Pengguna jasa kerokan di AS harus membayar 55 dollar AS untuk layanan 20 menit. Kalau mau melakukan sendiri, alatnya bisa berharga 75 dollar AS.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·4 menit baca
Sejak lama sudah ada anekdot bahwa hal-hal yang dinamai ulang dengan kata dalam bahasa Inggris akan berkali lipat harganya. Hal itu berlaku untuk kerokan yang sedang menjadi tren antara lain di Amerika Serikat hingga Australia. Video singkat di media sosial memicu tren itu.
Tentu orang AS atau Australia tidak mengenal istilah kerokan. Meski praktiknya sama persis, mereka lebih mengenal kerokan sebagai gua sha dan menamainya skin scrapping. Teknik itu memang dikenal orang-orang AS dari China.
Di Walmart, salah satu jaringan supermarket AS, dan Amazon, salah satu lokapasar asal AS, setiap alat kerokan dijual dengan harga 10 dollar AS hingga 20 dollar AS. Bahkan, beberapa penjual memasang harga hingga 75 dollar AS atau setara Rp 1,12 juta. Alatnya diklaim dibuat dari batu giok atau benda lain. Disediakan pula pelumas khusus untuk kerokan.
Sejumlah klinik terapi di AS menawarkan jasa hingga 55 dollar AS untuk kerokan selama 20 menit. Sementara jika mau melakukan sendiri, tidak ada biaya jasa. Di AS, penggemar kerokan menggunakannya untuk melegakan otot kaku, sakit kepala hingga meredakan gejala awal menopause.
Padahal di Indonesia, kerokan cukup memakai koin Rp 500 atau Rp 1.000. Untuk pelumas, biasanya memakai balsam. Kadang, malah hanya memakai minyak goreng yang diberi potongan bawang.
Untuk kerokan, bisa minta ke anggota keluarga atau tetangga untuk membantu jika tidak bisa kerokan sendiri. Kalau pun membayar ke tukang pijat, kerap kali hanya Rp 50.000 sudah termasuk pijat.
Praktik favorit
Dosen pada Wisconsin University, Vincent Minichiella, salah satu yang mempraktikkan kerokan di AS. “Saya sudah melihat manfaatnya berkali-kali. Dari pengalaman saya, tampaknya memang ada alasan biokimia dan mekanik yang membuat gua sha sangat efektif dalam pengobatan,” ujar dokter yang pernah belajar pengobatan tradisional China itu.
Praktik itu juga disediakan Jane Shaffer yang merupakan ahli akupunktur di Durham, Carolina Utara. Ia menyebut, kerokan sebagai teknik favoritnya untuk melemaskan fascia atau jaringan lunak yang membungkus seluruh struktur tubuh.
Kerokan juga sudah dikaji dalam Jurnal Pengobatan Keluarga dan Perawatan Primer pada tahun 2021. Dalam artikel di jurnal itu dijelaskan, kerokan mungkin bermanfaat karena kulit, sistem imun dan sistem saraf saling berinteraksi secara fisiologis sebagai respon terhadap kerikan di kulit. Akibatnya, ada dampak penyembuhan pada tubuh
Sementara Presiden Asosiasi Akupunktur dan Pengobatan China Australia Wavenny Holland menyatakan telah puluhan tahun mempraktikkan kerokan. Menurutnya, kerokan dipakai untuk melancarkan aliran energi di dalam tubuh. Kadang, aliran itu tersumbat. "Saat energi chi tersumbat, kita sakit," ujarnya sebagaimana dikutip media Australia, ABC.
Pamer hasil
Di China, tren terbaru kerokan adalah memamerkan kerokan di media sosial. Dalam laporan The South China Morning Post disebut, tren itu marak di antara pemuda China. Bekas kerokan dianggap tato keren. Sebagian menjadikannya sebagai tren busana dan tampil sehat.
Lini masa salah satu pelantar media sosial China, Xiaohongshu, kerap menampilkan foto dengan punggung memerah setelah kerokan. Ada gadis yang memakai baju tanpa penutup punggung. Sebab, ia mau memamerkan bekas kerokan. Tagar #guasha diunggah lebih dari 180 juta kali di Xiaohongshu.
Tidak hanya untuk pamer hasil, tagar itu juga bertanya dan berbagi soal kiat kerokan. Ada juga berbagai tempat membeli alat kerokan. Selain membeli, ada juga yang berbagi pemanfaatan aneka benda sebagai alat kerokan.
Mereka juga berbagi informasi beragam bagian tubuh untuk kerokan guna meredakan keletihan. Di Beijing dan Shanghai, layanan kerokan semakin digemari untuk mengisi waktu luang. Layanan kerokan ini dibanderol dengan harga belasan yuan.
Dokter rumah sakit pendidikan Guangzhou University of Chinese Medicine, Zhang Jing, menyebut bahwa September hingga November adalah saat terbaik untuk kerokan di China. Sebab, kerokan membantu melepas panas dan lembab di tubuh.
Dalam wawancara dengan People Daily, ia merekomendasikan kerokan di punggung, dada, dan lengan. Kerokan di bagian tubuh itu akan merekonsiliasi energi dan menjaga badan tetap sehat.
Di media sosial, beredar video yang menunjukkan kerokan di wajah bisa menambah kecantikan. Menurut Shaffer, kerokan di wajah tidak punya bukti ilmiah sama sekali mengenai manfaat kesehatan maupun manfaat kecantikan. Sementara, potensi resiko lecet sangat besar untuk kulit wajah.