AS dan China menjadi mitra penting bagi ASEAN. Demikian pula sebaliknya. Kompetisi sengit hanya akan merugikan. Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak kedua adidaya menjadi kekuatan positif bagi kawasan.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA, NINA SUSILO, MAHDI MUHAMMAD, LARASWATI ARIADNE ANWAR, LUKI AULIA, KRIS MADA, josie susilo hardianto
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Amerika Serikat dan China, dua adidaya yang tengah bersaing sengit dalam hegemoni global, menggunakan bahasa berbeda dalam berinteraksi dan merebut hati ASEAN. Washington lebih menekankan bahasa geopolitik, sedangkan China lebih menekankan bahasa geoekonomi.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-26 ASEAN-China digelar di Jakarta, Rabu (6/9/2023) siang. China diwakili oleh Perdana Menteri Li Qiang. Sore harinya, ASEAN-Amerika Serikat (AS) menggelar KTT ke-11. AS diwakili oleh Wakil Presiden Kamala Harris.
Washington lebih menekankan bahasa geopolitik, sedangkan China lebih menekankan bahasa geoekonomi.
Kedua pertemuan puncak ini diselenggarakan dalam rangkaian KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta, 5-7 September 2023. Selain bertemu dengan AS dan China, ASEAN juga menggelar pertemuan puncak dengan sejumlah negara mitra lain seperti India, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Kanada.
Secara umum, Li maupun Harris sama-sama menyampaikan bahwa setiap pihak dan ASEAN memiliki kepentingan bersama. Untuk itu, semua ingin meningkatkan kerja sama dengan ASEAN. Namun dalam rinciannya, masing-masing menekankan pendekatan yang berbeda.
Li dalam pidatonya menyatakan, China dan ASEAN bahu-membahu dan berkontribusi terhadap keberhasilan negara masing-masing selama 10 tahun terakhir. Menghadapi perubahan besar dalam satu abad terakhir, menurut Li, China dan ASEAN telah menempuh jalan yang benar, menunjukkan sikap bertetangga yang baik, serta berbagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
China, Li melanjutkan, adalah negara pertama yang menjalin kemitraan strategis dengan ASEAN. China pula yang berinisiatif meningkatkan hubungan tersebut menjadi kemitraan strategis komprehensif pada 2021. Hal ini merupakan bukti kuat atas kepercayaan strategis antara kedua belah pihak.
China, Li melanjutkan, adalah negara pertama yang menjalin kemitraan strategis dengan ASEAN.
Tahun lalu, Li menjelaskan, volume perdagangan dua arah mencapai lebih dari 970 miliar dollar AS. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu.
Pada pertemuan puncak khusus memperingati 30 tahun hubungan dialog China-ASEAN pada 2021, Presiden Xi Jinping berjanji bahwa China akan membeli produk pertanian senilai hingga 150 miliar dollar AS dari ASEAN dalam lima tahun ke depan. Sampai saat ini, realisasinya lebih dari 55 miliar dollar AS atau lebih cepat dari perkiraan.
Sementara Harris menyatakan, AS berkomitmen penuh pada Asia Tenggara, dalam skala yang lebih besar lagi adalah pada Indo-Pasifik. Masyarakat AS memiliki kepentingan besar pada masa depan Indo-Pasifik.
”Kami memiliki ikatan sejarah dan nilai-nilai yang sama dengan banyak masyarakat dan bangsa-bangsa di sini. Dan, aliansi dan kemitraan kita mendukung keamanan dan kemakmuran AS dan ASEAN,” kata Harris.
Contohnya, arus perdagangan antara Asia Tenggara dan AS menopang lebih dari 600.000 lapangan kerja bagi warga negara AS. Kerja sama AS-ASEAN merepresentasikan peluang yang besar untuk pertumbuhan kedua belah pihak.
Dan, komitmen pertahanan dan pencegahan AS serta kehadiran keamanan kami di Indo-Pasifik membantu melindungi Tanah Air kami sekaligus menjamin stabilitas regional.
