Inisiatif Sabuk dan Jalan Tak Bisa Jalan Sendirian
Setelah berhasil membangun platform kerja sama ekonomi yang baru, inisiatif ini kini berfokus pada proyek-proyek yang kecil, cerdas, hijau, dan saling terkait.
Oleh
LUKI AULIA dari BEIJING, CHINA
·3 menit baca
Beijing, Kompas - Inisiatif Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative berjalan sukses selama 10 tahun terakhir karena segala prosesnya dilakukan secara bersama-sama melampaui segala perbedaan yang ada. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan, hingga hasil yang menguntungkan bagi seluruh rakyat negara partisipan.
Berawal dari goresan ide, insiatif ini akhirnya bisa terwujud meningkatkan konektivitas dan mendorong kebijakan, infrastruktur, perdagangan, finansial, hubungan antarwarga, dan menciptakan peluang baru. Setelah berhasil membangun platform kerja sama ekonomi yang baru, inisiatif ini kini berfokus pada proyek-proyek yang kecil, cerdas, hijau, dan saling terkait.
Hal ini dikemukakan Presiden China Xi Jinping dalam pidato pembukaan Forum Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative Forum/BRF) yang ketiga, Rabu (18/10/2023), di Beijing, China. Xi menyadari pentingnya komunitas internasional bagi China.
“Hasil dari Belt and Road Initiative (BRI) ini luar biasa. China hanya akan bertumbuh dengan baik dan maju hanya jika dunia pun maju. Dunia yang baik dan maju juga akan membuat China baik. Kesuksesan ini menguntungkan semuanya,” ujarnya.
China juga menyadari membantu orang lain juga akan membantu diri sendiri sehingga jika semua negara bisa bekerja sama maka negara-negara yang semula tertinggal juga akan bisa ikut maju. Xi menekankan tidak ada yang bisa berkembang atau maju sendirian. Tetap butuh orang lain.
Di tengah perkembangan dunia yang cepat, China juga ingin menjadi negara yang kuat. Rencana modernisasi China hendak mengejar impian negara kuat itu dan China ingin mengajak seluruh dunia untuk ikut serta. Xi meyakini kemajuan hanya bisa diperoleh jika ada perdamaian, kerja sama yang saling menguntungkan, dan kerja sama yang mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Jangan dipolitisasi
Presiden RI Joko Widodo dalam pidatonya berharap sinergi BRI dalam pembangunan infrastruktur dapat terus diperkuat. Jokowi juga mengingatkan dengan situasi dunia yang semakin terbelah, kerja sama BRI tidak boleh dipolitisasi. Semua pihak harus bersama-sama menjaga nilai-nilai utama agar inisiatif ini semakin kuat dan berdampak.
Pada kesempatan ini, Jokowi juga menyampaikan pentingnya sinergi yang memberikan ruang kepemilikan bagi negara tuan rumah untuk menjalankan proyek nasionalnya secara mandiri karena rasa kepemilikan sangat penting untuk keberlangsungan proyek.
Indonesia memiliki proyek nasional kereta cepat Jakarta-Bandung yang kemudian disinergikan dengan BRI dan baru-baru ini telah diluncurkan dan dioperasionalkan. Ke depan, Indonesia juga akan mensinergikan pembangunan di ibu kota yang baru, IKN, transisi energi, dan hilirisasi industri.
Jokowi juga mengatakan proyek BRI harus berlandaskan prinsip kemitraan yang setara dan saling menguntungkan serta dilengkapi dengan perencanaan yang matang, penggunaan sistem pendanaan yang transparan, penyerapan tenaga lokal. dan pemanfaatan produk dalam negeri.
“Keberlanjutan proyek BRI harus dipastikan untuk jangka panjang dan memperkokoh pondasi ekonomi negara mitra dan bukan justru mempersulit kondisi. Terima kasih kepada pemerintah China dan Presiden Xi Jinping atas kontribusinya bagi negara-negara berkembang melalui BRI. Mari berjuang gigih bersama memajukan pembangunan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan rakyat,” kata Jokowi.
Pada kesempatan yang sama pula, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyampaikan pidato dengan menekankan ide BRI merupakan solusi yang tepat untuk memperkuat interaksi komunitas internasional. BRI juga, kata Putin, menekankan prioritas-prioritas Rusia. Ini solusi efektif bagi persoalan-persoalan regional dan internasional. “Kalau kita memulai sesuatu yang besar, kita selalu mengharapkan keberhasilan. Dan China berhasil melakukannya,” kata Putin.