Butuh perundingan teknis dan lama untuk menerapkan kerja sama AS-Indonesia agar terwujud dan dirasakan manfaat nyatanya.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Relasi Indonesia-Amerika Serikat memasuki babak baru mulai Selasa (14/11/2023). Jakarta-Washington sepakat meningkatkan status kemitraan menjadi strategis komprehensif.
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden AS Joe Biden menyepakati status baru itu di Gedung Putih. Indonesia-AS, antara lain, akan bekerja sama soal semikonduktor, pariwisata, energi terbarukan, penangkapan karbon, hingga pengelolaan sampah.
Di sektor pertahanan keamanan, ada kerja sama soal maritim hingga pemberantasan terorisme. Ada juga kerja sama untuk restorasi Museum Nasional Indonesia yang terbakar beberapa waktu lalu.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, kemitraan baru itu akan menjadi fondasi penguatan kerja sama Indonesia-AS. Kerja sama terutama di bidang ekonomi.
Indonesia-AS, menurut Retno, antara lain, menyepakati kerja sama soal mineral penting. Merujuk pada daftar mineral penting dari Departemen Energi AS, Indonesia, antara lain, punya nikel, tembaga, aluminium, dan kobalt. Badan Survei Geologi AS (USGS) rutin memantau produksi aneka bahan tambang itu di Indonesia.
Indonesia-AS akan membuat kerangka kerja pembentukan perjanjian kerja sama mineral kritis (CMA) dengan AS. ”Jika CMA sudah dimiliki, maka Indonesia akan dapat menjadi pemasok kebutuhan baterai EV (kendaraan listrik) di Amerika Serikat, secara berkesinambungan, untuk jangka panjang,” kata Retno.
Barang lama
Pakar politik luar negeri pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siswanto mengatakan, nyaris tidak ada hal baru dalam status baru kemitraan Indonesia-AS. ”Ini seperti barang lama diberi nama baru. Hampir semua kerja sama itu sudah dilakukan selama ini,” ujarnya.
Hal relatif baru dalam kemitraan itu adalah soal mineral penting. Akan tetapi, merujuk istilah yang dipakai AS-Indonesia soal isu itu, kerja sama tersebut masih akan sangat lama terwujud.
”Kerja sama itu cenderung tawaran Indonesia untuk tetap menarik AS. Tidak dapat dimungkiri, dalam 9 tahun terakhir, Indonesia tidak dianggap prioritas oleh AS. Jakarta tetap dianggap penting, hanya saja bukan yang utama,” tuturnya.
Indonesia, menurut Siswanto, berusaha menunjukkan keseimbangan hubungan dengan AS dan China. Hal itu tidak lepas dari persepsi Indonesia terlalu dekat ke China.
”Dalam hampir dua periode pemerintahan ini, AS menganggap Indonesia tidak sesuai dengan kepentingannya. Persepsi itu karena kebijakan Indonesia yang memang lebih ke timur (China),” tuturnya.
Ia mengatakan, tantangan dari bentuk baru kerja sama itu adalah penerapannya. Dibutuhkan banyak perundingan teknis dan lama untuk menerapkan kerja sama itu menjadi wujud yang dapat dirasakan manfaat nyatanya.
Perkembangan Gaza
Pembicaraan Jokowi-Biden, antara lain, soal perang Gaza. Jokowi mengajak Biden menghentikan kekejaman dan kekerasan di Gaza. ”Hal ini merupakan sebuah hal yang sangat menyakitkan bagi umat manusia,” ujarnya.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih disebutkan, Jokowi-Biden bertukar pandangan soal Gaza. Mereka menyampaikan posisi masing-masing negara pada isu itu.
Jokowi juga menyampaikan hasil Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Resolusi dari KTT akhir pekan lalu itu, menurut Retno, amat keras dan kuat. Jokowi-Biden disebut setuju semua pihak harus bekerja sama untuk Solusi Dua Negara dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Sementara dari Tel Aviv dilaporkan, para keluarga sandera Hamas berunjuk rasa. Mereka menuntut pemerintahan Benjamin Netanyahu memprioritaskan keamanan dan pembebasan sandera.
Dalam serbuan pada 7 Oktober 2023, Hamas membawa lalu menyandera lebih dari 200 orang. Para sandera merupakan warga Israel dan berbagai negara lain.
Hamas, Senin (13/11/2023), menawarkan gencatan senjata lima hari sebagai ganti pembebasan 70 sandera. Hamas juga meminta pembebasan sebagian warga Palestina yang ditahan di berbagai penjara Israel. ”Gencatan senjata harus mencakup gencatan senjata sepenuhnya dan memungkinkan bantuan dan bantuan kemanusiaan di mana pun di Jalur Gaza,” kata Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al Qassam yang merupakan sayap militer Hamas. (AFP/REUTERS)