Lulus Tes Menembak dan Bahasa Inggris, Syarat Ujung Tombak Pengamanan VIP KTT ASEAN
Tak mudah jadi anggota petugas keamanan yang mengawal para tamu kepala negara dan VIP di KTT ASEAN. Selain punya kemampuan pengamanan, mereka harus cakap berkomunikasi, termasuk dalam bahasa Inggris.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI, NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·5 menit baca
Dalam setiap perhelatan acara internasional, faktor keamanan penting untuk memastikan para tamu kenegaraan yang hadir merasa aman dan nyaman. Guna mengamankan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN yang digelar di Jakarta, 5-7 September 2023, para petugas keamanan (security officer/SO) gabungan dari anggota TNI dan Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres disiagakan.
Mereka akan melakukan pengawalan melekat kepada para tamu sejak dari kedatangan di bandara, hotel, hingga lokasi acara. Pengawalan berlangsung hingga para delegasi selesai menghadiri KTT dan pulang meninggalkan Jakarta.
Sejak Sabtu (2/9/2023) pagi, Letnan Satu (Laut) Chentya Malayana Sanusi dan tim petugas keamanan lainnya sudah berkumpul di sekitar Jakarta Convention Centre (JCC), lokasi utama KTT ASEAN. Setiap pagi, mereka harus apel dan gladi bersih untuk pengamanan KTT. Mereka adalah anggota TNI yang dipilih dari kesatuan asal untuk bertugas menjadi tim pengamanan.
Sebelum bertugas, mereka harus menjalani serangkaian seleksi yang diadakan Paspampres sejak awal Agustus 2023. Chentya menuturkan, tes seleksi dimulai penyaringan (screening) awal dari Paspampres, kemudian tes fisik dan olahraga, serta tes bahasa Inggris. Tes bahasa Inggris meliputi pengetahuan umum dan kemampuan mendengarkan percakapan (listening).
”Tes bahasa Inggris sistemnya dengan kuis. Nilainya minimal 200, alhamdulillah kemarin saya sudah mencapai 296,” kata Chentya.
Chentya mengungkapkan, untuk bisa menjadi tim petugas keamanan KTT ASEAN, aspek kemampuan bahasa Inggris harus dikuasai. Sebab, para personel SO ini akan mengawal secara ketat tamu kenegaraan sejak kedatangan di bandara, menuju hotel, hingga lokasi konferensi.
Untuk tamu VIP kenegaraan, seperti Direktur ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) Kouqing Li yang akan ia dampingi, jumlah pasukan pengamanan berjumlah enam rangkaian. Adapun untuk tamu VVIP kepala negara dan ibu negara, jumlah pasukan pengamanan mencapai 11 rangkaian.
”Posisi saya nanti duduk di samping sopir di dalam mobil yang sudah disediakan panitia acara. Saya harus wangi, sopan, tidak boleh bermain ponsel, serta tidak boleh bicara jika tidak ditanya duluan oleh tamu,” ujar Chentya.
Untuk menjaga keselamatan para tamu VIP tersebut, masing-masing anggota pasukan pengamanan juga dibekali dua senjata api (pistol). Mereka harus siap siaga ketika ada ancaman keamanan mengintai. Oleh karena itu, pada saat tes seleksi, mereka juga diuji kemampuan menembaknya oleh pelatih dari Paspampres.
”Kami mengikuti obyek dari mulai menjaga kamarnya sebelum mereka tiba di Jakarta, setelah mereka tiba, saat ke tempat acara, dan kembali lagi ke hotel,” ujar Chentya.
Kami mengikuti obyek dari mulai menjaga kamarnya sebelum mereka tiba di Jakarta, setelah mereka tiba, saat ke tempat acara, dan kembali lagi ke hotel.
Petugas keamanan lainnya, Kapten (Adm) Pratiwi Riandari, diperbantukan dari kesatuan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI untuk menjadi SOistri Perdana Menteri Kamboja. Ini bukanlah pengalaman perdana bagi dia. Dia sudah pernah menjadi SO saat KTT G20 di Bali dan KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Nama baik negara
Bagi Riandari, tugas pengamanan di KTT Ke-43 ASEAN ini akan menjadi yang ketiga kalinya di ajang pertemuan internasional. Itu sebabnya, dia familiar dengan prosedur standar operasi (SOP) pengamanan, baik VIP maupun VVIP.
