”Satu Hati” dalam 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang
Peringatan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga mempersiapkan masa depan.
Memasuki 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, kerja sama bilateral kedua negara menguat di berbagai bidang. Perjalanan dan kedekatan hubungan kedua negara selama ini menjadi bukti kuatnya hubungan antarmasyarakat seiring menguatnya hubungan diplomatik. Indonesia tidak hanya menjadi mitra Jepang dalam kemajuan, tetapi juga menjadi mercusuar bagi pertumbuhan, perdamaian, dan stabilitas kawasan.
Tahun 2023 berarti penting karena kepemimpinan Indonesia dan Jepang di kawasan. Indonesia sebagai Ketua ASEAN dan Jepang sebagai Ketua G7, dua organisasi yang kuat dan berpengaruh dalam perpolitikan dan perekonomian dunia.
Hal ini diutarakan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi, Selasa (3/10/2023). ”Melalui kolaborasi, pemahaman, dan komitmen terhadap nilai-nilai bersama, kita bisa memastikan persahabatan Indonesia dan Jepang berkembang terus menjadi pembawa harapan, pertumbuhan, dan persatuan bagi kawasan,” katanya.
Kedua bangsa berdiri bersama dalam kuatnya pilar kemajuan dan saling menghormati dalam kedekatan satu hati.
Ia menambahkan, peringatan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga mempersiapkan masa depan. ”Kedua bangsa berdiri bersama dalam kuatnya pilar kemajuan dan saling menghormati dalam kedekatan satu hati,” ujarnya.
”Satu Hati” (Kokoro Hitotsu Ni) merupakan tema peringatan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang yang terinspirasi dari lagu ”Satu Hati” ciptaan penyanyi Jepang, Hiroaki Kato. Lirik lagunya menangkap esensi sinergi dan harmoni yang menjadi ciri persahabatan kedua negara.
Heri mengatakan, dengan merangkul nilai-nilai bersama, merayakan ikatan budaya, dan membina persahabatan antarwarga negara, kedua belah pihak bersama-sama bisa mendorong kemajuan kerja sama politik, ekonomi, dan pertahanan ke tingkat yang lebih tinggi. Dari segala bidang kerja sama, yang terpenting adalah hubungan kerja sama antarwarga karena itu menjadi fondasinya.
Saling kunjung tingkat tinggi menjadi indikator kuatnya hubungan kedua bangsa. Kunjungan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako ke Indonesia pada 17-23 Juni 2023 merupakan kunjungan bersejarah. Ketika Naruhito berkunjung ke Depo Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus, Jakarta, Heri mengatakan, proyek MRT ini membawa manfaat tidak hanya untuk transportasi Jakarta, tetapi juga simbol budaya dan persahabatan Indonesia-Jepang yang ikut membangun kehidupan masyarakat.
Hubungan erat antarwarga diharapkan dapat mengembangkan berbagai inisiatif dalam mendukung pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, mendorong kegiatan ekonomi, mendukung pertukaran budaya, dan mempromosikan pariwisata. Hubungan Indonesia-Jepang tidak lepas dari keberadaan diaspora Indonesia di Jepang.
Peran diaspora Indonesia memiliki arti penting dalam aktivitas Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo sebagai fungsi perwakilan Pemerintah Indonesia di Jepang. Diaspora Indonesia menjadi mitra diplomasi Indonesia yang penting di Jepang.
Dari data imigrasi Jepang per Desember 2022, jumlah warga Indonesia yang bermukim di Jepang mencapai 98.865 orang. Hingga pertengahan tahun ini, jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 120.000 orang. ”Perlindungan warga negara Indonesia di Jepang juga terus menjadi salah satu prioritas KBRI Tokyo. Pelibatan kelompok masyarakat Indonesia di Jepang sangat membantu kami dalam menjangkau warga Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Jepang,” kata Heri.
Kemitraan strategis
Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, ketika bertemu dalam KTT ASEAN-Jepang, 7 September 2023, sepakat meningkatkan status hubungan bilateral kedua negara menjadi kemitraan strategis komprehensif. Dalam kerangka kerja sama itu, banyak kemajuan dalam Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Jepang-Indonesia (pertemuan 2+2), kerja sama bidang infrastruktur, perdagangan, investasi, tenaga kerja, energi, lingkungan, penanggulangan bencana, pendidikan, dan penguatan hubungan antarwarga.
Pada tahun 2022, kata Heri, kerja sama bilateral Indonesia dan Jepang pada sektor perdagangan mencapai 34,79 miliar dollar AS (Januari-Oktober 2022). Ini meningkat 33,35 persen daripada periode yang sama tahun 2021. Nilai perdagangan ini telah melampaui nilai perdagangan bilateral dengan Jepang sebelum pandemi Covid-19 tahun 2019 dengan nilai 31,6 miliar dollar AS. Pada 2022, Indonesia juga mencapai surplus perdagangan tertinggi dengan Jepang hingga 6,3 miliar dollar AS atau melonjak 158,5 persen dari nilai surplus pada 2021.
Untuk investasi, proyek terbesar Jepang di Indonesia adalah pengembangan lapangan gas Masela. Nilai investasinya sekitar 20 miliar dollar AS. Sepanjang 10 tahun terakhir, Jepang juga menjadi investor terbesar kedua bagi Indonesia. Investor Jepang masuk ke berbagai bidang investasi.
