Blinken Datang, Putin Telepon Putra Mahkota Arab Saudi
Presiden Rusia Vlamidir Putin menelepon Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Ini terjadi sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu MBS.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
AFP/HO
Presiden Rusia Vladimir Putin saling menepukkan tangan satu sama lain dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dalam foto yang diambil dari tayangan video Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11/2018).
MOSKWA, KAMIS — Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Percakapan telepon terjadi kala Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertandang ke Arab Saudi. Blinken dan Putin sama-sama membahas soal minyak.
Risalah percakapan Putin-Mohammed bin Salman disiarkan Kremlin pada Rabu (7/6/2023) malam waktu Moskwa atau Kamis (8/6/2023) dini hari WIB. Kantor berita Arab Saudi, Saudi Press Agency, juga menyiarkan risalah percakapan itu.
Kerja sama kedua negara di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) jadi tema pembahasan kedua pemimpin. Meski bukan anggota, Rusia terus berkoordinasi dengan OPEC. Oleh karena itu, kini organisasi itu lebih dikenal sebagai OPEC+.
”Kerja sama kedua negara di OPEC+ memungkinkan langkah tepat waktu dan efisien untuk menjaga keseimbangan permintaan dan pasokan minyak. Para pihak mencatat pentingnya kesepakatan soal ini, yang dicapai dalam pertemuan para menteri di Riyadh,” demikian tercantum dalam pernyataan Kremlin.
JKL
Polisi bersiaga di depan kantor pusat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Vienna, Austria, 3 Juni 2023.
Putin dan MBS juga membahas kerja sama ekonomi Arab Saudi-Rusia. Mereka membahas investasi dan proyek bersama di bidang energi dan logistik. Beberapa tema perbincangan Putin-MBS mirip dengan tema perbincangan Blinken-MBS.
Blinken ke Arab Saudi pada Selasa-Kamis pekan ini dan bertemu sejumlah pihak, termasuk MBS. Salah satu materi pembahasan dengan MBS dalam pertemuan pada Selasa malam di Jeddah juga soal harga minyak.
Sebelumnya, Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman mengumumkan Riyadh akan meneruskan pemangkasan produksi minyak. Mulai Juli 2023, Riyadh akan kembali memangkas produksi minyak 1 juta barel per hari. Pengumuman saudara MBS itu membuat harga minyak naik.
Abdulaziz juga mengingatkan Rusia untuk lebih transparan soal produksi minyaknya. Transparansi itu akan membantu pasar meyakini bahwa Arab Saudi dan Rusia, sebagai pemasok terbesar minyak mentah ke pasar global, benar-benar memasok sesuai janji mereka.
”Mereka (Rusia) memutuskan tidak mengungkap informasi itu (jumlah produksi minyak) beberapa waktu lalu. Sekarang saya yakin mereka sadar bahwa keputusan itu memicu keraguan pada data produksi mereka,” tuturnya kepada Al Arabiya.
AMER HILABI / POOL / AFP)
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Jeddah, Rabu (7/6/2023). Pertemuan Blinken dan Pangeran MBS ini dipandang sebagai upaya kedua negara meredakan ketegangan diplomatik yang telah berlangsung selama setahun terakhir.
Sejumlah analis menduga, pasar hanya alasan yang dipakai Riyadh untuk mempertanyakan produksi Mokswa. Dalam 1,5 tahun terahir, OPEC+ berulang kali memangkas produksi minyak dengan alasan menjaga harga. Kesepakatan paling mutakhir dicapai pada April 2023. Namun, ada keraguan pada data produksi Rusia.
Moskwa diduga tidak benar-benar memangkas produksinya. Rusia melakukan itu karena lebih bisa menerima penurunan harga dibandingkan Arab Saudi. Hal ini dibuktikan dengan keputusannya memangkas harga untuk penjualan ke India dan China, duet konsumen utama energi global.
Moskwa siap menjual dengan harga lebih murah dari harga pasar demi tetap mendapatkan pemasukan. Perang di Ukraina membutuhkan banyak dana dan Rusia berusaha memastikan semua sumber pendapatannya tetap terjaga.
Sebaliknya, Arab Saudi lebih fokus menjaga harga minyak tetap tinggi. Untuk itu, Riyadh terus memangkas produksi demi menaikkan harga di pasar. ”Saudi keberatan dengan pemangkasan harga dan keberatan dengan Rusia,” kata Bruce Riedel, mantan analis Timur Tengah di Badan Pusat Intelijen AS (CIA) dan kini menjadi peneliti di Brookings Institution.
JKL
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman tiba untuk pertemuan ke-35 Para Menteri Energi OPEC dan non-OPEC di Vienna, Austria, 4 Juni 2023.
Keputusan Riyadh kembali memangkas produksi, menurut Riedel, adalah pesan untuk AS dan Rusia. Kepada AS, Arab Saudi ingin menyampaikan pesan bahwa Riyadh tidak selalu bisa mengikuti kemauan Washington.
Sementara kepada Moskwa, Riyadh ingin menyampaikan pesan kesiapannya untuk terus menjaga keseimbangan pasar. ”Arab Saudi terus menguji posisinya pada sekutu lama, AS, dan sekutu baru, Rusia,” katanya.
Hubungan dengan Arab Saudi memang penting bagi Rusia. Kala Barat menarik uangnya, Arab Saudi malah memasukkan dana ke Rusia.
Hubungan dengan Arab Saudi memang penting bagi Rusia. Kala Barat menarik uangnya, Arab Saudi malah memasukkan dana ke Rusia. Riyadh juga memacu impor bahan bakar minyak dari Rusia. Sebab, harganya lebih murah dibandingkan produksi dalam negeri.
Aliansi Moskwa-Riyadh memusingkan Washington. Kenaikan harga minyak menyulitkan upaya pemerintahan Joe Biden memangkas harga aneka kebutuhan. Kegagalan menurunkan harga aneka kebutuhan akan menyulitkan upaya Biden memenangi pemilu 2024.(AFP/REUTERS)