Serangan atas RS Al-Ahli, Israel, Hamas dan Jihad Islam Saling Tuding
Kelompok-kelompok bertikai di Gaza saling menyalahkan soal serangan ke Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza yang menewaskan ratusan orang. Sementara itu, warga Gaza terus menjadi korban.
KHAN YOUNIS, RABU — Kelompok-kelompok bertikai di Gaza saling menyalahkan soal serangan ke Rumah Sakit Al-Ahli di Jalur Gaza. Sebagaimana dikabarkan, serangan itu menewaskan ratusan orang. Hamas menyalahkan Israel, sebaliknya, Israel menuding Jihad Islam sebagai pelaku serangan yang menimpa Al-Ahli, sebuah rumah sakit yang dikelola oleh misi Anglikan di Gaza.
Baca juga : Hamas-Israel Berperang, Warga Sipil Sudah Pasti Kalah
Jihad Islam menolak klaim tersebut. Kelompok ini menuduh Israel mencoba menghindari tanggungjawab atas pembunuhan brutal. Kelompok tersebut menunjukkan beberapa bukti bahwa rumah sakit itu memang target Israel, seperti pengeboman kompleks rumah sakit sebelumnya. Mereka mengatakan bahwa skala ledakan, sudut jatuhnya bom, dan tingkat kerusakan semuanya menunjukkan kepada Israel.
Sebaliknya, Israel bersikeras tak melakukan serangan ke rumah sakit itu. Dalam jumpa pers, Juru Bicara Angkatan Darat Utama, Rear Adm Daniel Hagari, mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Israel tidak merencanakan serangan udara, darat, atau laut di area tersebut pada saat ledakan terjadi.
Radar Israel mendeteksi tembakan roket keluar pada saat yang sama. Komunikasi yang disadap antara kelompok militan menunjukkan bahwa Jihad Islam menembakkan roket-roket tersebut.
Hagari juga membagikan rekaman udara yang dikumpulkan drone militer yang menunjukkan ledakan yang, katanya, tidak sesuai dengan senjata Israel. Dia mengatakan ledakan itu terjadi di area parkir bangunan.
Sejak perang dimulai, kata Hagari, sekitar 450 roket yang ditembakkan oleh kelompok militan Palestina justru jatuh di Gaza. Tindakan ini, katanya, mengancam dan merugikan nyawa penduduk Gaza.
Kecaman keras
Akan tetapi, duka yang diderita warga Palestina begitu menyakitkan. Dunia pun dengan keras mengecam serangan atas Rumah Sakit Al-Ahli. Dunia tidak bisa menerima, di tengah beratnya situasi kemanusiaan di Gaza, warga Palestina terus menjadi korban.
Baca juga : Warga Jalur Gaza Terpenjara di Neraka Dunia
Ledakan besar itu mengguncang rumah sakit di Kota Gaza yang dipenuhi oleh orang-orang terluka dan warga Palestina yang mencari perlindungan. Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas menyatakan setidaknya 500 orang tewas dalam satu serangan itu.
Namun nyatanya, perlindungan terakhir itu tak luput dari serangan.
Ledakan di rumah sakit Al-Ahli meninggalkan pemandangan yang mengerikan. Video yang dikonfirmasi oleh Associated Press dari rumah sakit tersebut menunjukkan api melahap bangunan dan halaman rumah sakit dan korban bergelimpangan. Banyak korban meninggal adalah anak-anak.
Sebelum serangan, Rumah Sakit Al-Ahli merupakan tempat terakhir di mana warga Palestina mencari perlindungan setelah Israel memerintahkan semua warga kota dan daerah sekitarnya untuk mengungsi ke selatan Jalur Gaza. Namun nyatanya, perlindungan terakhir itu tak luput dari serangan.
“Ambulans dan mobil pribadi membawa sekitar 350 korban ledakan di Al-Ahli ke rumah sakit utama Kota Gaza, Al-Shifa, yang sudah dipenuhi oleh orang-orang terluka akibat serangan lain,” kata direktur rumah sakit tersebut, Mohammed Abu Selmia.
Orang-orang terluka diletakkan di lantai berlumur darah, berteriak kesakitan. Rumah Sakit Al-Shifa membutuhkan peralatan, obat-obatan, tempat tidur, anestesi, dan semua sumber daya tambahan. Sementara itu, bahan bakar untuk generator rumah sakit akan habis dalam beberapa jam.
Batal
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas membatalkan partisipasinya dalam pertemuan tingkat tinggi sejak pagi hari untuk memprotes ledakan di rumah sakit. Dia menyalahkan Israel atas penghancuran itu. Abbas menyebutnya pembantaian yang tidak dapat dibiarkan tanpa pertanggungjawaban.
Warga dan kelompok-kelompok kemanusiaan itu telah berada dalam pengepungan total sejak serangan mematikan Hamas di selatan Israel akhir pekan lalu. Ratusan ribu orang yang semakin putus asa mencari makanan dan air.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha menyalahkan Hamas atas serangan balasan Israel dan meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza. "Bukan hanya menargetkan dan membunuh warga sipil dengan kekejaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi juga bersembunyi di balik warga sipil," katanya.
Serangan mematikan itu terjadi ketika AS berusaha meyakinkan Israel untuk mengizinkan pengiriman perlengkapan ke warga sipil Gaza, kelompok kemanusiaan, dan rumah sakit di Jalur Gaza.
