Gunung Huang atau Gunung Huangshan adalah gunung terindah di China, di mana isinya berupa bebatuan dan pepohonan turut merefleksikan karakter masyarakat China.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA, DARI ANHUI, CHINA,
·5 menit baca
Gunung Huang di Anhui, atau populer sebagai Gunung Huangshan, adalah gunung terindah di China. Batu granit tegak berdiri, sementara hijau pepohonan pinus membayangi. Di balik keindahan itu, Gunung Huang memberi kebebasan imajinasi untuk menamai alam yang merefleksikan karakter dan budaya masyarakat China yang ramah.
Deng Huangshan, tian xia wu shan. Xu Xiake (1587-1641), seorang ahli geografi di masa Dinasti Ming, pernah menyebut kalimat tersebut yang kira-kira berarti “Orang yang sudah mendaki Gunung Huang akan puas dengan pemandangannya dan menemukan bahwa percuma untuk melihat gunung lain di dunia”.
Perkataan itu benar adanya. Menjelajah pegunungan Huang seolah membawa pengunjung masuk ke dalam lukisan khas China. Indah, agung, dan khidmat. Ketika sudah melihat gunung terindah ini, sulit untuk gunung lain ikut bersanding.
Kawasan Gunung Huang mencakup total 1.200 kilometer persegi. Namun, area pemandangannya seluas 160,6 kilometer persegi. Gunung Huang memiliki 72 puncak yang terkenal.
Titik tertinggi pegunungan ini terletak di Puncak Bunga Teratai (Lotus Flower) dengan ketinggian 1.864 meter. Puncak tertinggi lainnya adalah Puncak Terang (Bright)dan Puncak Ibu Kota Surga (Celestial Capital) juga menjulang di atas 1.800 meter.
Kandungan granit gunung Huang, antara lain felspar, kuarsa, dan mika. Di musim panas, puncak bebatuan Gunung Huang kelihatan berwarna khaki dan keabuan. Warna monoton itu menjadi semarak berkat hijau pohon-pohon pinus berbentuk unik yang tumbuh rimbun di antara bebatuan, bukan tanah.
Keindahan alam Gunung Huang akan semakin hipnotik jika disertai efek awan, kabut, dan sinaran cahaya mentari. Ada lima keajaiban di Gunung Huang yang patut disaksikan, yakni pinus unik, batuan aneh, lautan awan, mata air panas, dan salju musim dingin.
“Meskipun Gunung Huang bukan gunung tertinggi, tetapi ini adalah gunung terindah di China. Selain itu, kita bisa menemukan akar budaya China disini,” kata Wakil Direktur Departemen Publisitas Kota Huangshan, Ge Xufang, di Gunung Huang, Anhui, China, Sabtu (10/6/2023).
Menamai alam
Gunung Huang dulu disebut dengan nama Yishan atau Gunung Yi karena puncak batu-batu granit besar berwarna hitam. Di era Dinasti Tang (618-907), Kaisar Xuanzong mendengar legenda bahwa Huang Di (Kaisar Kuning), kaisar pertama China ribuan tahun silam, pergi ke gunung ini lalu naik ke surga.
Pada 747, Xuanzong percaya pada legenda itu sehingga mengubah nama gunung menjadi Huangshan (Gunung Huang) yang berarti Gunung Kuning. “Jadi, kata kuning bukan merujuk pada warna, tetapi sosok kaisar pertama Huang Di yang menjadi nenek moyang bangsa China,” ujar Ge.
Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat China memberi nama khusus pada sesuatu sebagai cara mengingat atau memberi makna. Begitu pula yang terjadi pada isi Gunung Huang. Metode penamaan ini membuat gunung ini juga terasa lebih dekat dengan manusia.
Ge menjelaskan, ada dua cara berbeda dalam menamai batu dan pepohonan dalam kawasan pegunungan. Cara pertama adalah dari bentuk atau wujud, seperti menamai batu yang menyerupai bentuk tubuh manusia, buah, tumbuhan, hewan, hingga benda. Cara lainnya adalah berdasarkan makna karakter. Alhasil sejumlah batu dan pepohonan di gunung memiliki nama unik.
Gunung Huang memiliki 10 pohon pinus yang terkenal. Salah satunya ialah Pohon Pinus Penyambutan Tamu (Guest-Greeting Pine Tree) di sebelah kanan Paviliun Yuping. Pohon berusia 1.000 tahun ini tumbuh di sebuah tebing setinggi 800 meter di atas permukaan laut. Dahannya menyebar seperti tangan yang hendak menyambut yang menyimbolkan China terbuka pada dunia luar sekaligus sikap warga Huangshan yang merangkul dunia.
Adapun sudah lebih dari 120 batu yang dinamai, tergantung dari bentuk dan sudut pandang pengamatan. Ada bentuk batu yang terlihat seperti harimau, unta, bambu, tangan manusia, dan sepatu boots. Satu batu lainnya terlihat seperti buah persik, tetapi tampak seperti buah pir jika dilihat dari sisi lain.
Batu yang terkenal adalah Monyet Mengamati Laut (Monkey Watching the Sea) yang berdiri di atas Puncak Singa (Lion). Batu ini menghadap ke arah ngarai. Ketika ngarai tersebut tertutup awan putih, pemandangan seolah menunjukkan seekor monyet duduk menatap ke arah laut atau sungai putih.
Kebanggaan Anhui
Bagi masyarakat China, Gunung Huang adalah simbol China, sama seperti Sungai Yangtze, Tembok Besar, dan Sungai Kuning. Keindahan gunung ini telah diakui banyak tokoh China dan dunia ternama, misalnya sang Arsitek China Modern, Deng Xiaoping, dan mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan.
Deng pernah mendaki Gunung Huang bersama keluarga pada Juli 1979. Ia, yang waktu itu berusia 75 tahun, berulang kali menekankan pentingnya gunung tersebut terkenal ke penjuru dunia. Sementara itu, Kofi Annan pernah datang berkunjung pada 2006 dan menamai satu pohon pinus sebagai Pohon Pinus Payung (Umbrella Pine Tree).
Karena semakin terkenal, pemerintah daerah mengganti nama dari Huizhou menjadi Kota Huangshan pada 1987. Gunung Huang terdaftar sebagai Situs Warisan Budaya dan Alam Dunia UNESCO pada 1990. Gunung Huang berpengaruh dari segi alam dan budaya.
Mengutip whc.unesco.org, Gunung Huang adalah rumah bagi sejumlah spesies tumbuhan endemik lokal dan nasional. Selain itu, gunung ini adalah inspirasi dari lukisan, puisi, dan arsitektur kuil China, satu diantaranya pelukis legendaris Shi Tao. Catatan dari era Dinasti Tang menyebutkan gunung ini adalah tempat dimana ramuan keabadian ditemukan.
Menjelajahi Gunung Huang kian mudah sebab infrastruktur, seperti gondola, jalan, jembatan, dan tangga, mengakomodasi kebutuhan pengunjung. Dalam sehari, Gunung Huang mampu menampung kunjungan 30.000 wisatawan. Namun, karena rumitnya lokasi, banyak pria tua bekerja sebagai pramuantar yang menjajakan makanan, mengangkut barang, dan menawarkan jasa tandu.
Warga Anhui, Sherri Zhao (22), mengatakan, ketika orang berbicara tentang Provinsi Anhui, Gunung Huang akan segera melintas dalam pikiran. “Bagi saya sebagai orang Anhui, kami bangga akan hal itu. Karena aspek gunung Huangshan, seperti Pohon Pinus Penyambutan menunjukan karakter kami yang menyambut baik tamu,” tutur Zhao.