Pengamat memperkirakan ”status quo” akan bertahan di setiap negara bagian. Meski demikian, banyak pula pengamat yakin dukungan bagi oposisi akan meningkat.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, SABTU — Pemilih Malaysia memadati tempat-tempat pemungutan suara, Sabtu (12/8/2023). Hampir 9,8 juta orang memberikan suara untuk memilih 245 anggota parlemen di enam negara bagian. Pemilu ini dinilai sebagai ujian awal bagi kepemimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Meski pemilu lokal ini tidak memiliki dampak langsung pada pemerintah federal, hasilnya bisa menjadi sinyal apakah pemerintahan Anwar bisa bertahan hingga lima tahun masa jabatannya. Jika oposisi bisa mengambil alih kekuasaan di negara bagian yang dipimpin anggota koalisi Anwar atau menunjukkan peningkatan kekuatan dalam pemilu kali ini, analis menilai akan menambah tekanan bagi Anwar.
”Taruhannya tinggi bagi Anwar dan kepemimpinannya. Jika hasilnya bagus, akan mendongkrak dukungan bagi kesatuan pemerintahan pimpinan Anwar dan stabilitas yang lebih lama. Jika sebaliknya, akan terjadi kegaduhan politik yang bisa mengganggu dan melemahkan otoritas pemerintahannya,” kata Amir Fareed Rahim, Direktur Strategi KRA Group, konsultan risiko politik.
Politik Malaysia mengalami kekacauan setelah pemilu pada November 2022 menimbulkan kebuntuan di parlemen karena tidak ada partai yang meraih suara mayoritas. Koalisi pimpinan Anwar, Pakatan Harapan (PH), memenangi kursi terbanyak tetapi gagal mendapat mayoritas suara setelah banyak pemilih mengalihkan dukungan bagi koalisi Perikatan Nasional (PN) pimpinan mantan PM Muhyiddin Yassin. Koalisi PN mencakup Partai Islam Malaysia (PAS) yang keluar sebagai partai terbesar tunggal di parlemen.
Atas perintah Raja Malaysia, partai-partai yang bersaing bersama-sama membentuk pemerintah persatuan yang dipimpin Anwar. Dukungan dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang dulu dominan dan partai-partai kecil memberikan Anwar dua pertiga suara di parlemen. Namun, analis menilai koalisi ini sangat longgar dan tidak stabil sehingga perlu dukungan lebih kuat dari pemilih mayoritas Melayu.
”Status quo”
Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 08.00 waktu setempat. Pemilih memberikan suara di Negara Bagian Kelantan, Trengganu, Kedah, Penang, Selangor, dan Negeri Sembilan. Dari keenam negara bagian itu, koalisi Anwar menguasai tiga negara bagian. Selebihnya dikuasai aliansi PN. Pemungutan suara ditutup pukul 18.00 dan hasilnya akan diketahui Sabtu malam.
Pengamat memperkirakan status quo akan bertahan di setiap negara bagian. Meski demikian, banyak pula pengamat yakin dukungan bagi PN akan meningkat.
Anwar sibuk safari ke negara-negara bagian itu selama dua pekan masa kampanye. Ia menjanjikan kenaikan subsidi bagi para petani, bantuan pembangunan ekonomi, dan peluang kerja. Tahun lalu, saat kampanye, ia menjanjikan reformasi dengan mendorong masyarakat yang lebih inklusif dan memungkinkan etnis lain di Malaysia memiliki peluang dan partisipasi lebih besar di berbagai sektor. Sementara oposisi berjanji menjaga privilese bagi mayoritas etnis Melayu.
Anwar, yang merayakan ulang tahun ke-76 pada Kamis, memberikan pidato berapi-api saat kampanye di Selangor. Dia menyerukan agar masyarakat mendukung stabilitas politik dan konsep pemerintahannya yang progresif. Dalam video yang diunggah di media sosial Facebook, Jumat, Anwar mendesak warga Malaysia untuk memberikan suara dengan bijak dan memilih kesatuan demi masa depan yang lebih stabil dan perekonomian yang lebih kuat. Ia mengatakan, kemenangan bagi pemerintahan bersatu pimpinannya akan menyelamatkan negara dari fanatisme ras dan agama.
Namun, banyak orang menilai Anwar terlalu liberal. Mereka khawatir privilese ekonomi yang telah mereka nikmati selama puluhan tahun bisa terlucuti. Sebanyak dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia merupakan etnis Melayu, diikuti etnis China dan India. PAS memainkan isu ini dan berhasil mendapatkan dukungan meski rekam jejak dalam hal perekonomian tidak terlalu bagus.
Dalam unggahan di Facebook pekan ini, pemimpin PAS, Abdul Hadi Awang, mengindikasikan bahwa oposisi bisa menggulingkan pemerintahan Anwar jika berhasil menyapu bersih kemenangan di enam negara bagian. Menurut analis, Anwar punya waktu untuk membangun basis politik sebelum pemilu tahun 2027 jika bisa mempertahankan kekuasaan di tiga negara bagian yang kini dikuasai. Jika gagal, partai-partai dalam koalisinya akan mempertimbangkan ulang kemitraan mereka. (AP/AFP)