Peringkat Utang AS Diturunkan, Janet Yellen Protes
Peringkat utang Amerika Serikat diturunkan. Menteri Keuangan Janet Yellen protes.
Oleh
SIMON P SARAGIH S
·5 menit baca
WASHINGTON DC, RABU — Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Pemerintah Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+. Alasannya, jumlah utang Pemerintah AS terus meningkat dan penanganannya memburuk serta pertumbuhan ekonomi AS akan menurun. Penurunan peringkat ini tidak menunjukkan kesulitan berarti tentang daya utang AS dalam waktu dekat. Meski demikian, Menteri Keuangan Janet Yellen memprotes putusan Fitch.
Fitch Ratings memutuskan penurunan peringkat itu, Selasa (1/8/2023). Ini mengikuti langkah S&P Global yang lebih dulu menurunkan peringkat utang AS, yakni pada 2011 menjadi AA+. Dengan demikian, dari tiga pemeringkat global ternama, hanya Moody’s yang masih mempertahankan kode Aaa (mirip dengan AAA) atas utang Pemerintah AS.
Kode AAA menunjukkan sangat kecil kemungkinan terjadinya potensi gagal bayar (default). Hanya kejadian sangat luar biasa yang memungkinkan potensi default. Kode AA+ tidak terlalu berbeda dengan AAA. Dalam kode AA+ disebutkan, potensi default sangat rendah dan daya bayar tetap kuat. Kemampuan daya bayar tidak memiliki kerawanan berarti dalam waktu dekat.
Meski demikian, penurunan peringkat itu tetap memiliki makna kuat. Ada gejala tidak beres tentang posisi utang AS dalam jangka panjang. Fitch, misalnya, menyebutkan bahwa cara-cara penanganan utang AS memburuk.
Penanganan buruk tidak terlihat di negara-negara dengan peringkat utang dengan kode AAA ataupun AA+, seperti Australia, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Swiss, Norwegia, dan Singapura.
Mengingatkan konflik dan kemelut
Pernyataan Fitch merujuk pada fakta bahwa kubu Republikan dan Demokrat di AS kerap berseteru tentang penambahan pagu utang, termasuk langkah pengurangan defisit anggaran pemerintah. Jika presiden AS berasal dari kubu Demokrat, maka Republikan akan mempersulit perundingan tentang utang. Demikian pula sebaliknya.
Demokrat dan Republikan bertahun-tahun menjadikan isu pagu utang sebagai alat tawar-menawar demi kepentingan partai, bukan kepentingan nasional. Fitch melihat fenomena tersebut telah berlangsung selama dua dekade terakhir.
Demokrat sangat peduli dengan pengeluaran sosial bagi keluarga tak mampu. Sementara Republikan menentang kuat. Republikan pendamba tingkat pajak rendah, Demokrat justru sebaliknya.
Fitch menurunkan peringkat, juga karena perkiraan bahwa anggaran Pemerintah AS akan memburuk dalam tiga tahun mendatang. Fitch memperkirakan, defisit anggaran pemerintah akan mencapai 6,3 persen terhadap produksi domestik bruto (PDB) AS pada 2023. Defisit pada 2023 ini naik dari 3,7 persen pada 2022. Defisit yang relatif aman menurut Dana Moneter Internasional (IMF) sebaiknya maksimal 3 persen terhadap PDB.
Kenaikan defisit itu, dalam pandangan Fitch, terjadi karena lemahnya potensi penerimaan Pemerintah AS. Hal itu diperburuk dengan potensi rendah pertumbuhan ekonomi AS, yang akan memengaruhi penerimaan negara.
Alasan lain Fitch, utang AS terus meningkat. Saat ini, saldonya mencapai 32,67 triliun dollar AS atau 128 persen terhadap PDB. Batasan saldo utang pemerintah yang tergolong aman sebesar 60 persen terhadap PDB, berdasarkan saran IMF.
