Prajurit Wagner bisa bergabung dengan pemimpinnya di Belarus, pulang, atau membuat kontrak baru dengan Kementerian Pertahanan Rusia.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
MOSKWA, SELASA — Presiden Rusia Vladimir Putin memberi tiga pilihan kepada orang-orang yang disewa perusahaan tentara bayaran Rusia, Wagner. Sementara pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, menegaskan, pasukannya tidak bermaksud melengserkan Putin dari kekuasaan.
Pilihan kepada pegawai Wagner diumumkan Putin pada Senin (26/6/2023) malam waktu Moskwa. ”Hari ini Anda punya kesempatan terus bertugas untuk Rusia dengan mendaftar ke Kementerian Pertahanan atau lembaga penegak hukum lainnya, kembali ke keluarga dan teman. Siapa pun yang mau juga bisa ke Belarus,” ujarnya.
Tidak hanya memberi pilihan, Putin juga memuji komandan lapangan dan prajurit Wagner. Putin menyebut mereka telah dikelabui pihak tertentu.
”Mayoritas prajurit dan komandan Wagner patriot Rusia, berbakti untuk bangsa dan negara. Mereka telah membuktikan keberanian di medan laga,” tuturnya.
Sementara itu, parlemen Rusia mulai mempersiapkan serangkaian rancangan undang-undang untuk menyikapi Wagner dan perusahaan sejenis. Sebelum insiden pekan lalu, Duma dan Pemerintah Rusia telanjur mengesahkan berbagai aturan yang menguntungkan Wagner.
”Tujuannya untuk melindungi mereka yang bertugas dengan Wagner,” kata Ketua Komisi Pertahahan Duma Andrey Kartopolov.
Parlemen akan memastikan tidak ada tumpang-tindih peraturan perundang-undangan. Hal itu penting untuk mencegah kekacauan terjadi lagi di masa depan. ”Perlu kajian mendalam untuk masalah ini,” katanya, sebagaimana dikutip Tass.
Sementara Prigozhin mengaku sedang berunding dengan Presiden Belarus Axelander Lukashenko soal masa depan Wagner. Sejak pemberontakan berakhir pada Minggu malam, Prigozhin berada di Belarus.
”Lukashenko menghubungi dan menawarkan solusi agar Wagner bisa terus beroperasi sesuai kerangka hukum,” ujarnya tanpa menjelaskan apa yang dimaksud beroperasi sesuai hukum itu.
Dalam dua kali pernyataan sejak Wagner bermanuver, Putin tidak menyinggung soal pembubaran perusahaan tentara bayaran yang berpusat di kampung halamannya, St Petersburg, itu.
Putin juga menyangkal tentara Rusia terlihat lemah dalam menyikapi pemberontakan Wagner. Tentara Rusia justru telah mematuhi perintahnya untuk mencegah pertumpahan darah.
Menurut dia, musuh-musuh Rusia berharap ada pertumpahan darah di Rusia. ”Sejak awal kejadian, dengan perintah langsung saya, langkah-langkah diambil untuk mencegah pertumpahan darah. Perlu waktu, termasuk untuk memberi kesempatan kepada mereka yang bersalah agar bisa berpikir lagi, memahami tindakan mereka ditolak masyarakat,” kata dia.
Pernyataan Putin, antara lain, dikuatkan pernyataan seorang komandan salah satu unit pasukan khusus Rusia di Rostov-on-Don. Pria bernama belakang Audinov itu mengaku, regu-regu pasukannya berjarak tidak sampai 1 kilometer dari regu-regu Wagner di sana.
Audinov mengatakan, perintah dari Moskwa amat jelas, yakni menghindari baku tembak dengan Wagner. Padahal, seluruh unitnya sudah siaga satu.
Sementara dari Belarus, Prigozhin menegaskan bahwa pasukannya tidak bermaksud melengserkan Putin dari kekuasaan. ”Kami tidak ingin menggulingkan pemerintahan Rusia. Kami tidak mau menumpahkan darah sesama bangsa Rusia,” kata Prigozhin.
Ia mengatakan, dua hal itu menjadi alasan Wagner menghentikan manuvernya. ”Kami hanya ingin protes, bukan mau menggulingkan pemerintah,” ujarnya.
Tidak diketahui sampai kapan ia berada di Belarus. Putin setuju semua penyelidikan terkait pemberontakan Prigozhin dihentikan. Bagi Direktur Institute for Strategic Assessments Moskwa, Sergey Oznobishchev, keputusan itu bisa menimbulkan pertanyaan.
Menurut dia, manuver Prigozhin jelas pelanggaran berat hukum Rusia. ”Dari kacamata hukum seperti tidak benar bila kasus pidana pada Prigozhin dimulai lalu diakhiri dalam kurang dari 24 jam. Menimbulkan pertanyaan. Penting untuk memberikan alasan hukum memadai untuk kejadian ini,” katanya kepada Russia Today.
Oznobishchev berpendapat, posisi Rusia di Ukraina kini melemah. Sebab, sebagain pasukan dan peralatan perang meninggalkan medan laga. ”Bayangkan saja apa yang akan terjadi kala pasukan dan persenjataan sebanyak itu tidak di tempat,” ujarnya.
Adapun peneliti Institute of World Economy and International Relations, Dmitry Trenin, menyebut, manuver Wagner jelas mengejutkan Kremlin dan banyak pihak di Rusia. ”Manuver Prigozhin tidak tercegah maupun terkendali (oleh aparat),” ujarnya.
Dosen pada Higher School of Economics Moskwa, Andrey Suzdaltsev, mengatakan, manuver Wagner merusak citra Rusia. Dunia akan menyimpulkan Rusia tidak stabil. ”Ada konflik antara militer organik dan perusahaan tentara bayaran. Mereka tidak mungkin bisa bekerja sama,” ujarnya.
Bagi militer, ini masalah serius. Semangat prajurit di garis depan akan terdampak. ”Kalau sedang perang dan merasa dikhianati, siapa pun pelakunya dan apalagi pelakunya pernah bahu-membahu di medan laga, jelas akan jadi masalah besar,” ujarnya.
Manuver Wagner jelas menunjukkan perpecahan masyarakat Rusia. ”Perpecahannya bukan karena perang di Ukraina, melainkan karena perkembangannya yang mengikutinya,” kata dia.
Seperti Putin, ia menuding manuver Prigozhin disokong Barat. ”Harapan mereka gagal terpenuhi,” kata dia. (AFP/REUTERS)