Usai Bertemu Penasihat Keamanan Gedung Putih, Wang Yi ke Rusia
Menlu China melanjutkan perjalanan ke Moskwa guna membicarakan perkembangan situasi di Ukraina dan Asia Pasifik.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
ANTON NOVODEREZHKIN, SPUTNIK, KREMLIN POOL PHOTO VIA AP
Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Presiden Rusia Vladimir Putin berjumpa di Kremlin, Moskwa, 22 Februari 2023.
BEIJING, SENIN — Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Senin (18/9/2023), sedang dalam perjalanan menuju Rusia. Ia dilaporkan hendak berdialog mengenai perkembangan situasi global terkini, terutama soal perang Rusia-Ukraina dan kestabilan di wilayah Asia Pasifik. Kunjungan ini juga diperkirakan membuka jalan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin yang rencananya akan ke China bulan depan.
Pengumuman mengenai perjalanan Wang Yi ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam acara taklimat media rutin. Ia menjelaskan, dikutip harian South China Morning Post, kunjungan Wang sampai Kamis (21/9/2023) tersebut berdasarkan undangan Kepala Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev. Sejatinya, sudah hal lumrah dan rutin bagi menlu China untuk mengadakan koordinasi strategis mengenai isu keamanan dengan Rusia.
Juru Bicara Kemenlu Rusia Maria Zakharova, dikutip kantor berita Interfax, mengatakan, selain dengan Patrushev, Wang akan bertemu Menlu Rusia Sergey Lavrov. Kedua menlu itu akan mempersiapkan perihal kunjungan Putin ke China guna menghadiri pertemuan ketiga Insiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
Ini menjadi kunjungan pertama Putin ke luar negeri setelah dijatuhi sanksi oleh Mahkamah Internasional. Sebelumnya, pada Maret, Presiden China Xi Jinping berkunjung ke Moskwa. China bukan salah satu dari 122 negara yang menandatangani Statuta Roma, yakni dokumen yang menegaskan bahwa penjahat perang dan buronan internasional wajib ditangkap jika menginjakkan kaki di negara peratifikasi statuta.
Meskipun begitu, belum ada kepastian Putin benar-benar akan hadir secara fisik di China. Pekan lalu, dalam ajang Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Putin bertemu Wakil Perdana Menteri China Zhang Guoqiang. ”Hubungan Moskwa dan Beijing sekarang luar biasa dekat. Ini bahkan yang paling erat sepanjang sejarah,” tutur Putin.
Sebelumnya, dari Selasa hingga Minggu pekan lalu, Putin menjamu Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un. Dugaan kuat berbagai pihak akan terjadi jual beli senjata karena Rusia sudah semakin kekurangan amunisi dan artileri untuk mendukung invasi mereka ke Ukraina sejak 24 Februari 2022. Namun, hingga kepulangan Kim ke tanah airnya, tidak ada perjanjian transaksi senjata yang terjadi.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un berjalan di karpet merah yang digelar untuknya di Khasan, Rusia, 12 September 2023. Kim melawat ke Rusia sampai tanggal 17 September 2023.
Meskipun begitu, dunia tidak segera melepas kecurigaan. Sejauh ini, China tidak berkomentar mengenai pertemuan Putin dan Kim. Mao Ning bahkan mengatakan, itu murni urusan Moskwa dengan Pyongyang. Persoalannya, melihat kedekatan Bejing, Moskwa, dan Pyongyang, tidak mungkin Beijing yang kini dalam posisi adidaya tidak mengetahui atau setidaknya turut andil dalam kunjungan Kim tersebut.
”Ada kecurigaan Korea Utara menjadi perpanjangan tangan China dalam menjual senjata ke Rusia demi Beijing menghindari sanksi internasional,” kata pakar isu Rusia dari Universitas New South Wales, Australia, Alexander Korelev, kepada BBC.
China sebagai sahabat dekat Rusia tidak pernah mengecam penyerangan ke Ukraina. Mereka memang meminta agar setiap pihak menahan diri dan menyelesaikan persoalan di meja perundingan. Pada saat yang sama, China menyatakan mengerti alasan Rusia melancarkan invasi tersebut, yakni karena ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Eropa Timur. Walaupun demikian, Beijing tetap menekankan agar semua pihak menghormati kedaulatan setiap negara.
AP PHOTO/SUSAN WALSH
Penasihat Keamana Gedung Putih Jake Sullivan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Malta, Sabtu dan Minggu (16-17/9/2023).
Perkara invasi Rusia ke Ukraina ini tidak dibahas Wang ketika bertemu dengan Penasihat Keamanan Gedung Putih Jack Sullivan di Malta pada Sabtu dan Minggu (16-17/9/2023). Mereka lebih banyak berbincang mengenai menjaga keamanan dan kestabilan di Selat Taiwan, perairan tempat 50 persen komoditas ekspor dan impor global lalu lalang.
Selain itu, Wang dan Sullivan membahas kerja sama China-AS dalam pengembangan kecerdasan buatan, penanggulangan peredaran narkoba, dan pembebasan tahanan. Mereka juga membicarakan persiapan pertemuan Presiden China Xi Jinping dengan Presiden AS Joe Biden di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di San Francisco pada November. Pertemuan terakhir kedua kepala negara itu adalah di KTT G20 di Nusa Dua, November 2022. (AP/AFP/REUTERS)