Otomotif menjadi investasi Jepang sejak awal di Indonesia. Indonesia bahkan menjadi pengekspor mobil yang nilainya mencapai lebih dari 7 miliar dollar AS dan mayoritas dari pabrikan Jepang. Jepang pun banyak berinvestasi pada proyek pembangunan jalan, listrik, dan lain-lain.
”Yang sedang tumbuh sekarang adalah investasi Jepang di bidang properti dan investasi terkait pariwisata. Ini perkembangannya menarik karena tren sebelum pandemi Covid-19 itu justru wisatawan Indonesia yang meningkatnya lebih pesat ke Jepang daripada turis Jepang ke Indonesia. Meski demikian, tetap turis Jepang juga sangat besar jumlahnya dan sedang tumbuh lagi setelah pandemi,” kata Heri.
Jepang merupakan salah satu sumber wisatawan mancanegara di Indonesia, khususnya Bali. Data Badan Pusat Statistik mencatat, sebelum pandemi pada 2019, kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia mencapai 519.623 orang. Pada 2021 kunjungan wisatawan Jepang hanya 5.952 orang. Angka ini meningkat pada 2022 menjadi 73.913 orang. Adapun sampai Juli 2023, jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia sebanyak 107.288 orang.
Saat ini sudah dibuka kembali penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Tokyo ke Denpasar, ditambah penerbangan dengan transit di Manado. Ini diharapkan bisa terus menambah jumlah wisatawan. Sektor pariwisata penting karena pada dasarnya akan mendukung perputaran ekonomi, terutama di kalangan pelaku bisnis wisata menengah ke bawah.
Kedua negara saat ini tengah memprioritaskan penyelesaian protokol perubahan Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA). Dalam pertemuan Jokowi dengan Kishida pada KTT G7 di Hiroshima, disepakati upaya percepatan penyelesaian kesepakatan ini. Selama kurun waktu 2019-2022, rata-rata utilisasi kerangka kerja sama itu baru mencapai 36,8 persen.
Khusus terkait transisi energi, kedua negara sudah meluncurkan inisiatif bersama Asia Zero Emission Community (AZEC) di sela-sela KTT G-20 di Bali. Pemerintah Jepang berkomitmen menyediakan dana 500 miliar dollar AS (sekitar Rp 7,8 triliun) untuk berbagai proyek ekonomi hijau di Indonesia. Melalui AZEC, Indonesia dan Jepang sepakat teknologi hijau harus menjadi public goods sebagai upaya bersama mempercepat target pencapaian netralitas karbon.
Heri menekankan pentingnya perhatian pada sektor tenaga kerja karena pertumbuhannya pesat. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah tenaga kerja Indonesia di Jepang sekitar 35.000 orang dan mayoritas tenaga magang. Namun, belum sampai setahun setelah dibukanya kembali Jepang pascapandemi, jumlah tenaga kerja Indonesia di Jepang mencapai 70.000 orang. Sebanyak 20.000 orang di antaranya adalah tenaga kerja berketerampilan khusus (specified skilled worker/SSW).
”Ke depan, diharapkan akan ada perubahan kebijakan sehingga yang akan didatangkan ke Jepang bukan lagi pemagang, tetapi tenaga kerja berkeahlian khusus. SSW ini dibatasi dalam 14 bidang, terutama perawat dan pramurukti. Ada juga pekerjaan di sektor pertanian, konstruksi, dan perikanan,” kata Heri.
Friendship Day
Untuk merayakan 65 tahun hubungan Indonesia-Jepang, sejak tahun lalu KBRI Tokyo menggelar beragam kegiatan Indonesia Friendship Day. Pada 2023, kegiatan ini berkembang menjadi Indonesia-Japan Friendship Day. Kegiatan promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi yang dikemas dalam promosi seni budaya Indonesia ini digelar bersama dengan diaspora Indonesia dan mitra pemerintah serta warga Jepang di 14 kota besar di Jepang.
Puncak perayaannya akan digelar pada 14-15 Oktober di Yoyogi Park, Tokyo. Sejak Januari hingga September, ada 15 kegiatan festival seni budaya Indonesia yang diinisiasi mandiri oleh sejumlah kelompok masyarakat Indonesia dan Jepang. Ada pertunjukan tari, wayang kulit, dan pergelaran instrumen alat musik tradisional Indonesia, seperti gamelan.
Dalam siaran pers dari KBRI Tokyo disebutkan, salah satu kegiatan promosi itu dilakukan bersama dengan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Jepang di kota Tsukuba, Prefektur Ibaraki, Minggu (1/9/2023). Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Tokyo Meinarti Fauzie mengatakan, kegiatan Ipemi Jepang ini sejalan dengan program pemerintah untuk mempromosikan perdagangan, investasi, dan pariwisata yang di dalamnya juga ada kebudayaan.
”Perekonomian Indonesia bisa melaju pesat dengan melibatkan diaspora secara aktif. Peran diaspora dalam ekonomi bisa sebagai agen, investor, maupun pelaku usaha,” ujarnya.
Ketua Dharma Wanita KBRI Tokyo sekaligus Pembina Ipemi Jepang Nuning Akhmadi berharap Ipemi Jepang terus aktif menjadi wadah komunikasi dan pengembangan kapasitas perempuan Muslim di Jepang dalam berbagai kegiatan. Sedikitnya 500 orang hadir dalam acara Indonesia Japan Friendship Festival yang dimeriahkan kolaborasi pertunjukan kesenian dari sejumlah daerah di Indonesia dan Jepang, di antaranya tari saman, komposisi permainan gitar dari Kaorinto, penampilan Koto Traditional Music dari Kumi Agatsuma, dan tari merak.