. ”Saya yakin Kaukus ASEAN dapat berperan dalam inisiatif ini,” kata Presiden Jokowi.
Menlu Retno mengatakan, pendirian ASEAN Caucus diinisiasi oleh Indonesia selama keketuaan Indonesia di ASEAN. Memang di-drive (dihela) oleh ABAC dari Indonesia,” ujarnya.
ASEAN Caucus ini pendiriannya diinisiasi oleh Indonesia selama keketuaan Indonesia di ASEAN. Memang di-drive oleh ABAC dari Indonesia.
Retno menuturkan, penyampaian Presiden Jokowi kepada seluruh anggota untuk terus bersinergi dan berkolaborasi untuk menjaga kepentingan ASEAN di APEC dan mendukung terwujudnya ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia tersebut sejalan dengan salah satu subtema dari keketuaan Indonesia di ASEAN, yaitu ”ASEAN as Epicentrum of Growth”.
Selain Retno, turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.