Jake Sullivan-Wang Yi Bahas Sejumlah Isu Jelang Pertemuan Biden-Xi
Penasihat keamanan AS, Jake Sullivan, bertemu selama 12 jam dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, 16-17 September 2023, di Malta. Sejumlah isu dibahas untuk menstabilkan hubungan AS-China.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
AP PHOTO/SUSAN WALSH
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, memaparkan hasil pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Sabtu (16/9/2023), di Malta.
WASHINGTON, SENIN — Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, bertemu Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Pertemuan itu disebut menjadi upaya menstabilkan hubungan kedua negara adidaya yang selama ini diwarnai ketegangan dan saling curiga. Pertemuan berlangsung menjelang kemungkinan pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada November 2023.
Dilansir dari Associated Press, Senin (18/9/2023), Sullivan dan Wang bertemu di Malta pada Sabtu (16/9/2023) dan Minggu (17/9/2023). Mereka bertemu dan berdiskusi selama 12 jam di Malta.
Pembicaraan antara Sullivan dan Wang terjadi untuk membahas kemungkinan pertemuan antara Biden dan Xi. Pertemuan mungkin di sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco pada November 2023. Syaratnya, Xi datang ke KTT itu. Biden dan Xi terakhir kali bertemu di sela KTT G20 di Bali, Indonesia, pada November 2022.
Dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan Gedung Putih dan Kementerian Luar Negeri China, Minggu, disebutkan, Sullivan dan Wang melakukan komunikasi strategis yang jujur, substantif, dan konstruktif. Pertemuan itu menjadi upaya kedua negara tersebut untuk memelihara komunikasi yang terbuka dan menjaga hubungan yang bertanggung jawab.
Keduanya juga disebutkan mendiskusikan isu-isu penting terkait hubungan bilateral AS-China, isu keamanan global dan kawasan, perang Rusia-Ukraina, juga isu Selat Taiwan. Mereka juga membahas isu kecerdasan buatan (artificial intelligence), upaya pemberantasan narkotika, dan status warga AS yang ditahan di China.
KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI/POOL/ANTARA/M RISYAL HIDAYAT
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin (kiri) berbincang dengan Diplomat Senior China Wang Yi (kanan) dalam Pertemuan Ke-24 Menteri Luar Negeri ASEAN Plus Tiga (APT FMM) di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Terkait isu di Selat Taiwan, dalam pernyataan Gedung Putih disebutkan, AS mencatat pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Sementara dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri China, Wang Yi menekankan, masalah Taiwan merupakan hal yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan AS-China.
AS harus mematuhi tiga komunike bersama China-AS dan menerapkan komitmennya dengan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Kementerian Luar Negeri China juga menyebutkan, pembangunan China memiliki daya dorong dan mengikuti logika sejarah.
Dari pertemuan itu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan kedua belah pihak sepakat mempertahankan korespondensi tingkat tinggi dan menggelar konsultasi bilateral terkait urusan Asia Pasifik, urusan kemaritiman, dan kebijakan luar negeri. Kedua belah pihak disebutkan juga membahas langkah-langkah untuk mendukung lebih jauh dan memfasilitasi pertukaran personel di antara kedua negara.
Dari Gedung Putih dinyatakan, kedua belah pihak berkomitmen mempertahankan saluran komunikasi strategis. Selain itu juga akan mengupayakan pertemuan dan konsultasi tingkat tinggi tambahan untuk isu-isu penting antara AS dan China dalam beberapa bulan mendatang.
Dalam hubungan AS-China, seperti dilansir dari AP, keduanya memandang diri mereka sebagai pesaing meski sebetulnya terdapat kemitraan dagang yang luas di antara keduanya.
Baru-baru ini Presiden Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri China Li Qiang dalam KTT G20 di India. Kepada wartawan, Biden menyatakan, mereka berdua berbicara tentang stabilitas dan bahwa hal itu sama sekali tidak konfrontatif.
AFP/MANDEL NGAN
Foto yang diambil pada 15 November 2021 ini memperlihatkan Presiden AS Joe Biden di Ruang Roosevelt, Gedung Putih, Washington DC, AS, bertemu secara virtual dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China,
Biden juga berupaya memperkuat hubungan dengan Jepang, Korea Selatan, India, Vietnam, dan negara-negara lain untuk mengimbangi pengaruh China di Asia Pasifik. Dalam konferensi pers di Hanoi hari Minggu lalu, Biden menyebutkan aliansi itu bukan tentang ”perang dingin” dengan China. ”Ini bukan tentang membendung China. Ini tentang memiliki landasan yang stabil bagi pertumbuhan ekonomi global,” kata Biden.
Karena Xi tidak hadir di KTT G20 India ataupun di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Biden berharap bisa bertemu di kesempatan lain. KTT APEC jadi peluang pertemuan itu. (AP/REUTERS)