Pernikahan ini penting bagi politik dalam dan luar negeri kerajaan di Timur Tengah itu. Ini menjadi pengumuman resmi bahwa tidak ada lagi keraguan bagi ahli waris takhta Jordania.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
AFP/JORDANIAN ROYAL PALACE
Keluarga Kerajaan Jordania, (dari kiri ke kanan) Putri Salma, Pangeran Hashem, Rajwa al-Saif yang merupakan tunangan Putra Mahkota Pangeran Hussein, Putra Mahkota Pangeran Hussein, dan Ratu Rania, menghadiri pernikahan Putri Iman dengan Jameel Alexander Thermiotis di Amman, 12 Maret 2023. Putri Iman adalah putri sulung Raja Abdullah II dan Ratu Rania.
Pernikahan Putra Mahkota Kerajaan Jordania Pangeran Hussein dengan Rajwa al-Saif dilangsungkan pada Kamis (1/6/2023) sore waktu setempat. Selain merayakan perkawinan kedua mempelai, acara ini juga menjadi simbol sekaligus perkenalan resmi kepada publik bahwa Pangeran Hussein adalah ahli waris takhta yang sah.
Tamu-tamu kenegaraan sudah berdatangan ke Amman pada Kamis pagi. Mereka antara lain Ibu Negara Amerika Serikat Jill Biden, Utusan Khusus Presiden AS untuk Urusan Iklim John Kerry, Raja Malaysia Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah, dan Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran William beserta istrinya, Kate Middleton.
Pangeran Hussein adalah anak sulung dari Raja Jordania Abdullah II dan Ratu Rania. Ia berusia 28 tahun dan Rajwa berusia 29 tahun. Rajwa arsitek berkebangsaan Arab Saudi, perempuan dari keluarga aristokrat dan salah satu keluarga terkaya di Arab Saudi. Lahir di Riyadh, 28 April 1994, sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, Al-Saif adalah putri Azza binti Nayef Abdulaziz Ahmad al-Sudairi, yang masih kerabat Hussa binti Ahmed al-Sudairi, istri paling disayang oleh pendiri Arab Saudi, Raja Abdul-Aziz al-Saud.
Dengan latar belakang tersebut, pernikahan Pangeran Hussein dan Rajwa kerap dipandang sebagai pernikahan pasangan dari dua dinasti berkuasa dan dua kekuatan utama di Timur Tengah. Pernikahan ini tak ubahnya seperti persenyawaan antara Jordania dan Arab Saudi, dua monarki berpengaruh di dunia Arab.
”Keluarga tentu saja senang karena pernikahan ini tidak hanya memperbesar silaturahmi, tetapi juga meningkatkan hubungan Arab Saudi dengan Jordania,” kata Noura Al Sudairi, bibi Rajwa.
Kerajaan Jordania adalah Wangsa Hasyimiyah yang selama ini bersaing dengan Wangsa Saud. Wangsa Hasyimiyah juga mengklaim sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Hubungan Jordania dengan Arab Saudi merenggang sejak Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengambil alih kekuasaan.
AFP/JORDANIAN ROYAL PALACE
Putra mahkota Jordania Pangeran Hussein dan tunangannya, Rajwa al-Saif, menghadiri pernikahan saudarinya, Putri Iman, di Amman, 12 Maret 2023.
Beberapa hal yang mengakibatkan kerenggangan ini antara lain Jordania menganggap Arab Saudi berusaha menyingkirkan mereka dari perundingan damai Israel-Palestina. Ketika itu, tahun 2018, Arab Saudi condong berpihak kepada AS yang dipimpin Presiden Donald Trump dan dekat dengan Israel. Adapun Jordania memegang komitmen mereka untuk membela Palestina.
Dilansir dari surat kabar Al Bawaba, Jordania merupakan negara yang miskin di Timur Tengah. Mereka tidak memiliki sumber daya alam yang banyak. Bahkan, kerajaan ini bergantung pada bantuan luar negeri, terutama dari Dewan Kerja Sama Negara-negara Teluk (GCC). Pada 2018, paket bantuan lima tahun GCC sebesar 3,6 miliar dollar AS habis dan tidak ada pembahasan lebih lanjut untuk paket berikutnya.
