Jordania dan Arab Saudi bersitegang selama beberapa tahun terakhir. Pernikahan Putra Mahkota Jordania diharapkan semakin mencairkan hubungan kedua negara
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
ROYAL HASHEMITE COURT VIA AP
Putra Mahkota Jordania Hussein bin Abdullah dan Rajwa Khaled Al Saif berjalan pada upacara pernikahan keduanya di Amman, Jordania, Kamis, (1/6/2023). (Royal Hashemite Court via AP)
Mewah bukan satu-satunya hal dari pernikahan Pangeran Hussein bin Abdullah dengan Rajwa Khaleed Al Saif di Amman, Jordania, Kamis (1/6/2023). Pernikahan itu juga menghadirkan dua keluarga yang lebih dari seabad terus berusaha saling menjatuhkan.
Hussein bin Abdullah adalah Putra Mahkota Kerajaan Jordania. Perempuan yang ia sunting, Rajwa, merupakan kerabat jauh keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Sebagaimana dilaporkan, antara lain, oleh Arab News dan Al Arabiya, tidak jelas apakah ada keluarga Kerajaan Arab Saudi menghadiri pernikahan itu. Berbagai media di Timur Tengah hanya memberitakan kehadiran keluarga Kerajaan Bahrain, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Inggris.
Tanpa diumumkan sebelumnya, Putra Mahkota Inggris Raya Pangeran William, hadir dalam pernikahan itu. Sebaliknya, tidak ada kabar kehadiran Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) ataupun anggota inti keluarga Kerajaan Arab Saudi.
”Tentu saja (pernikahan) ini hal yang indah bagi keluarga kami dan hubungan Jordania dengan Arab Saudi,” kata Noura Al Sudairi, bibi dari Rajwa.
Noura adalah salah seorang warga Arab Saudi yang menghadiri pernikahan terbesar di Jazirah Arab pada abad ke-21 itu. Rajwa dan Noura bukan warga biasa di Arab Saudi. Dari namanya, jelas Noura anggota bani Sudairi.
JORDANIAN ROYAL PALACE / AFP)
Putra Mahkota Jordania Hussein bin Abdullah dan istrnya Rajwa Khaled Al Saif diarak selepas akad nikah pada Kamis (1/6/2023), di Amman, Jordania. Rajwa merupakan kerabat jauh keluarga kerajaan Arab Saudi.
Keluarga Sudairi telah menghasilkan dua raja dan tiga putra mahkota Arab Saudi. Semua terjadi setelah Hussa binti Ahmed Al Sudairi dinikahi Raja Abdulaziz al-Saud pada 1913. Pangeran Mohammed bin Salman alias MBS adalah salah satu dari ratusan cucu Hussa.
Berselang tiga tahun setelah menikahi Hussa, Abdulaziz memerangi Hussein bin Ali yang kala itu berkuasa di sekitar Hijaz. Hussein dikenal sebagai Raja Hejaz. Jabatan resminya, Sharif Mekkah. Jabatan itu diberikan karena Hussein merupakan anggota bani Hasyim, keluarga Nabi Muhammad SAW.
Pasukan Hussein dan Abdulaziz dua kali berperang. Pada perang kedua, 1923-1924, keluarga Hussein kalah dan mengakhiri kekuasaan atas Hijaz. Kekalahan itu membuat keluarga Saud menguasai wilayah yang kini dikenal sebagai Arab Saudi atau Arab yang dikuasai keluarga Saud.
Kekalahan di Hijaz tidak berarti bani Hasyim kehilangan kekuasaan. Anak-anak Hussein masih menjadi raja di Irak-Suriah dan Jordania. Di Amman, ia menempatkan Abdullah untuk menjadi emir lalu Raja Jordania.
