PMI Segera Kirim Bantuan Senilai Rp 2,9 Miliar ke Gaza
Selain berupa bantuan alat medis, PMI juga berencana mengirimkan bantuan berupa alat penjernih air dengan kapasitas produksi air minum 1.500-2.000 liter air per jam. PMI juga membuka rekening bantuan kemanusiaan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Palang Merah Indonesia atau PMI segera mengirimkan bantuan untuk masyarakat di Gaza, Palestina, berupa peralatan medis senilai Rp 2,9 miliar. Bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, bantuan PMI direncanakan diberangkatkan secepatnya.
Dalam keterangan pers tertulis pada Minggu (29/10/2023), Sekretaris Jenderal PMI AM Fachir mengatakan, bantuan dikirim sesuai instruksi Ketua Umum PMI Jusuf Kalla. Bantuan PMI tersebut terkait dengan konflik di Jalur Gaza yang terjadi sejak 7 Oktober 2023.
”Pada tahap pertama ada 10 item bantuan yang dikirimkan, antara lain oxygen concerator, tabung oksigen, masker N95, masker respirator, sarung tangan lateks, apron, baby kit, hygiene kit, kantong mayat infeksius dan genset,” ujar AM Fachir.
PMI berharap proses pemberian bantuan ini akan berjalan dengan baik melalui koordinasi lintas sektor. Di laman media sosial, Jusuf Kalla menyebut bantuan PMI direncanakan diberangkatkan melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa (31/10/2023), bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri.
Pada Kamis (26/10/2023), Jusuf Kalla juga bertemu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Seri Perdana, Putrajaya, Kuala Lumpur. ”Kami membincangkan perkembangan terkait isu Palestina yang juga menjadi perhatian dan sangat mengesankan Bapak Jusuf Kalla,” ujar Anwar Ibrahim di akun media sosialnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Indonesia bersama negara-negara lain tengah memperjuangkan agar bantuan-bantuan dari banyak negara dapat segera disalurkan ke Gaza. Bantuan yang telah dihimpun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan masyarakat dunia sempat tertahan di Rafah, Mesir, satu-satunya jalur distribusi untuk masuk ke jalur Gaza.
Indonesia sepakat bahwa tindakan penyerangan yang dilakukan Israel sudah melebihi tindakan membela diri dan harus segara dihentikan. ”Secara umum kita juga menyerukan supaya kiriman itu, yang datang banyak, terutama melalui Kairo, Mesir, supaya tidak ada hambatan,” ujar Wapres di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Rabu (25/10/2023).
Menurut Wapres Amin, bantuan sudah banyak ditujukan bagi Palestina. Namun, bantuan tersebut tidak leluasa masuk ke Gaza. Kalaupun diperbolehkan, bantuan yang masuk hanya dalam jumlah sedikit. Wapres menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia pasti akan membantu warga Palestina sebagai wujud dari rasa kemanusiaan yang sudah menjadi komitmen seluruh bangsa.
Wujud bantuan yang akan disalurkan cukup beragam. Wapres bahkan menyebut adanya kiriman bantuan berupa kain kafan bagi warga yang meninggal. Selain itu, bantuan juga berupa kebutuhan pangan. ”Saya lihat yang paling dibutuhkan makanan, ya, karena mereka tidak bisa bekerja,” ujar Wapres.
Hingga Minggu (29/10/2023), Israel terus mengintensifkan serangannya di Gaza. Israel juga mengeluarkan peringatan bahwa perang dengan Hamas ini akan berlangsung lama dan sulit. PBB menyebut bahwa ribuan warga sipil terancam akan meninggal di Gaza ketika Israel mengumumkan perang telah memasuki ”tahap kedua”. Sejak Jumat (27/10/2023), Israel memulai serangan darat ke Jalur Gaza dengan skala lebih besar.
Israel melancarkan pengeboman besar-besaran setelah Hamas menyerbu perbatasan Gaza pada 7 Oktober lalu. Pejabat Israel menyebut serangan ini menewaskan 1.400 orang yang sebagian besar merupakan warga sipil dan 230 orang disandera Hamas. Otoritas kesehatan di Gaza menyebut gempuran Israel hingga Sabtu (29/10/2023) telah menewaskan 8.000 orang yang separuh di antaranya merupakan anak-anak.
Setelah pemadaman lebih dari 24 jam, jaringan komunikasi secara bertahap telah dipulihkan di Gaza pada hari Minggu. Ribuan bangunan juga telah diratakan di wilayah yang berpenduduk 2,4 juta orang. Lebih dari separuh penduduk mengungsi ketika Israel memberlakukan pengepungan total.
Presiden Komite Palang Merah Internasional Mirjana Spoljaric menyuarakan rasa keterkejutannya atas konflik yang disebutnya sebagai ”tingkat penderitaan manusia yang tidak dapat ditoleransi.” Mirjana mendesak semua pihak untuk mengurangi eskalasi konflik. ”Ini adalah kegagalan besar yang tidak boleh ditoleransi oleh dunia,” ujarnya pada Sabtu (28/10/2023). (AFP)