”Dan, komitmen pertahanan dan pencegahan AS serta kehadiran keamanan kami di Indo-Pasifik membantu melindungi Tanah Air kami sekaligus menjamin stabilitas regional,” katanya.
Oleh karena itu, Harris melanjutkan, merupakan kepentingan vital kedua pihak untuk mewujudkan kawasan yang terbuka, saling terhubung, makmur, aman, dan berdaya tahan. ”Rekan-rekan, ASEAN adalah pusat komitmen AS terhadap Indo-Pasifik. Sebagaimana dijelaskan dalam strategi Indo-Pasifik AS, kami berkomitmen terhadap sentralitas ASEAN,” katanya.
Pada KTT ASEAN-China, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan, AS dan China perlu ”menunjukkan kepemimpinan” dalam mengatasi berbagai masalah global. Dengan demikian, penting bagi keduanya untuk melanjutkan dialog, membangun kepercayaan strategis di semua tingkatan, dan mengupayakan kerja sama yang lebih besar.
Asia Tenggara, Lee melanjutkan, ”sangat prihatin” dengan perkembangan hubungan AS-China. ”ASEAN mempunyai kepentingan langsung karena ketegangan dapat dengan mudah memicu konflik yang ada di kawasan dan merusak perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas yang telah kita nikmati selama beberapa dekade,” katanya, dikutip dari CNA, kantor berita Singapura.
AS dan China perlu ”menunjukkan kepemimpinan” dalam mengatasi berbagai masalah global.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada sesi pleno KTT ke-43 ASEAN, Selasa (5/9/2023), menyatakan, ASEAN harus melawan langkah-langkah dari kekuatan besar yang hendak memecah belah ASEAN. Ini ditempuh dengan konsisten mengangkat sentralitas ASEAN.
"ASEAN memiliki peluang unik melalui platform-platformnya untuk menggandeng pihak-pihak yang tengah berkompetisi guna mengingatkan mereka perlunya memprioritaskan dialog dan kerja sama, mengembangkan persaingan yang sehat dan memastikan apa yang mereka bawa ke dalam hubungannya dengan ASEAN akan membantu menjaga perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasan ini," katanya., dikutip dari kantor berita Malaysia, Bernama.
Sementara itu, Presiden Jokowi pada kesempatan terpisah menitipkan pesan yang sama kepada Li maupun Harris. Presiden Jokowi berharap kedua negara menjadi daya positif yang berkontribusi besar bagi perdamaian dan kesejahteraan.
Presiden Jokowi pada KTT ASEAN-China menyatakan, China adalah satu dari empat mitra dialog ASEAN yang memiliki status mitra strategis komprehensif.
”Kita perlu memaknai semua ini dengan merealisasikan kerja sama konkret yang saling menguntungkan, di mana hal tersebut hanya bisa dilakukan jika kita memiliki trust satu sama lain yang tentu saja harus dibangun dan dipelihara oleh semua pihak. Trust dan kerja sama konkret inilah yang dapat menjadi positive force bagi stabilitas dan perdamaian kawasan,” kata Presiden Jokowi.
ASEAN telah sepakat untuk terus menjalankan fungsinya sebagai lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan di mana Indo-Pasifik harus menjadi platform bagi kolaborasi.
Adapun saat berbicara pada KTT ASEAN-AS, Presiden Jokowi menyatakan, kemitraan yang kokoh dan berkelanjutan antara ASEAN dan AS tidak hanya menguntungkan ASEAN, tetapi juga AS. Namun, kemitraan itu hanya akan terwujud jika terdapat komitmen kuat dari kedua belah pihak dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
”ASEAN telah sepakat untuk terus menjalankan fungsinya sebagai lokomotif perdamaian dan stabilitas kawasan di mana Indo-Pasifik harus menjadi platform bagi kolaborasi. Oleh sebab itu, ASEAN mengajak Amerika Serikat untuk menjadi positive force dalam menciptakan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera melalui kerja sama konkret yang inklusif,” katanya.