Tidak terima
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan tidak setuju dengan penurunan peringkat tersebut. Ia menyebut Fitch bertindak sewenang-wenang dan melakukannya berdasarkan data ekonomi yang sudah ketinggalan zaman. Yellen mengkritik Fitch terutama atas alasan tata kelola keuangan yang baik.
Yellen menyatakan, kemelut terkait utang sejak akhir 2022 hingga Mei 2023 sudah dibereskan. Protes Yellen juga didasarkan pada keyakinannya bahwa surat utang Pemerintah AS tetap memiliki tingkat keamanan luar bisa di dunia, didukung kepemilikan aset-aset likuid.
Ia menambahkan, perekonomian AS telah pulih cepat dari resesi akibat pandemi Covid-19 dengan pertumbuhan 2,4 persen pada triwulan II-2023. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari yang dicapai negara-negara industri lainnya. Ia menyebutkan, pengangguran di AS juga berada di tingkat terendah dalam setengah abad terakhir, yakni 3,6 persen.
Ekonom yang juga mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers turut mengatakan, putusan Fitch lebih keras dari yang diharapkan. Kepala Penasihat Ekonom Allianz Mohamed El-Erian juga menyatakan bingung dengan putusan Fitch.
Seruan penting
Namun, hal yang juga menarik adalah pernyataan Maya MacGuineas, Presiden Committee for a Responsible Federal Budget, yang nonpartisan. Ia katakan, putusan Fitch sebaiknya menjadi peringatan penting bagi AS untuk menangani utang pemerintah di depan.
”Penurunan peringkat hari ini sebaliknya menjadi seruan penting. Kita harus bergegas untuk meletakkan permasalahan utang lewat penanganan yang baik,” kata MacGuineas.
Penting bagi AS untuk tidak melulu menangani kelesuan AS dengan tingkat suku bunga rendah bertahun-tahun dan akhirnya menjadi bumerang. Penting bagi AS menangani potensi kebangkrutan perbankan, yang kini menderita karena kenaikan suku bunga di AS.
Penting pula bagi AS mengatasi defisit perdagangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, yang juga menjadi penyebab defisit anggaran, sekaligus mendorong kenaikan utang.
Meski demikian, dalam jangka pendek, penurunan peringkat utang AS itu tidak akan berarti banyak dalam konteks efek negatif di pasar. Saat penurunan peringkat dilakukan S&P pada 2011, surat utang AS tetap diminati dunia.
”Para investor itu sangat canggih berpikir dan mengabaikan peringkat utang,” kata Jason Furman, ekonom Harvard. ”Saya perkirakan penurunan peringkat itu tidak berdampak secara ekonomi, paling hanya menjadi pembicaraan politis,” kata Furman.
Akan tetapi, pernyataan ekonom Harvard ini juga sama sekali tidak benar jika dilihat dalam rentang waktu yang lebih panjang. Meski penurunan peringkat yang dilakukan S&P dan Fitch tidak berdampak sesaat di pasar, ekonomi AS telah turut mengacaukan perekonomian dunia, setidaknya sejak 2008 hingga sekarang ini.
Kenaikan suku bunga AS turut menjadi faktor kebangkrutan di banyak negara berkembang karena suku bunga yang meningkat akhirnya menyebabkan kenaikan utang dan cicilan utang. Hal serupa telah menyebab industri keuangan AS terbebani kerugian. Akibat kenaikan suku bunga, industri perbankan AS dalam situasi rawan.
Penanganan atas permasalahan perekonomian AS tidak pernah berjalan secara menyeluruh. Para presiden di AS juga tidak pernah memikirkan jangka panjang perekonomiannya, hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi selama era jabatan, meski konsekuensinya adalah penumpukan utang.
Penumpukan utang Pemerintah AS, jika diiringi dengan fenomena dedolarisasi yang sudah berlangsung perlahan, akan membuat dunia meninggalkan surat utang AS, yang bertahun-tahun dianggap sebagai safe haven. Maka dari itu, tindakan Fitch memiliki makna yang tidak bisa diabaikan. (AP/AFP/REUTERS)
Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.