Warga dan kelompok-kelompok kemanusiaan itu telah berada dalam pengepungan total sejak serangan mematikan Hamas di selatan Israel akhir pekan lalu. Ratusan ribu orang yang semakin putus asa mencari makanan dan air.
Menyusul serangan itu, Menteri Luar Negeri Jordania Ayman Safadi mengatakan negaranya membatalkan pertemuan tingkat regional yang dijadwalkan pada hari Rabu di Amman. Pertemuan itu awalnya dijadwalkan mempertemukan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dengan Raja Abdullah II Jordania, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi.
“Perang antara Israel dan Hamas mendorong wilayah ini ke ambang bencana," kata Safadi dalam wawancara dengan televisi Jordania.
Safadi mengatakan, Jordania akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi hanya ketika semua orang setuju bahwa tujuannya adalah menghentikan perang, menghormati kemanusiaan warga Palestina, dan memberikan bantuan yang mereka layakkan.
Pembatalan itu membuat Biden hanya akan mengunjungi Israel. Sebelum serangan di Rumah Sakit al-Ahli, serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 2.778 orang dan melukai 9.700 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Hampir dua pertiga dari yang tewas adalah anak-anak, kata pejabat kementerian tersebut. Otoritas kesehatan mengatakan bahwa sekitar 1.200 orang di seluruh Gaza diyakini masih tertinggal di reruntuhan, hidup atau mati.
Protes dan amarah meluap di banyak lokasi terkait serangan ke rumah sakit itu.
Serangan Hamas pada 7 Oktober di selatan Israel membunuh lebih dari 1.400 orang, sebagian besar adalah warga sipil, dan sekitar 200 orang dibawa tawanan ke Gaza. Militan Hamas di Gaza telah meluncurkan roket setiap hari sejak itu, menargetkan kota-kota di seluruh Israel.
Protes dan amarah meluap di banyak lokasi terkait serangan ke rumah sakit itu. Ratusan warga Palestina membanjiri jalan-jalan di kota-kota besar di Tepi Barat, termasuk Ramallah, ibu kota Otoritas Palestina. Para demonstran melemparkan batu ke pasukan keamanan Palestina yang membalas dengan granat penyengat (stun grenade).
Di tempat lain, pos pemeriksaan Israel dilempari batu. Post itu adalah lokasi di mana Tentara Israel menewaskan seorang warga Palestina, kata otoritas Tepi Barat. Di tempat lain, ratusan orang bergabung dalam protes yang pecah di Beirut dan Amman. Massa yang marah berkumpul di luar Kedutaan Besar Israel.
Sementara tokoh-tokoh dunia menyatakan pengecaman. Biden menyatakan kemarahannya. Ketua Uni Afrika Moussa Faki Mahamat menuduh Israel melakukan “kejahatan perang” setelah serangan mematikan itu. Ketua Uni Eropa Charles Michel mengatakan bahwa menargetkan infrastruktur sipil di Gaza melanggar hukum internasional.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan tidak ada yang bisa membenarkan penargetan warga sipil setelah serangan mematikan di rumah sakit Gaza. Ia menyerukan koridor kemanusiaan ke jalur pantai tanpa penundaan.
“Perancis mengutuk serangan terhadap rumah sakit Al-Ahli Arabi di Gaza yang menyebabkan begitu banyak korban warga Palestina. Kami memikirkan mereka,” tulisnya di X.
Gerakan Hezbollah Lebanon menyerukan “hari kemarahan” untuk mengutuk serangan terhadap rumah sakit di Jalur Gaza. Kelompok yang didukung Iran ini menyalahkan Israel dan menyebut serangan itu pembantaian. “Biarlah besok, Rabu, menjadi hari kemarahan terhadap musuh,” kata Hizbullah yang juga sekutu kelompok Hamas.
Serangan darat
Saat ini, puluhan ribu pasukan Israel berkumpul di sepanjang perbatasan. Israel diprediksi meluncurkan invasi darat ke Gaza. Tetapi belakangan tak ada kepastian soal rencana itu. "Kami sedang mempersiapkan tahap-tahap berikutnya dalam perang. Kami belum mengatakan apa yang akan mereka lakukan. Semua orang berbicara tentang serangan darat. Mungkin akan ada sesuatu yang berbeda," kata juru bicara militer Letnan Kolonel Richard Hecht.
Sepanjang hari Selasa, serangan udara membunuh puluhan warga sipil dan setidaknya satu pejabat Hamas senior di setengah selatan Jalur Gaza. Militer Israel mengatakan mereka sedang menargetkan tempat persembunyian, infrastruktur, dan pusat komando Hamas.
Baca juga : Perang Hamas-Israel Ancam Pasokan Minyak, Harga Minyak Terus Merangkak
Bom-bom dari tank-tank Israel juga mengenai sekolah Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di Gaza Tengah. Sebanyak 4.000 warga Palestina mencari perlindungan di sekolah itu. Serangan itu menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Demikian disebutkan Badan Pengungsi Palestina di PBB. Setidaknya 24 instalasi PBB telah terkena serangan dalam seminggu terakhir, menewaskan setidaknya 14 anggota staf agensi tersebut. (AP/AFP/REUTERS)