Memiliki hubungan sejarah yang panjang dan unik, hubungan ekonomi Arab Saudi-Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang lebih maju. Majelis Tinggi Arab Saudi-Indonesia berpotensi besar mendorong kemajuan itu.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membantu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menaiki panggung diikuti oleh Wapres RI periode 2004-2009 dan 2014-2019 M Jusuf Kalla pada malam resepsi Hari Nasional Ke-93 Kerajaan Arab Saudi di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Rencana penandatanganan pelantar untuk mempererat kerja sama bilateral Indonesia-Arab Saudi menjadi angin segar di tengah perayaan Hari Nasional Ke-93 Kerajaan Arab Saudi di Jakarta, Senin (25/9/2023) malam. Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah al-Amudi mengatakan, Majelis Tinggi Arab Saudi-Indonesia—nama lembaga yang menjadi pelantar—akan ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, pertengahan Oktober mendatang, di Riyadh, Arab Saudi.
”Majelis Tinggi ini diharapkan tidak hanya membuka cakrawala baru bagi hubungan kerja sama kedua negara, tetapi juga meningkatkan kerja sama yang lebih strategis antara kedua negara: politik, ekonomi, sosial, budaya, dan tentu investasi dan ekonomi seperti yang diharapkan oleh kedua negara,” kata Faisal.
Perayaan Hari Nasional Ke-93 Arab Saudi di Jakarta malam itu berlangsung meriah. Selain dihadiri tamu sesama misi diplomatik negara asing di Jakarta, para pejabat tinggi dan mantan pejabat Pemerintah Indonesia hadir.
Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, dan Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 M Jusuf Kalla hadir duduk satu meja dengan Dubes Faisal. Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid juga turut hadir dalam resepsi itu. Untuk memperlihatkan keakraban kedua negara, Dubes Faisal menggandeng tangan Wapres Amin saat memasuki ruang resepsi menuju ke tempat duduknya.
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin berjalan bergandengan dengan Duta Besar Arab Saudi Faisal Abdullah al-Amudi memasuki ruang resepsi Hari Nasional Ke-93 Arab Saudi, di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Malam resepsi itu juga ramai-ramai dihadiri para menteri aktif Kabinet Indonesia Maju, seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, hingga Wakil Menteri Hukum, dan HAM Edward Omar Sharief Hiariej. Pemilik maskapai Susi Air, Susi Pudjiastuti, dan pengusaha Chairul Tanjung termasuk tamu yang hadir.
Menag Yaqut dalam pidato sambutan mewakili pemerintah menyebut, jika dirangkum dalam satu kata, hubungan Indonesia-Arab Saudi sebenarnya bak saudara. ”Persaudaraan adalah deskripsi paling tepat (untuk menggambarkan hubungan dua negara),” katanya.
Persaudaraan adalah deskripsi paling tepat (untuk menggambarkan hubungan dua negara).
Hubungan itu telah berlangsung jauh sebelum hubungan resmi kedua negara. Arab Saudi menjadi salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan RI, yakni pada 1947, dan kemudian meresmikannya pada 1950.
Jauh sebelum itu, warga berbagai kerajaan di Nusantara telah menjalin hubungan, utamanya hubungan dagang, keagamaan, dan kebudayaan. Rekam jejak para pelajar Islam di berbagai pulau di Nusantara terekam baik dalam sejarah keduanya hingga saat ini.
Rangkul warga global
Di bawah kepemimpinan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), Arab Saudi tengah membuka diri. Visi Arab Saudi 2030, yang didorong oleh keinginan mendiversifikasi sumber pendapatan negara, membuat ”Negeri Penjaga Dua Kota Suci” ini bersolek dan merangkul banyak warga global untuk datang ke Arab Saudi, termasuk dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
”Kami berkeinginan menjadikan negara kami sebagai pusat perdagangan internasional dan jadi pemimpin global dalam perekonomian dunia,” kata Dubes Faisal.
”Kami juga ingin jadi partner terbaik yang bisa berkontribusi tak hanya pada perekonomian negara kami, tetapi juga peningkatan perekonomian serta kesejahteraan negara sahabat dan mitra kami,” katanya.
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Duta Besar Arab Saudi Faisal Abdullah al-Amudi (kedua dari kiri) berbincang dengan Direktur Timur Tengah Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih pada malam resepsi Hari Nasional Ke-93 Arab Saudi di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Dalam catatan Kementerian Agama, lebih dari 2 juta anggota jemaah asal Indonesia melaksanakan umrah ke Tanah Suci sepanjang tahun 2022. Belum lagi dengan jemaah haji yang berjumlah 220.000-an menjadikan Indonesia salah satu sumber pendapatan bagi Arab Saudi.
Sementara nilai perdagangan kedua negara masih mengalami pasang surut. Meski secara gradual dan bertahap mengalami peningkatan, neraca perdagangan Indonesia masih defisit dibandingkan Arab Saudi.
Meski secara gradual dan bertahap mengalami peningkatan, neraca perdagangan Indonesia masih defisit dibanding Arab Saudi.
Mantan Wapres Jusuf Kalla, yang juga seorang pengusaha, mengatakan, Arab Saudi telah mengembangkan sektor-sektor yang baru untuk mengembangkan perekonomiannya. Tidak lagi bergantung pada minyak. Ia menyarankan, Indonesia harus mengimbangi hal itu guna menarik fulus dari Arab Saudi.
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Wakil Presiden RI periode 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla berjalan memasuki ruang resepsi Hari Nasional Ke-93 Arab Saudi di Jakarta, Senin (25/9/2023).
Ini salah satu pekerjaan rumah yang harus digarap serius oleh Jakarta dan Riyadh. Meski kedua negara ”bersaudara”, angka investasi Arab Saudi jauh tertinggal dibandingkan negara lain, terutama negara Barat.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi Arab Saudi di Indonesia tahun 2018 hingga hari ini baru mencapai 27,165 juta dollar atau sekitar Rp 420,731 miliar.
Tidak salah jika Yaqut berharap, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Arab Saudi pertengahan bulan depan bisa menghasilkan hasil yang riil. Pemerintah Indonesia berharap, kunjungan nanti menjadi pembuka jalan kerja sama yang lebih strategis.
”Saya percaya persaudaraan antarnegara kita akan semakin kuat di tahun mendatang,” kata Yaqut.