Pascaserangan ledakan terhadap Jembatan Krimea, Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji melancarkan serangan balasan.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
SELASA, MOSKWA — Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa akan ada tindakan balasan dari Rusia terkait pengeboman Jembatan Krimea. Putin menuding Ukraina dengan bantuan Barat yang melakukan serangan yang ia sebut sebagai aksi terorisme itu.
”Secara alami, akan ada respons Rusia yang menindaklanjutinya. Kementerian Pertahanan tengah menyiapkan proposal yang relevan,” kata Putin pada rapat koordinasi pemerintah yang digelar pascapengeboman Jembatan Krimea, Senin (17/7/2023), dikutip dari kantor berita Rusia, TASS.
Sebuah serangan menyasar Jembatan Krimea pada Senin dini hari waktu setempat. Insiden itu menyebabkan pasangan suami istri tewas dan putri mereka terluka. Salah satu bagian jembatan rusak sehingga lalu lintas di jembatan itu terganggu.
Ini merupakan kali kedua serangan menyasar Jembatan Krimea. Serangan pertama terjadi pada Oktober 2022. Kremlin menuduh Kyiv berada di balik kedua serangan itu.
”Apa yang terjadi adalah tindakan terorisme lainnya dari rezim Kyiv. Ini adalah kejahatan yang tidak ada pengaruhnya dari sisi militer. Serangan ini tidak ada signifikansinya karena jembatan Krimea sudah lama tidak digunakan untuk kepentingan militer. Dan serangan ini brutal karena warga sipil yang tak bersalah terluka dan tewas,” kata Putin kepada para pembantunya dalam rapat yang digelar melalui telekonferensi.
Lalu lintas kendaraan di jembatan terhenti pada Senin. Sementara lalu lintas kereta api juga dihentikan selama sekitar enam jam. Citra satelit yang diambil Senin pagi oleh Maxar Technologies menunjukkan kerusakan serius pada jalur timur dan barat jembatan yang melintasi Selat Kerch di bagian yang paling dekat dengan daratan Rusia. Setidaknya satu bagian jembatan runtuh. Jembatan kereta api yang sejajar dengan jalan raya tampak tidak rusak.
Komite Anti-Teroris Rusia menyatakan, serangan dilakukan oleh dua pesawat nirawak maritim Ukraina. Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, Senin, mengatakan, dinas intelijen Inggris mungkin terlibat dalam serangan terhadap Jembatan Krimea.
”Dan kami belum mengetahui sejauh mana Barat, khususnya badan intelijen Inggris, terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan serangan teroris ini. Terlalu banyak hal yang menunjukkan hal itu,” kata Polyanskiy kepada Dewan Keamanan PBB.
Inggris menolak tuduhan Rusia pada hari Senin bahwa dinas intelijen Inggris mungkin terlibat dalam serangan di jembatan Rusia ke Krimea. ”Ini adalah spekulasi tak berdasar dari Rusia dan kami tidak akan menghormatinya dengan berkomentar lebih lanjut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris dalam komentar melalui surat elektronik.
Komite Anti-Teroris Rusia menyatakan, serangan dilakukan oleh dua pesawat nirawak maritim Ukraina.
Juru bicara Dinas Keamanan Ukraina Artem Degtyarenko mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan mengungkapkan rincian tentang bagaimana ”ledakan” itu diorganisasi. Namun hal ini haru akan diungkapkan setelah Kyiv memenangi perang.
Beberapa setelah ledakan terjadi pada Jembatan Krimea, portal berita Ukraina, RBK-Ukraina, melaporkan, sumber dinas keamanan Ukraina menyatakan serangan terjadap jembatan itu dilakukan oleh pesawat nirawak terapung.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov selanjutnya menyatakan melalui Telegram, ”Hari ini, Jembatan Krimea hancur oleh nirawak laut”. Namun pernyataan ini tak jelas apakah ditujukan sebagai konfirmasi resmi atas laporan sebelumnya atau tidak.
Sementara itu, tak lama setelah ledakan Jembatan Krimea terjadi, Kremlin menangguhkan kesepakatan koridor ekspor biji-bijian Ukraina. Lewat kesepakatan yang disponsori PBB itu, Rusia menjamin keberlangsungan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam.
Moskwa mengatakan tidak ada hubungan antara serangan terhadap jembatan Krimea dan keputusannya untuk menangguhkan kesepakatan biji-bijian Ukraina. Itu adalah kegagalan memenuhi tuntutan Rusia untuk menerapkan aturan pelonggaran perjanjian paralel untuk ekspor makanan dan pupuk dari Rusia yang disebut sebagai alasannya.
Mengutip Al Jazeera, Rusia telah meluncurkan serangan udara ke sasaran di Ukraina selatan dan timur menggunakan pesawat nirawak. Ada kemungkinan juga, serangan itu melibatkan rudal balistik. Insiden ini disampaikan Angkatan Udara Ukraina.
Melalui pesan di Telegram, Angkatan Udara Ukraina menyatakan, pelabuhan selatan Odesa dan wilayah Mykolaiv, Donetsk, Kherson, Zaporizhia, dan Dnipropetrovsk di bawah ancaman serangan pesawat nirawak Rusia. Menurut Wali Kota Mykolaiv Oleksandr Senkevich, kebakaran terjadi di Pelabuhan Mykolaiv pada Senin malam. Mykolaiv adalah kota pelabuhan yang memberi Ukraina akses ke Laut Hitam. ”Ini cukup serius,” kata Senkevich di Telegram.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat nirawak Shahed, buatan Iran, menyerang target di wilayah Mykolaiv. Namun, tak ada konfirmasi independen atas serangan tersebut atau atas keaslian rekaman tersebut. (AP/REUTERS)