”Karena membawa tamu negara dari negara yang berbeda-beda, saya tetap harus mempersiapkan diri mencari tahu bagaimana perlakuan untuk tamu ini supaya tidak ada yang missed (luput) di lapangan karena ini membawa nama baik negara,” kata Riandari.
Terkait dengan kemampuan berbahasa Inggris, menurut Riandari, rata-rata para anggota TNI berlatih secara mandiri untuk dapat lolos tes seleksi yang diadakan Paspampres. Mereka tidak mendapatkan pembekalan khusus tentang bahasa Inggris karena rata-rata sudah memiliki dasar kemampuan berbahasa Inggris yang baik.
Menjelang pembukaan KTT ASEAN Ke-43 ini, mereka juga tetap menjaga kebugaran tubuh dengan menyempatkan olahraga harian, membawa suplemen vitamin, dan mengonsumsi makanan sehat.
Tak lupa, mereka juga berkomunikasi melalui telepon dengan keluarga di rumah yang memberikan dukungan moril. Bagi Chentya, meninggalkan empat anak dengan anak terkecil masih duduk di bangku sekolah dasar juga menjadi tantangan tersendiri.
Kompleksitas pengamanan
Sebelumnya, dalam konferensi pers bersama TNI-Polri disebutkan, pengamanan KTT Ke-43 ASEAN menghadapi kompleksitas tertentu karena pertemuan para pemimpin bangsa-bangsa Asia Tenggara itu digelar di Jakarta, ibu kota negara yang juga pusat ekonomi dan pemerintahan. Meski demikian, pengamanan yang dipersiapkan aparat gabungan TNI dan Polri dipastikan sudah mengantisipasi ancaman yang ada, termasuk kemungkinan serangan siber.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya Erwin S Aldedharma, Jumat (1/9/2023), menyampaikan bahwa KTT Ke-43 ASEAN yang diselenggarakan di DKI Jakarta memiliki kompleksitas berbeda dari KTT Ke-42 di Labuan Bajo. Kompleksitas itu terjadi karena DKI Jakarta pusat ekonomi dan pemerintahan Indonesia, sementara Labuan Bajo merupakan tempat wisata.
Sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, populasi di DKI Jakarta juga sangat besar dan hal itu terkait erat dengan kebutuhan akomodasi dan mobilitas para delegasi KTT ASEAN.
”Terlebih di ibu kota negara itu terdapat berbagai macam organisasi pemerintah dan masyarakat yang kemungkinan masing-masing mempunyai persepsi dan nilai pandang berbeda terhadap kegiatan seperti ini. Inilah yang menjadi tantangan kita untuk meyakinkan kepada dunia dan tamu yang akan datang bahwa situasi di Jakarta dan Indonesia itu aman,” papar Erwin.
Setidaknya 11 satuan tugas bakal dikerahkan untuk menjaga kelancaran penyelenggaraan KTT Ke-43 ASEAN 2023. Satgas tersebut meliputi Satuan Tugas Pengamanan VVIP dan Pengamanan Wilayah, Satuan Tugas Pengamanan Khusus, Satuan Tugas Evakuasi, Satuan Tugas Siber, Satuan Tugas Intelijen, Satuan Tugas Komunikasi dan Elektronika, Satuan Tugas Pertahanan Udara, Satuan Tugas Laut, Satuan Tugas Pengamanan Bandara dan Pelabuhan, dan Satuan Tugas Penerangan.
Sementara itu, Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Verdianto Iskandar Bitticaca dalam kesempatan yang sama menuturkan, Polri melakukan kegiatan rutin yang ditingkatkan berupa patroli dan razia yang lebih sering. Selain itu, juga dilakukan kegiatan sosial untuk menekan potensi gangguan keamanan dan ketertiban.
Terkait dengan ancaman terorisme, menurut Verdianto, hal itu sudah diantisipasi oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Adapun untuk kemungkinan unjuk rasa pada saat KTT Ke-43 ASEAN berlangsung, polisi akan melakukan pendekatan persuasif agar kegiatan penyampaian pendapat itu dilakukan setelah KTT ASEAN selesai.
”Silakan menyampaikan pendapat setelah selesai kegiatan. Ini terus kita komunikasikan agar mereka mengurungkan niat untuk turun ke jalan,” ujar Verdianto.
KTT Ke-43 ASEAN akan dihadiri 11 pemimpin negara ASEAN, 9 pemimpin atau perwakilan negara mitra ASEAN, dan 9 pemimpin perwakilan organisasi internasional.