CIA akhirnya mengakui terlibat dalam kudeta di Iran pada 1953. Kudeta itu dipicu hasrat Iran menasionalisasi aset minyak yang dikuasai asing.
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
DUBAI, KAMIS-Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat mengakui mendalangi kudeta Perdana Menteri Iran, Mohammed Mossadegh, pada 1953. Mossadegh dikenal antara lain karena berusaha menasionalisasi perusahaan minyak milik Inggris.
Pengakuan Badan Pusat Intelijen (CIA) dilaporkan Associated Press dan pada Kamis (12/10/2023). AP mengutip siniar (podcast) dari kanal resmi CIA. Siniar itu membahas sejumlah kegiatan CIA di masa lalu.
AP mengonfirmasi CIA atas keterlibatan lembaga mata-mata itu dalam kudeta di Iran. “Kepemimpinan CIA berkomitmen untuk transparan kepada publik semaksimal mungkin,” jawab CIA kepada AP.
AP juga meminta tanggapan ke Perwakilan Tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Perwakilan Iran menyebut, kudeta 1953 sebagai awal campur tangan tanpa henti AS terhadap urusan domestik Iran.
Perwakilan itu juga mengabaikan pengakuan AS soal kudeta tersebut. "Pengakuan AS tidak pernah diterjemahkan menjadi kompensasi dan komitmen tulus untuk menahan diri tidak mencampuri di masa depan, serta tidak mengubah kebijakan subversifnya pada Republik Islam Iran," demikian pernyataan perwakilan Iran.
Tidak langsung
Pengakuan keterlibatan CIA dalam kudeta Iran dilakukan secara tidak sengaja. Siniar yang dikutip AP sebenarnya tidak membahas kudeta itu. Siniar malah membahas upaya penyelamatan warga AS di Teheran, Iran kala Revolusi 1979 terjadi.
Operasi itu dikenal sebagai Argo dan sudah difilmkan dengan judul sama. Dalam siniar soal Argo, juru bicara CIA sekaligus pemandu bincang-bincang, Walter Trosin, mengutip klaim para sejarawan CIA bahwa sebagian besar aktivitas rahasia CIA “mendukung” pemerintahan yang dipilih warga. “Namun, kita harus mengakui bahwa ini merupakan pengecualian yang sangat signifikan terhadap aturan tersebut,” kata Trosin.
Menurut Washington Post dalam laporan pada Kamis (12/10/2023), Trosin merujuk pada kudeta Iran 1953. Salah satu bintang tamu siniar itu yang juga sejarawan CIA, Brent Geary, setuju soal pengecualian tindakan CIA di Iran 1953.
Pengakuan itu merupakan yang pertama dari CIA. Sebelumnya, berbagai pejabat AS telah membenarkan keterlibatan Washington dalam kudeta Iran 1953. Dalam laporan pada April 2000,The New York Times membahas soal perencanaan kudeta itu.
Sejumlah buku dan makalah, yang mengacu pada arsip rahasia pemerintah AS dan didapatkan melalui pemanfaatan aturan keterbukaan informasi, juga membahas keterlibatan CIA dan badan intelijen Inggris dalam kudeta itu. CIA antara lain disebut membayari para preman Iran untuk memicu kerusuhan dan berujung penggulingan Mossadegh.
Setelah kudeta itu, Shah Iran praktis memerintah sebagai monarki absolut. Ia digulingkan lewat Revolusi 1979. Sejak itu, Iran menjadi musuh bebuyutan AS.
Karena minyak
Operasi penggulingan Mossadegh dinamai TP-Ajax. Rencana penggulingan Mossadegh dibahas London setelah mencoba mengaudit Anglo-Persian Oil Company (APOC).
Manajemen perusahaan yang kini menjadi British Petroleum itu menolak permintaan Mossadegh. Penolakan itu memicu Mossadegh mewacanakan nasionalisasi aset minyak Iran.
Dalam siniar CIA, tepatnya di menit keenam, secara terang-terangan diakui kudeta itu terjadi karena Mossadegh mau menasionalisasi aset minyak Iran. Karena itu, AS merancang kudeta pada Mossadegh. (AP)