Jembatan jalan dan rel sepanjang 19 kilometer itu dibangun Rusia dan menjadi proyek infrastruktur kebanggaan Presiden Vladimir Putin.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·3 menit baca
CRIMEA, SENIN – Jembatan Crimea, jalur pasokan untuk pasukan Rusia di Ukraina, rusak setelah terjadi ledakan, Senin (17/7/2023). Dua orang dilaporkan tewas dan satu anak-anak terluka akibat ledakan tersebut.
Lalu lintas dihentikan di jembatan yang menghubungkan Rusia ke Semenanjung Crimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014. Video yang dirilis kantor berita Reuters menunjukkan tidak ada kendaraan yang melintas di jembatan itu.
Jembatan jalan dan rel sepanjang 19 kilometer itu dibangun Rusia dan menjadi proyek infrastruktur kebanggaan Presiden Vladimir Putin. Ia pernah mengendarai mobil Mercedes menyeberangi jembatan itu tahun 2022 setelah perbaikan akibat sebuah ledakan yang memicu kemarahan Moskwa.
Sergei Aksyonov, Gubernur Crimea yang ditunjuk Rusia, mengatakan, kondisi darurat terjadi pada pilar ke-145 jembatan yang menghubungkan Semenanjung Crimea dengan wilayah Krasnodar di Rusia. Dia tidak memberikan detail lebih jauh.
Kementerian Transportasi Rusia mengatakan, ada kerusakan pada jalan yang dekat wilayah Semenanjung Crimea. Akan tetapi, tidak ada kerusakan pada pilar-pilarnya. Kementerian tidak menyebutkan apa penyebab kerusakan.
Kantor berita RBC-Ukraine melaporkan, ledakan terdengar di atas jembatan. Grey Zone, kanal di media sosial Telegram yang berafiliasi dengan kelompok tentara bayaran Wagner, melaporkan ada dua serangan terhadap jembatan itu pada pukul 03.04 dan 03.20 waktu setempat.
Vyacheslav Gladkov, Gubernur Belgorod, di selatan Rusia, mengatakan, korban tewas dalam ledakan adalah sebuah keluarga. Kedua orangtua tewas, sementara putri mereka terluka. Ia tidak menyebutkan bagaimana mereka tewas.
Juru bicara militer Ukraina di Odesa, Serhiy Bratchuk, mengunggah sebuah foto di akun Telegram miliknya yang memperlihatkan bagian dari jembatan yang hancur. Tidak jelas apakah foto itu terkait serangan apa pun. Media tidak bisa secara independen memverifikasi laporan itu. Sejauh ini belum ada komentar dari Ukraina.
Analis Institute for the Study of War yang berbasis di Washington, AS, George Barros, mencuit di Twitter, jika jembatan itu rusak parah, akan membawa dampak signifikan bagi jalur suplai pasukan Rusia. “Rusia hanya akan punya satu jalur pasokan, yakni jalan tol tepi pantai di Laut Azov, untuk menunjang atau mengevakuasi puluhan ribu tentaranya yang menduduki Kherson dan Crimea,” katanya.
Pada Oktober 2022, Jembatan Crimea rusak akibat ledakan yang disebut Kremlin dilakukan oleh pasukan Ukraina. Ukraina hanya mengakui secara tidak langsung serangan itu beberapa bulan setelahnya. Tak lama setelah ledakan, Moskwa mengganti komandan perang Rusia di Ukraina.
Rusia pun membalasnya dengan serangan besar-besaran ke Kyiv, ibu kota Ukraina, dan sejumlah kota lain. Ukraina menyebut setidaknya 11 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.
Putin sangat membanggakan Jembatan Crimea, yang merupakan jembatan terpanjang di Eropa. Semenanjung Crimea menjadi tujuan utama liburan bagi warga Rusia, terlebih setelah Moskwa melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022 dan bepergian ke negara-negara Barat menyulitkan banyak warga Rusia.
Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi kemacetan di jalan masuk jembatan selama beberapa kilometer setiap hari karena sudah masuk musim libur di Rusia. Pada Senin pagi, kemacetan lalu lintas mengular sebelum polisi mengalihkan kendaraan ke jalur lain. Otoritas Rusia meminta warga untuk tidak bepergian melalui Jembatan Crimea. (REUTERS)