Silvio Berlusconi, Mantan PM Italia yang Flamboyan, Meninggal
Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi meninggal dunia karena penyakit leukimia. Dia dipuja sekaligus dibenci.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
Roma, Senin — Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, Senin (12/6/2023), meninggal dunia dalam usia 86 tahun. Wafatnya Berlusconi meninggalkan duka bagi penggemarnya. Sebaliknya, di mata lawan-lawan politiknya, Berlusconi dipandang sebagai sosok yang memecah-belah.
Berlusconi meninggal tiga pekan setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit San Raffaele di Milan, Italia, sejak Jumat (9/6/2023), lantaran penyakit leukimia yang dideritanya. Di rumah sakit tersebut Berlusconi divonis menderita kanker darah langka dan harus menjalani perawatan selama enam pekan.
Berlusconi diketahui mengidap beberapa penyakit kronis. Dia pernah menjalani operasi jantung tahun 2016 dan menjalani rawat inap karena terpapar Covid-19 tahun 2020. Meski terpilih sebagai anggota parlemen, dia jarang terlihat di muka umum. Beberapa orang dekatnya menyebut kesehatannya terus menurun.
Dua petinggi pemerintah Italia menyatakan berduka atas kematian Berlusconi. Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini menyebut Berlusconi sebagai orang hebat. Sementara Menteri Pertahanan Guido Crosetto mengungkapkan perasaan dukanya di Twitter. “Aku sangat menyayanginya. Selamat tinggal Silvio,” cuit Crosetto.
Berlusconi meninggalkan Marta Fascina, pasangannya yang masih berusia 33 tahun, dua mantan istri, dan lima anak. Beberapa anak di antaranya membantu dia menjalankan kerajaan bisnis yang diperkirakan bernilai 7 miliar dollar AS.
Belum ada informasi dari keluarga maupun Pemerintah Italia tentang acara pemakamannya. Akan tetapi, Berlusconi diketahui telah membangun makam marmer di kediamannnya di Arcore, tak jauh dari Milan. Kompleks pemakaman itu tidak hanya untuk dirinya tapi untuk keluarga dan kerabatnya.
Dikagumi dan dibenci
Meninggalnya Berlusconi di satu sisi meninggalkan luka mendalam bagi para penggemar dan orang-orang dekatnya. Perasaan sebaliknya muncul dari orang-orang yang memiliki pandangan yang berlawanan dengannya, termasuk musuh-musuh politiknya.
Bagi para pengagum, mantan perdana menteri tiga periode itu (1994-1995, 2001-2006, 2008-2011), adalah negarawan cakap dan kharismatis yang berusaha mengangkat Italia ke panggung dunia. Sebaliknya bagi para kritikus, Berlusconi adalah politisi yang berupaya memanfaatkan isu-isu populis yang mengancam dan melemahkan demokrasi. Pada saat yang sama, dia diduga memanfaatkan posisi sebagai PM untuk memperkaya dirinya dan memuluskan bisnisnya.
Mantan PM Italia Matteo Renzi mengenang Berlusconi sebagai sosok yang telah memecah belah. “Silvio Berlusconi membuat sejarah di negara ini. Banyak yang mencintainya, banyak yang membencinya. Semua harus mengakui bahwa pengaruhnya terhadap kehidupan politik, juga ekonomi, olahraga, dan televisi, tidak pernah terduga sebelumnya,” tulis Renzi melalui akun Twitter pribadinya.
Banyak orang yang menggambarkan Berlusconi sebagai badut karena kejenakaannya, meski tidak jarang lelucon yang disampaikannya tergolong kasar dan membuat malu orang Italia. Namun, dia juga dianggap memiliki kharisma yang mampu membuat orang yang mendengarkannya berbicara terkesima karena dianggap memiliki pemahaman terhadap pendengarnya.
Gereja Katolik, institusi yang sangat dihormati rakyat Italia, memiliki hubungan yang naik turun dengannya. Tidak jarang keduanya berhubungan baik karena gereja bersimpati dengan pandangan politiknya yang konservatif, tapi bersitegang ketika Berlusconi menceraikan istrinya yang telah mendampinginya selama 20 tahun.
Berlusconi tidak menyesal dengan keputusannya. Dia menyatakan, “Saya bukan orang suci.”
Hal itu dibuktikannya, termasuk ketika di panggung politik. Bagi Berlusconi, tidak ada yang tabu dalam politik, termasuk mendatangkan perempuan-perempuan cantik saat menjamu orang-orang dekatnya dan para pemimpin dunia di kediaman pribadinya. “Saya mencintai hidup. Saya menyukai perempuan,’ kata Berlusconi pada 2010, saat sebuah surat kabar Italia menurunkan laporan dugaan pesta seks yang diadakannya.
Tak jarang, dia juga turun langsung memilih bintang muda televisi untuk ditempatkan di pesta Forza Italia miliknya. “Jika saya belum menikah, saya akan segera menikah denganmu,” kata Berlusconi pada 2007 kepada Mara Carfagna, yang kemudian menjadi menteri di kabinetnya. Istri Berlusconi secara terbuka menuntut permintaan maaf. Sikapnya yang flamboyan membuatnya dijuluki Papi atau Ayah oleh calon-calon model.
Selain itu, dia dikenal sering tidak mengindahkan etiket politik. Dia memakai bandana saat menjamu Perdana Menteri Inggris Tony Blair di tanah miliknya di Pantai Zamrud Sardinia. Kemudian terungkap bahwa dia menyembunyikan transplantasi rambut. (AP/AFP/Reuters)