Jordania tengah mengalami krisis ekonomi. Menurut Badan Statistik Nasional yang dikutip oleh Jordan Times, angka pengangguran pada caturwulan I-2023 mencapai 21,9 persen. Dari jumlah itu, 25 persen pengangguran adalah generasi muda yang memiliki gelar sarjana.
Bagi AS, Jordania adalah sahabat negara-negara Barat. Akhir-akhir ini, Pangeran Mohammed bin Salman membawa Arab Saudi agak menjauh dari Washington. Adanya pernikahan ini oleh para pakar politik ditafsirkan akan membuka jalur-jalur hubungan baru untuk menjaga kedekatan AS-Arab Saudi lewat Jordania. Apalagi, posisi Jordania strategis karena tepat di tengah-tengah Timur Tengah dan berbatasan langsung dengan Suriah dan Irak.
”Pernikahan ini penting bagi politik dalam dan luar negeri Jordania. Ini membangun kembali relasi dengan Arab Saudi yang berarti kemungkinan lebih banyak lagi bantuan untuk Jordania. Selain itu, juga menegaskan kepada masyarakat bahwa sengketa ahli waris sudah selesai dan Pangeran Hussein sekarang semakin sering muncul di hadapan publik,” kata pengamat politik, Amer Sabaileh.
AP PHOTO/HUSSEIN MALLA
Pangeran Hamzah dan ibunya, Ratu Noor, di Amman, Jordania, 27 Mei 2004. Hamzah adalah adik seayah dari Raja Jordania Abdullah II. Pada tahun 2004, Abdullah mencabut gelar putra mahkota dari Hamzah. Gelar itu kemudian diberikan kepada Pangeran Hussein, putra Abdullah, pada 2009.
Sengketa
Raja Abdullah II naik takhta setelah ayahnya, Raja Hussein, mangkat pada tahun 1999. Ketika itu, ia menunjuk adiknya, Pangeran Hamzah, sebagai putra mahkota. Hamzah merupakan adik lain ibu bagi Abdullah dan sosok yang populer bagi masyarakat Jordania, terutama untuk suku-suku yang tersebar di pelosok negara tersebut.
Namun, pada 2004, Abdullah mencabut status putra mahkota itu dari Hamzah. ”Jabatan simbolis ini menghalangimu menunaikan berbagai tugas dan kewajiban yang sesuai dengan kapasitas sejatimu,” demikian surat Abdullah kepada Hamzah yang diterbitkan oleh BBC.
Abdullah beralasan, Hamzah memiliki potensi yang sangat besar dan patut untuk digunakan secara maksimal. Justru sebagai putra mahkota, ia tidak bisa bergerak bebas menggunakan kemampuannya itu. Posisi putra mahkota kosong untuk sementara waktu. Undang-Undang Jordania menyebutkan bahwa anak laki-laki tertua akan otomatis menggantikan raja apabila raja mangkat. Pada tahun 2009, Abdullah mencanangkan bahwa putra sulungnya, Hussein, yang berusia 14 tahun sebagai putra mahkota.
Hussein lulus dari Jurusan Sejarah di Universitas Georgetown, AS, pada tahun 2012. Setelah itu, ia mengenyam pendidikan di Akademi Militer Sandhurts, Inggris, dan lulus pada 2017. Ia memegang jabatan sebagai kapten di Angkatan Bersenjata Jordania.
Pada 2015, Hussein yang berusia 20 tahun berpidato pada sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia juga memimpin rapat Dewan Keamanan PBB. Ketika itu, ia menyodorkan Deklarasi Pemuda Amman, yaitu masukan dari perwakilan pemuda global yang baru saja melaksanakan kongres di Jordania. Mereka mengusulkan peningkatan keterlibatan pemuda di dalam pengambilan keputusan global guna mencegah pemuda bergabung dengan kelompok ekstrem.
Kiprah Hussein sebagai putra mahkota sempat terganggu ketika tahun 2021 pamannya, Hamzah, dituduh hendak melakukan pemberontakan. Raja Abdullah II pun menetapkan Hamzah sebagai tahanan rumah sejak April 2021. Oleh sebab itu, pernikahan ini menjadi pengumuman resmi bahwa tidak ada lagi keraguan bagi ahli waris takhta Wangsa Hasyimiyah tersebut. (AP)