Mengungkap Taktik Rahasia Hamas Siapkan Serangan ke Israel
Meski tetap rutin menyiarkan agitasi perang, Hamas mengesankan sibuk soal isu ekonomi. Israel tertipu dan tidak melihat persiapan serangan Hamas.
Banyak pihak terkejut kala Hamas menjebol pertahanan Israel pada Sabtu (7/10/2023). Serangan kejutan itu dipersiapkan dalam jangka panjang melalui tipu daya. Lebih dari dua tahun dihabiskan Hamas untuk menumpuk persenjataan di ruang terbuka.
Bagi Israel, serangan mulai Sabtu dini hari itu merupakan yang terburuk sejak perang Yom Kippur 1973. Sejumlah perwiranya ditangkap, ratusan tentaranya tewas, dan aneka persenjataannya hancur dalam serangan mendadak pada akhir pekan tersebut.
Tentara Israel, Israel Defense Forces (IDF), yang digadang sebagai militer terkuat di Timur Tengah, gelagapan oleh serangan kilat itu. Mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel Mayor Jenderal (Purn) Yaakov Amidror menyebut, serangan itu kegagalan terbesar intelijen dan pasukan Israel di sekitar Gaza.
Baca juga: Hamas Terbuka untuk Pertukaran Tawanan dengan Israel
Hamas sangat hati-hati dan telaten menyiapkan serangan Oktober 2023. Selama masa perencanaan itu, Hamas menyembunyikan persenjataan dan aneka bahan persiapan di ruang terbuka.
Israel tidak pernah curiga. Apalagi, sejak perang 2021, Hamas tidak lagi melancarkan serangan besar ke Israel. Hamas pun tidak ikut menyerang Israel waktu Jihad Islam, kelompok perlawanan lain di Palestina, menembakkan roket ke Israel beberapa waktu lalu.
Israel malah jemawa dengan penyusupan intelnya ke berbagai sel kelompok perlawanan Palestina. Ternyata, selama dua tahun, Israel sama sekali tidak mendeteksi persiapan serangan besar Hamas.
Simpan rencana
Hamas memang sangat hati-hati menyimpan rencana serangan itu. Bahkan, sebagian petinggi kelompok tersebut tidak tahu persiapan serangan itu. Para milisi dan simpatisan lebih tidak tahu lagi. Padahal, mereka tetap latihan rutin.
Orang-orang berdiri di luar masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Minggu (8/10/2023). Serangan itu merupakan balasan atas serbuan kilat Hamas sejak Sabtu (7/10/2023) ke berbagai daerah Israel.
Memang, Hamas dan aneka kelompok bersenjata Palestina rutin berlatih perang dengan berbagai metode. Praktis, berbagai kelompok di Palestina tidak menganggap ada perdamaian dengan Israel sejak 1948.
Karena itu, anggota sayap militer Hamas tetap patuh pada perintah latihan rutin. Mereka tidak tahu apa tujuan latihan itu. Sampai menjelang serangan dilancarkan, mereka tidak tahu kapan dan di mana serbuan dilancarkan.
Pada hari yang telah ditentukan oleh sebagian petinggi Hamas, pasukan Hamas melancarkan empat tahap serangan. Pertama, menembakkan 3.000 roket. Kedua, mengirimkan penyerbu dengan paralayang untuk melintasi pagar pembatas Gaza dengan wilayah pendudukan Israel. Ketiga, mengirimkan pasukan darat untuk mendukung penyerbu udara dan mempertahankan wilayah yang direbut dari pasukan Israel.
Tak main-main tipu daya mereka, latihan bisa digelar dengan terang-terangan tepat di depan hidung Israel.
Terakhir, merusak pagar listrik dan pagar beton yang membatasi Gaza dengan wilayah Israel. Perusakan dengan aneka peledak itu diikuti upaya pelebaran celah di antara pagar. Celah itu dimanfaatkan untuk menambah pasukan darat dari Gaza ke Israel.
Semua persiapan serangan itu dilakukan secara terbuka. Israel, juga warga Gaza, rutin melihat latihan itu selama dua tahun. Yakin Hamas masih jera selepas perang 2021, Israel menduga kelompok itu tidak akan menyerang dalam waktu dekat.
Tak main-main tipu daya Hamas. Latihan bisa digelar dengan terang-terangan tepat di depan hidung Israel. Hal ini dikatakan salah satu sumber yang dekat dengan Hamas kepada Reuters.
Selain ke orang yang dekat dengan Hamas, Reuters juga mewawancarai sejumlah sumber di badan keamanan dan intelijen Israel. Para pejabat Israel terkejut dengan serangan itu.
Permukiman palsu
Untuk menyembunyikan persiapannya, Hamas, antara lain, membangun permukiman palsu. Permukiman itu dijadikan lokasi latihan perang. Hamas berlatih mendarat dengan paralayang, menyerang pos pertahanan, dan aneka taktik lain.
Bahkan, Hamas merekam latihan itu dan menyiarkan videonya. ”Israel tentu saja melihat mereka. Akan tetapi, mereka (Israel) yakin Hamas tidak tertarik untuk terlibat dalam konfrontasi,” kata sumber yang dekat dengan Hamas itu.
Meski tetap rutin menyiarkan agitasi perang, Hamas mengesankan sibuk soal isu ekonomi. Hamas, antara lain, konsisten mengupayakan hak warga Gaza bekerja di luar wilayah yang dikurung rapat Israel itu.
Baca juga: Palestina Terabaikan dalam ”Pesta” antara Dunia Arab dan Israel
Bekerja di Israel, pada sektor konstruksi hingga pertanian, memang menawarkan imbalan lebih besar ketimbang bekerja di Gaza. Israel memang membuka perbatasannya untuk warga Gaza yang mau bekerja di Israel. Gaji dari Israel menjadi salah satu sumber penggerak perekonomian Gaza.
Sumber Reuters di badan keamanan Israel mengakui, badan-badan intelijen dan keamanan Israel tertipu. Israel merasa, izin kerja kepada warga Gaza bisa melunakkan keinginan perang. ”Mereka (Hamas) membuat kami berpikir bahwa mereka hanya mau uang. Sementara sepanjang waktu mereka latihan hingga mereka menyerang ini,” ujar sumber tersebut.
Namun, benarkah Israel tertipu dan tidak tahu persiapan serangan itu? (AP/REUTERS)