-
Foto yang dirilis Kerajaan Jordania menunjukkan Raja Abdullah II (bersalaman kiri) menyambut Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah dan anaknya Pangeran Abdul Mateen di Istana Zahran di Amman, Jordania, Kamis (1/6/2023). Raja Abdullah menggelar upacara pernikahan anaknya, Putra Mahkota Kerajaan Jordania, Hussein (kedua dari kiri) dengan Rajwa al-Seif (kiri), seorang warga Arab Saudi. (Photo by Jordanian Royal Palace / AFP)
Setelah kerajaan di Irak dan Suriah runtuh, kini bani Hasyim hanya berkuasa di Jordania. Keluarga itu kini dipimpin Raja Abdullah II. Pangeran Hussein yang menikahi Rajwa tengah dipersiapkan menggantikan Abdullah.
Abdullah menunjuk Hussein menggantikan Hamzah. Abdullah merupakan kakak tiri Hamzah. Sejak 2021, Hamzah berstatus tahanan rumah setelah percobaan kudeta yang gagal. Hamzah menolak tudingan berusaha menggulingkan kakak tirinya.
Setelah kerajaan di Irak dan Suriah runtuh, kini bani Hasyim hanya berkuasa di Jordania.
Dalam kabar percobaan kudeta itu, aparat Jordania menangkap Bassem Awadallah. Bassem diketahui berkewarganegaraan Jordania dan Arab Saudi. Ia disebut sebagai orang dekat MBS.
Arab Saudi kemudian mengutus Faisal bin Farhan, salah satu dari ratusan keponakan MBS. Ia disebut menyampaikan pesan dukungan Arab Saudi atas keutuhan Jordania. Sementara Washington Post dan CNN menyebut, Faisal meminta pembebasan Bassem.
REUTERS/BANDAR ALGALOUD/COURTESY OF SAUDI ROYAL COURT
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (kedua dari kanan), Pangeran Waleed bin Talal (keempat dari kanan), dan Raja Abdullah II ibn al-Hussein dari Jordania (depan, kedua dari kiri) menghadiri konferensi investasi di Riyadh, Arab Saudi, 23 Oktober 2018. Pangeran Waleed kini menjadi salah satu andalan Pangeran Mohammed guna membujuk para investor asing agar tetap mau berinvestasi di Arab Saudi pasca-tewasnya wartawan senior Jamal Khashoggi.
Penangkapan Hamzah dan Bassem adalah salah satu penyebab ketegangan termuktahir Jordania-Arab Saudi. Sebelumnya, Riyadh marah karena Amman menolak mendukung Arab Saudi menyerbu Yaman. Arab Saudi juga marah karena Jordania menolak ikut mengucilkan Qatar.
Sementara Amman marah karena merasa dipinggirkan Riyadh dalam masalah Palestina. Jordania menekankan statusnya sebagai Wali Pengurus Kota Tua Jerusalem. Status itu membuat Raja Jordania merasa setara dengan Raja Arab Saudi. Sebab, kedua raja sama-sama mengaku menjadi pelayan tempat tersuci muslim.
Rara-raja Arab Saudi lebih suka memakai gelar Pelayan Dua Masjid Suci. Gelar ini merujuk pada Arab Saudi yang menjadi lokasi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, tempat terpenting pertama dan kedua bagi muslim.
Ketegangan Amman dan Riyadh akhirnya mencair setelah Abdullah II dan Mohammed bin Salman bertemu pada Juni 2022.
Adapun status sebagai Wali Pengurus Kota Tua Jerusalem membuat Raja Jordania bertanggung jawab atas pengelolaan Masjidil Aqsa, kiblat awal muslim sebelum dipindahkan ke Masjidil Haram.
Ketegangan Amman dan Riyadh akhirnya mencair setelah Abdullah II dan Mohammed bin Salman bertemu pada Juni 2022. Pertemuan itu terjadi dua bulan sebelum Amman mengumumkan pertunangan Hussein dengan Rajwa.
Kini, hampir setahun sejak pertemuan Abdullah II-MBS, Hussein menikahi Rajwa dalam rangkaian pesta yang disebut pernikahan termewah Timur Tengah abad 21. (AFP/REUTERS/RAZ)