Konflik Israel-Hamas Memanas, Pemerintah Usahakan Evakuasi WNI
Evakuasi WNI di wilayah konflik Israel-Hamas harus segera dilakukan. Sebab, eskalasi konflik kian memanas dan ruang udara bisa tertutup.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertempuran antara Israel dan Hamas, kelompok pejuang Palestina, kian memanas. Sejumlah warga negara Indonesia atau WNI dikabarkan berada di daerah konflik. Pemerintah Indonesia kini tengah mengikuti perkembangan eskalasi pertempuran dan berupaya untuk mengevakuasi WNI di sana.
”Kami ikuti perkembangannya. Nanti, kami sedang mengusahakan proses evakuasinya,” ujar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai acara Parade Senja di kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (9/10/2023) malam.
Hal itu diungkapkannya saat ditanya wartawan mengenai nasib WNI yang berada di daerah konflik. Selain itu, Prabowo enggan berkomentar banyak soal sikap Indonesia mengenai konflik yang terjadi di Timur Tengah itu.
Namun, kemarin, ia sempat memimpin rapat terbatas untuk membahas eskalasi konflik antara Israel dan Hamas. Ia juga mengangguk saat ditanya apakah akan ada rapat terbatas lainnya mengenai perang tersebut.
Konflik Israel-Hamas kian memanas setelah Hamas menyerang Israel dengan sedikitnya 5.000 roket hanya dalam waktu 20 menit sejak Sabtu (7/10/2023) pagi. Israel kemudian menyatakan perang terhadap Hamas dan akan membalasnya dengan segala kekuatan.
Lebih dari 250 warga sipil Israel dilaporkan terbunuh, puluhan disandera, dan 1.000 terluka dalam serangan ribuan roket Hamas ke wilayah selatan Israel itu. Sementara 230 orang dilaporkan tewas di Gaza setelah Israel melancarkan serangan balasan. Pemerintah Israel juga memutus aliran listrik di kawasan itu (Kompas.id, 8/10/2023).
Perkembangan keamanan di lapangan juga semakin kompleks. Serangan udara terhadap wilayah Gaza terus terjadi. Sejumlah daerah di Israel dikosongkan untuk persiapan pertempuran.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri melalui akun resmi di media sosial X menyatakan, hingga kini, pemerintah belum menerima laporan WNI yang menjadi korban dalam konflik itu. Pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo dan KBRI Lebanon terus memantau situasi terakhir WNI. Adapun jumlah WNI yang berdomisili di Gaza sebanyak 13 orang.
Analis pertahanan dari Semar Sentinel, Fauzan Malufti, menilai, langkah evakuasi WNI memang harus segera ditempuh. Eskalasi konflik Israel-Hamas sudah semakin tinggi dan kedua belah pihak berkeinginan untuk menghancurkan satu sama lain secara total.
”Perkembangan keamanan di lapangan juga semakin kompleks. Serangan udara terhadap wilayah Gaza terus terjadi. Sejumlah daerah di Israel dikosongkan untuk persiapan pertempuran,” tuturnya.
Israel, kata Fauzan, juga telah mengonfirmasi bahwa angkatan udaranya akan melancarkan serangan ke wilayah perbatasan Israel-Lebanon. Melihat kondisi tersebut, proses evakuasi WNI bisa terhambat apabila ruang udara atau airspace di wilayah konflik ditutup.
Karena itu, WNI harus dievakuasi terlebih dahulu melalui jalur darat, misalnya ke Lebanon. Ini karena ada kontingen Garuda Indonesia di Lebanon yang idealnya bisa dimanfaatkan untuk membantu melaporkan situasi. Kalau diperlukan, mereka juga bisa menyediakan pengawalan bagi WNI ke lokasi evakuasi.
”Berkaca pada evakuasi-evakuasi sebelumnya, misalnya di Afghanistan, Sudan, dan Ukraina, butuh waktu persiapan dan koordinasi dengan otoritas setempat,” katanya.