Pernyataan Gedung Putih menyebut potensi Vietnam sebagai pemain penting dalam rantai pasok industri semikonduktor global.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD, MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
HANOI, SENIN — Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pejabat eksekutif senior perusahaan-perusahaan teknologi negaranya bertemu dengan para tokoh bisnis Vietnam di Hanoi, Senin (11/9/2023). Sehari sebelumnya, kedua negara sepakat menaikkan hubungan menjadi kemitraan strategis komprehensif.
Dalam pertemuan itu, Biden menekankan, kedua negara memperdalam kerja sama dalam komputasi awan, semikonduktor, dan kecerdasan buatan, serta menggarisbawahi pentingnya Vietnam bagi pasokan mineral-mineral penting. Vietnam diperkirakan menyimpan cadangan mineral penting yang terbesar kedua di dunia, yang diperlukan untuk kendaraan listrik dan turbin angin.
Washington berusaha mengurangi ketergantungan pada rantai pasok yang terhubung dengan China. ”(Hubungan AS-Vietnam) Ini bukan tentang membendung China. Ini tentang (upaya) memiliki basis yang stabil,” kata Biden dalam konferensi pers di Hanoi, Minggu (10/9/2023) malam.
Dalam kunjungan Biden ke Vietnam itu diungkap kesepakatan-kesepakatan bisnis di antara dua negara. Maskapai Vietnam, Vietnam Airlines, misalnya, membeli 50 unit jet Boeing 737 Max dalam kesepakatan senilai 7,8 miliar dollar AS.
Gedung Putih juga mengumumkan rencana Microsoft mengembangkan solusi berbasis generative AI yang dirancang untuk Vietnam dan pasar-pasar baru tumbuh. Adapun Nvidia bermitra dengan FPT, Viettel, Vingroup, perusahaan induk VinFast, dalam pengembangan kecerdasan buatan di Vietnam.
Gedung Putih juga mengungkapkan sejumlah investasi terkait cip oleh perusahaan-perusahaan AS di Vietnam. Ini termasuk rencana Marvell dan Synopsys membangun pusat-pusat desain cip di negara-negara itu. Pabrik Amkor yang baru dibangun di dekat Hanoi dengan biaya 1,6 miliar dollar AS bakal merakit, mengemas, dan menguji coba cip. Pabrik ini beroperasi Oktober nanti.
Nilai investasi mereka setara pabrik perakitan cip milik Intel yang dibangun dengan biaya 1,5 miliar dollar AS di wilayah selatan Vietnam. Itu pabrik Intel terbesar di seluruh dunia. Beberapa sumber mengungkapkan, pabrik itu kemungkinan masih akan diperluas lagi.
Konglomerat AS, Honeywell, akan bekerja sama dengan mitranya di Vietnam meluncurkan proyek percontohan untuk mengembangkan sistem penyimpanan energi baterai di Vietnam.
Lawan pengaruh China
Kemitraan baru AS-Vietnam dipandang sejumlah analis sebagai cerminan untuk melawan pengaruh China. Di tengah upaya ekonomi lebih luas, yaitu mencari kawasan baru untuk menyokong industri semikonduktor AS, upaya Washington tersebut juga dipandang dari segi politik untuk mencari sekutu sambil berusaha meredakan ketegangan dengan China.
”Saya pikir kita terlalu banyak tenggelam dengan istilah (dalam) Perang Dingin. Ini bukan soal itu. Ini tentang menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas di seluruh dunia. Dan itulah yang kami coba lakukan,” ujar Biden.
AS tengah berupaya mengurangi peran China dalam rantai pasok industri semikonduktor global. Pada tahun 2022, pemerintahan Biden mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mendukung industri semikonduktor dalam negeri. Washington juga merayu sejumlah industri semikonduktor Taiwan agar mau berinvestasi di AS.
AS juga memperketat embargo bahan dan alat pembuatan semikonduktor ukuran tertentu ke perusahaan-perusahaan manufaktur semikonduktor China. Alasannya, selain untuk melindungi perkembangan teknologi dan keamanan AS, langkah itu diambil juga untuk membendung percepatan kemampuan China mengembangkan teknologi berbasis semikonduktor, mulai dari digital hingga persenjataan.
AS tengah berupaya mengurangi peran China dalam rantai pasok industri semikonduktor global.
Merujuk data penelitian Institut Ekonomi Internasional Peterson pada 2021, China menjadi tujuan ekspor semikonduktor beserta perlengkapan industrinya terbesar di dunia. Nilai transaksi negara eksportir dengan China mencapai 383,6 miliar dollar AS (Kompas.id, 15 Februari 2023).
Dalam pernyataan bersama, yang dilansir Gedung Putih, Biden dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong menyebutkan, AS akan memberikan dukungan lebih besar bagi industri manufaktur, infrastruktur digital dan fisik, transisi energi, dan pertanian Vietnam.
Pernyataan itu juga menyebut, melihat potensi Vietnam sebagai pemain penting dalam rantai pasok industri semikonduktor global, AS akan menyokong upaya Hanoi dengan meluncurkan inisiatif pengembangan sumber daya manusia dengan dana awal sebesar 2 juta dollar AS.
”Nota Kerja Sama Rantai Pasokan Semikonduktor, Tenaga Kerja, dan Pengembangan Ekosistem yang baru ditandatangani akan meresmikan kemitraan bilateral ini untuk memperluas kapasitas ekosistem semikonduktor di Vietnam guna mendukung industri AS,” demikian pernyataan Gedung Putih.
”Di bawah Dana Keamanan dan Inovasi Teknologi Internasional (ITSI), yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang CHIPS tahun 2022, AS bermitra dengan Vietnam untuk lebih mengembangkan ekosistem semikonduktor, kerangka peraturan, dan kebutuhan tenaga kerja dan infrastruktur yang ada di Vietnam saat ini.”
Peningkatan status hubungan AS-Vietnam menjadi kemitraan strategis komprehensif berlangsung di tengah dinamika terbaru di Laut China Selatan dan kawasan Indo-Pasifik. Di Laut China Selatan, peta baru yang dikeluarkan oleh China beberapa saat sebelum Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN semakin memanaskan suasana kawasan.
Vietnam dan Malaysia, dua negara anggota ASEAN, menolak peta tersebut. Di luar kawasan, India juga menolaknya. New Delhi menilai Beijing telah mencaplok sebagian wilayahnya. Diduga, perseteruan India-China yang belum selesai soal perbatasan, ditambah peluncuran peta baru itu, membuat Presiden China Xi Jinping urung hadir dalam KTT G20 di New Delhi, India, akhir pekan lalu. (AP/AFP)