China Meminta Israel Lindungi Warga Sipil Palestina
China mendesak Israel menghentikan serangan ke Gaza dan mengutamakan keselamatan warga sipil. Jika tidak, bencana kemanusiaan yang lebih parah tidak akan bisa dihindari.
Oleh
LUKI AULIA dari BEIJING, CHINA
·5 menit baca
BEIJING, KOMPAS — Semua negara mempunyai hak untuk membela diri. Akan tetapi, setiap negara juga harus melindungi keselamatan warga sipil dan mematuhi hukum internasional.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan itu ketika menelepon Menlu Israel Eli Cohen, Senin (23/10/2023). ”Israel perlu mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi keselamatan warga negara dan institusi China di Timur Tengah. Tugas paling mendesak saat ini adalah mendesak agar situasi tidak memburuk dan mengarah pada bencana kemanusiaan yang lebih serius,” kata Wang.
Telepon itu merupakan komunikasi pertama China-Israel sejak perang kembali meletus di Gaza. Wang menelepon Cohen lebih dari sepekan sejak Wang mengatakan serangan balasan Israel sudah melampaui batas pembelaan diri. Dia menyerukan agar Israel menghentikan serangannya terhadap Gaza.
China sangat prihatin dengan eskalasi konflik yang masih berlangsung sampai saat ini. China masih dalam posisi bersimpati kepada Palestina dan mendukung solusi dua negara. China berharap masalah Palestina akan diselesaikan dengan cara yang komprehensif dan adil.
Wang juga menelepon Menlu Palestina Riyad al-Maliki. Ia kembali menegaskan simpati China pada Palestina dan khususnya warga Gaza. Warga Gaza kini sangat membutuhkan adalah keamanan, makanan, dan obat-obatan. Gaza juga membutuhkan upaya bina damai dan penghentian perang.
Warga Gaza, menurut Wang, tidak butuh perang, senjata, dan amunisi. ”China akan selalu mendorong gencatan senjata, mengakhiri kekerasan, dan menyerukan kembalinya perdamaian,” kata Wang.
Utusan China untuk Timur Tengah, Zhai Jun, saat ini masih berkunjung ke Timur Tengah untuk membantu meredakan perang. Ketika berbicara dalam KTT Perdamaian yang diadakan di Mesir, Sabtu lalu, Zhai menyerukan agar segera dilakukan gencatan senjata dan pertempuran diakhiri secepat mungkin.
Sampai sejauh ini, Zhai sudah berkunjung ke Qatar,
yang menjadi tuan rumah kantor politik Hamas dan Uni Emirat Arab. China menyerukan diadakannya konferensi perdamaian internasional yang lebih otoritatif, luas, dan efektif.
Posisi negara
Sementara Amerika Serikat berharap hubungan China dengan Iran yang mendukung Hamas akan bisa membantu meredakan konflik Israel-Hamas. Harapan itu terutama setelah China menjadi perantara antara Iran dan musuh lamanya, Arab Saudi. China akan dengan tegas mendukung resolusi apa pun selama kondusif bagi perdamaian.
China, bersama Rusia, dianggap berseberangan dengan Amerika Serikat dalam menyikapi perang di Gaza. China dan Rusia memiliki posisi yang sama, yakni hak-hak nasional rakyat Palestina belum terpenuhi.
China menahan diri untuk tidak secara eksplisit mengecam Hamas. Sementara, AS dalam posisi mengecam serangan Hamas dan mendukung penuh hak Israel untuk mempertahankan diri.
Harian China, Global Times, menyebutkan China yang sudah berulang kali mendesak gencatan senjata juga menegaskan kapal perangnya yang ditempatkan di Timur Tengah adalah bagian dari misi pengawalan rutin dan kunjungan persahabatan. Bukan upaya campur tangan dalam konflik itu.
Lawatan ke AS
Wang juga dijadwalkan akan kembali berbicara dengan Menlu AS Antony Blinken. Pembicaraan akan dilakukan kala Wang melawat ke AS pada 26-28 Oktober 2023. Selain Blinken, Wang dijadwalkan bertemu Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.
Wang ke sana menjelang Presiden China Xi Jinping dijadwalkan ke AS pada November 2023. Xi akan menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di San Francisco, California. Di sela KTT APEC, Xi disebut akan bertemu Presiden AS Joe Biden.
Ini merupakan kunjungan balasan yang sudah lama ditunggu-tunggu setelah sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk Blinken, melawat ke China. AS dilaporkan memprioritaskan upaya menangani suasana persaingan yang ketat di antara kedua negara. Lalu mengenai perbedaan pendapat di antara keduanya mengenai sejumlah persoalan mulai dari perdagangan, isu Taiwan, dan Laut China Selatan.
”Kami percaya diplomasi tatap muka secara langsung adalah cara terbaik untuk mengangkat isu-isu yang pelik, mengatasi kesalahan persepsi dan miskomunikasi, dan menjajaki kerja sama dengan China di mana kepentingan kami bersinggungan,” kata seorang pejabat China yang tak mau disebutkan namanya.
Sementara pejabat AS yang menolak identitasnya diungkap menyebut bahwa Blinken-Sullivan akan membahas isu Israel-Hamas dan Rusia-Ukraina dengan Wang. AS akan mendorong China untuk mengambil pendekatan yang lebih konstruktif pada masalah itu. AS sangat berharap pada kemampuan China untuk memengaruhi Iran.
Pekan lalu, di sela lawatan ke Timur Tengah, Blinken menelepon Wang. Ia meminta China memanfaatkan pengaruhnya untuk mencegah konflik Gaza meluas.
Juru bicara Kemlu China, Mao Ning, dalam konferensi pers harian, Selasa, menyebutkan, Wang akan memperjelas posisi dan prinsip China mengenai hubungan dengan AS dan kekhawatiran kami yang wajar. ”China berharap untuk bersama-sama mendorong hubungan bilateral kembali ke jalur pembangunan yang sehat dan stabil,” kata Mao.
Hubungan AS-China memburuk dengan cepat sejak tahun 2018. Pemburukan itu terkait ketidakseimbangan perdagangan, hak asasi manusia di Xinjiang, militerisasi Laut Cina Selatan, meningkatnya tekanan terhadap Taiwan, dan pandemi Covid-19.
Pada November lalu, Biden dan Xi bertemu di Bali, Indonesia. Mereka sepakat melanjutkan perundingan, membentuk kelompok kerja mengenai isu-isu spesifik, dan memperluas pertukaran tatap muka.
Hubungan keduanya baru saja memanas ketika AS menuding China menerbangkan balon mata-mata di atas wilayah AS pada Februari lalu. Ini memicu protes keras dari China dan membuat hubungan bilateral anjlok ke titik terendah.
Ketika AS menentang kebangkitan China sebagai kekuatan global, Biden menyerukan ”pagar pembatas” untuk mengelola hubungan bilateral. Namun, China menolak.
Sebaliknya, China menuntut ”hubungan kekuatan besar yang berbeda” yang mengharuskan AS menghormati kepentingan inti China. Sejumlah pejabat AS mengatakan, meskipun kunjungan Wang mungkin tidak akan menyelesaikan perbedaan apa pun, langkah ini tetap merupakan bagian dari upaya diplomatik AS menuju komunikasi terbuka untuk meminimalkan risiko. (REUTERS/AFP)