Iran Luncurkan Rudal Balistik Baru, Mampu Jangkau Israel
Iran meluncurkan generasi keempat rudal balistik Khorramshahr yang memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer. Dengan jangkauan itu, rudal tersebut mampu menjangkau sebagian besar wilayah Timur Tengah, termasuk Israel.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
(IRANIAN DEFENSE MINISTRY VIA AP)
Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Iran, Kamis (25/5/2023), memperlihatkan peluncuran rudal Khorramshahr generasi ke-4 di sebuah lokasi peluncuran yang dirahasiakan.
TEHERAN, JUMAT — Iran memperlihatkan kemampuan rudal jelajah barunya dengan meluncurkan rudal balistik Khorramshahr-4, Kamis (25/5/2023). Rudal baru ini memiliki daya jangkauan hingga 2.000 kilometer dan diperkirakan bisa menjangkau hingga pangkalan militer Israel dan Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan Iran Jenderal Mohammad Reza Ashtiani, di Teheran saat peluncuran rudal tersebut, Kamis, mengatakan, salah satu tujuan Iran terus mengembangkan rudal adalah tidak hanya untuk pertahanan negara, tetapi juga untuk membantu menjaga dan mewujudkan stabilitas di kawasan.
”Pesan kami kepada musuh-musuh Iran adalah bahwa kami akan membela negara dan setiap pencapaiannya. Pada teman-teman kami, pesannya adalah kami ingin membantu stabilitas kawasan,” kata Ashtiani.
Televisi pemerintah menyiarkan cuplikan gambar selama beberapa detik apa yang diklaim sebagai uji coba peluncuran generasi keempat rudal Khorramshahr dan diklaim sukses. Rudal Khorramshahr generasi baru yang diberi nama ”Kheibar” ini mampu membawa hulu ledak seberat 1.500 kilogram.
Nama Kheibar merujuk pada nama benteng Yahudi yang direbut pasukan Muslim pada awal-awal kehadiran Islam.
Beberapa teknologi andalah rudal baru ini, menurut Ashtiani, adalah kemampuan rudal untuk menghindari deteksi radar hingga menembus pertahanan udara musuh. Rudal ini juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan berbagai hulu ledak dan bisa digunakan dalam berbagai misi.
Dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer, rudal Khorramshahr juga mampu menjangkau sebagian besar wilayah Timur Tengah, tetapi masih jauh dari wilayah Eropa Barat. ”Fitur luar biasa rudal Kheibar yang dibangun dan diproduksi di dalam negeri menjadikannya sebagai senjata taktis selain juga strategis,” kata Ashtiani.
(IRANIAN DEFENSE MINISTRY VIA AP)
Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Iran, Kamis (25/5/2023), memperlihatkan rudal Khorramshahr generasi ke-4 meluncur ke udara di sebuah lokasi peluncuran yang dirahasiakan.
Meski tidak disebutkan dengan jelas kepada negara mana pesan tentang ”performa” rudal generasi baru Iran itu ditujukan, sebuah miniatur Kubah Batu di kompleks Mesjid Al-Aqsa, Jerusalem, dipajang di samping kendaraan peluncur rudal. Iran memandang Israel sebagai musuh utama, demikian juga sebaliknya.
Iran adalah pemilik jenis persenjataan paling besar dan paling beragam di Timur Tengah. Kementerian Pertahanan AS pada tahun 2022 mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik, belum termasuk kekuatan rudal jelajah darat yang dipercaya tengah dikembangkan secara masif.
Iran adalah pemilik jenis persenjataan paling besar dan paling beragam di Timur Tengah.
Rudal Khorramshahr adalah rudal balistik jarak menengah yang menggunakan bahan bakar cair. Diduga rudal ini merupakan pengembangan rudal Musudan (BM-25) milik Korea Utara atau bahkan berasal dari rudal R-27/RSM-25 milik Uni Soviet. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), seperti dikutip dari laman CSIS, menyebut rudal itu sebagai SS-N-6 Serbia, yang bisa diluncurkan dari kapal selam.
Dalam catatan CSIS, R-27 mulai memasuki masa operasi di militer Uni Soviet pada tahun 1968. Sejumlah laporan yang diteliti oleh CSIS juga memperlihatkan bahwa Korut mengembangkan rudal baru yang berasal dari R-27 sejak tahun 2003, yang kemudian diberi nama Musudan. Iran diperkirakan membeli 18 rudal R-27 dari Korut untuk diteliti dan dikembangkan.
Iran diketahui pertama kali menguji Musudan pada Mei 2007. Setelah itu, mereka bergerak dalam senyap dan baru muncul sekitar satu dekade kemudian saat rudal baru hasil pengembangan Musudan diuji coba pada April dan Juli 2016. Iran kemudian menamainya Khorramshahr.
AS-Israel meradang
Kabar terbaru mengenai peluncuran generasi keempat Khorramshahr membuat Israel dan AS meradang. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan, pengembangan rudal balistik Iran telah menimbulkan ancaman serius bagi keamanan regional dan internasional. Peluncuran terbaru itu, menurut Miller, menjadi tantangan rezim non-proliferasi.
Miller juga menyatakan, upaya terus-menerus Iran untuk mencari negara atau pihak yang bisa memasok teknologi persenjataan termutakhir hingga melakukan uji coba bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. AS, katanya, tidak akan tinggal diam dan akan terus berupaya untuk mencegah Iran memiliki teknologi dan persenjataan dengan menggunakan berbagai instrumen, termasuk sanksi ekonomi.
Seorang juru bicara militer Israel menyatakan, mereka tidak akan berkomentar mengenai hal tersebut. Akan tetapi, dua hari sebelum peluncuran, Panglima IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi, seperti dikutip laman Times of Israel, menyatakan bahwa setiap perkembangan negatif di Iran akan menyebabkan reaksi dari Israel.
”Iran membuat lebih banyak kemajuan dalam pengayaan uranium daripada sebelumnya. Kami juga memeriksa dengan cermat aspek-aspek lain di Iran yang memungkinkannya memiliki kemampuan nuklir,” kata Halevi dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Institut Kebijakan dan Strategi Universitas Reichman di Herzliya.
”Kami memiliki kemampuan dan orang lain memiliki kemampuan. Kami memiliki kemampuan untuk menyerang Iran. Kami tidak peduli dengan apa yang coba dibangun Iran di sekitar kami, dan sulit bagi Iran untuk tidak peduli dengan garis yang kami ambil,” tambah Halevi.
Untuk terus mengawasi dan bahkan menekan Iran agar kemampuan persenjataannya, termasuk kemampuan persenjataan nuklir, tidak terus berkembang, dua pejabat Israel akan bertemu dengan pejabat senior AS di Washington, AS, pekan depan. Dua pejabat itu, yakni Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi, dikabarkan akan bertemu dengan Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Gedung Putih dan beberapa pejabat AS lainnya. (AP/AFP/REUTERS)