Topan Khanun Empas Okinawa, Ratusan Jadwal Penerbangan Dibatalkan
Topan Khanun membawa angin berkecepatan 162 kilometer per jam. Sejumlah jadwal penerbangan dan operasi angkutan umum berbasis darat dan laut dibatalkan. Topan Doksuri telah korban di China.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·2 menit baca
TOKYO, SELASA – Wilayah timur Asia kini tengah bergulat dengan terjangan topan. Setelah sebelumnya Filipina dan China dihajar oleh topan Doksuri, kini Jepang dihantui oleh topan Khanun. Badan Meteorologi Jepang, sebagaimana dikutip Kantor Berita Associated Press pada Selasa (1/8/2023) mengatakan, saat ini Khanun yang membawa angin berkecepatan 162 kilometer per jam berada di tenggara Pulau Okinawa.
Khanun – yang dalam Bahasa Thailand berarti nangka – bergerak menuju barat laut dengan kecepatan 20 kilometer per jam.
Mengantisipasi beragam kemungkinan, kantor kota di ibu kota prefektur Okinawa, Naha, ditutup. Toko-toko dan supermarket pun ditutup. Hempasan Khanun menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan menutup jalan.
Otoritas di bandara Naha membatalkan ratusan jadwal penerbangan, lusinan diantaranya adalah penerbangan internasional menuju dan dari Seoul, Hong Kong, Taipei dan Shanghai. Pengoperasian transportasi umum di Okinawa termasuk bus dan feri antar pulau dihentikan.
Badan Meteorologi Jepang hujan lebat akan terjadi di Okinawa hingga 24 jam ke depan. Otoritas setempat mengingatkan warga tentang ancaman angin kencang, banjir dan gelombang tinggi. Warga diminta untuk tetap berada di dalam rumah dan menjauh dari jendela.
Diprakirakan, setelah melewati Jepang, Khanun akan mengempas China yang sebelumnya telah diterjang topan Doksuri. Selain Jepang, Filipina juga merasakan dampak Khanun.
Beijing
Dampak dari terjangan Doksuri di China memprihatinkan. Sedikitnya 11 orang tewas dan 27 lainnya hilang. Mereka menjadi korban banjir dan longsor. Jaringan televisi China, CCTV melaporkan, diantara mereka yang tewas ada dua anggota tim penyelamat yang tewas saat bertugas. “Mereka tewas saat berupaya menyelamatkan dan memberi bantuan kepada warga,” kata CCTV.
Hujan lebat membuat sejumlah sungai meluap. Otoritas di Beijing lantas menggunakan waduk penampung banjir untuk pertama kalinya. Waduk itu dibangun pada 25 tahun lalu.
Meskipun demikian, pemerintah setempat tetap mengingatkan agar warga tetap waspada karena resiko banjir dan bencana geologis lainnya tetap ada.
Presiden China Xi Jinping, sebagaimana dikutip Kantor Berita China Xinhua, mendesak pihak berwenang untuk menggunakan segala upaya untuk menyelamatkan warga dan meminimalkan korban. Xi juga meminta aparat terkait untuk segera memulihkan situasi ke kondisi kehidupan normal secepat mungkin.
"Presiden Xi meminta agar semua daerah melakukan segala upaya untuk mencari dan menyelamatkan orang-orang yang hilang dan terperangkap," kata CCTV. “Aparat terkait harus bekerja dengan baik saat merawat yang terluka dan menghibur keluarga korban, serta meminimalkan korban," kata CCTV mengutip pernyataan Xi.
Sebelum menerjang Beijing, Fujian dan Hebei, topan Doksuri menghantam Filipina.