Dunia mendadak berwarna merah muda gara-gara film ”Barbie”. Warna merah muda adalah warna yang paling laris sepanjang masa, sekaligus paling sering diperdebatkan dan menjadi simbol kekuatan sekaligus sikap lembut.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
”Think pink! Think pink! kalau mau beli baju musim panas. Think pink! Think pink!” Bagi yang pernah menonton film musikal Funny Face tahun 1957 yang dibintangi aktris Audrey Hepburn dan aktor Fred Astaire, pasti ingat saran ”think pink” yang dinyanyikan di film itu. Ketertarikan pada warna merah muda sejak itu membentuk mesin budaya dari generasi ke generasi dan mencapai puncaknya ketika boneka Barbie buatan perusahaan mainan Mattel muncul di tahun 1959.
Warna merah muda menjadi detail penting untuk film dan TV, mulai dari film Funny Face, Legally Blonde (2001) di mana Elle Woods mengenakan pakaian merah jambu dari ujung rambut ke ujung kaki, hingga film The Marvelous Mrs. Maisel (2017). Kini, dunia kembali berwarna merah muda dengan rilis film Barbie yang disutradari Greta Gerwig.
Sepanjang sejarah, perancang, artis, dan jenama telah bermain dengan emosi yang ditimbulkan oleh warna, membentuk makna yang terus berkembang. Dari isu jender ke isu kelas, penggunaan warna itu terus dimanfaatkan dan definisi warna merah muda selalu berubah.
Salah satu penulis buku Pink: The History of a Punk, Pretty, Powerful Color, Valerie Steele, mengatakan, merah muda pertama kali menjadi mode pada abad ke-18 di pengadilan Perancis karena sumber pewarna baru ini yang memberikan warna kain lebih jelas dan tahan lama. Merah muda menjadi warna yang lebih mudah diakses oleh kelas pekerja dan tidak terkait dengan kekayaan dan prestise.
Ketika pertama kali dipopulerkan, warna merah muda digunakan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Tetapi, pada tahun 1920-an, pertokoan-pertokoan di Amerika Serikat mulai memisahkan warna biru untuk anak laki-laki dan warna merah muda untuk perempuan. ”Waktu itu mereka sewenang-wenang saja membedakan dua warna untuk peruntukan berbeda,” kata Steele.
Kemudian, pada 2016, perusahaan cat Pantone memilih ”rose quartz” menjadi warna tahun ini. Warnanya merah muda agak kabur yang menenangkan, tetapi juga terasa kuat. Wakil Presiden Institut Warna Pantone, Laurie Pressman, mengatakan, salah satu alasan mereka memilih warna merah muda itu karena adanya ”kekaburan jender. Kini, warna itu digunakan juga oleh para perancang busana dan interior dan disebut sebagai warna ”merah muda milenial”.
Warna merah muda ”tenang tapi kuat” itu juga digunakan ketika para aktivis Women’s March berarak di Washington, AS. Para aktivis mengenakan ”topi vagina” berwarna merah muda. ”Pink menjadi warna paling kontroversial dalam mode dan mode selalu tertarik dengan kontroversi,” kata Steele.
Bagi seniman Inggris, Stuart Semple, merah muda adalah warna pemberontakan. Semple menciptakan cat ”merah muda paling merah muda" pada 2016 sebagai reaksi atas pembelian dan hak artistik seniman Anish Kapoor atas pigmen Vantablack yang disebut sebagai warna hitam paling hitam di dunia. Semple memilih warna merah muda karena itu adalah ”antitesis" dari hitam dan itu adalah warna yang politis, bersemangat, dan menantang konvensi.
Guru Besar Sejarah di The Graduate Center di City University of New York Tanisha Ford mengatakan, seniman laki-laki—khususnya seniman kulit berwarna seperti Bad Bunny; Tyler, Sang Pencipta; dan Jaden Smith—membicarakan masalah yang lebih kompleks tentang maskulinitas dengan memakai pakaian merah muda. ”Warnanya subversif,” ujar Ford.
Namun, Guru Besar Mode di New York University Barry Manuel menilai, alasan orang masih mengenakan warna pink sebenarnya sangat sederhana: terlihat bagus saja. Kalau orang memakai baju warna merah muda, akan terlihat bagus.
Warna merah muda sudah lama dikaitkan dengan jenama Barbie yang bahkan memiliki warna cat Pantone sendiri. Namun, sebenarnya Mattel tidak menampilkan kemasan yang didominasi warna merah muda sampai tahun 1970-an. Wakil Presiden Senior Mattel dan Kepala Global Barbie serta desain boneka mode, Kim Culmone, ketika membahas nuansa merah muda yang terkait dengan Barbie, pada waktu itu ada yang menginspirasi dan menyenangkan tentang Barbie Pink.
”Yang terpenting bagi kami, ini benar-benar simbol pemberdayaan. Barbie adalah jenama pemberdayaan perempuan yang sesungguhnya,” ujarnya.
Guru Besar Perdagangan dan Pemasaran Busana di Sacred Heart University David Loranger mengatakan, warna secara langsung menyampaikan berbagai emosi. ”Pemasaran yang terbaik berakar sangat dalam pada emosi. Setiap warna memiliki makna yang hampir secara inheren kita rasakan dari warna itu yang secara intuitif memahami pesan dan makna yang disampaikan,” ujarnya.
Jenama kini membantu publik membentuk persepsi mengenai warna. Warna bisa menjadi alat pemasaran yang efektif dan menjadi penyampai pesan atau ide yang lebih besar. Terbungkus dalam warna merah muda, Barbie menangkap alam mimpi buatan yang menanamkan nostalgia dan kegembiraan, memuaskan keinginan penonton untuk melarikan diri ke dunia imajinasi yang lebih menyenangkan.
”Orang-orang senang menemukan sesuatu yang menangkap imajinasi dan membawa mereka ke suatu tempat yang sederhana, bahagia, dan menyenangkan. And that’s pink,” kata Miguel. (AP)