Indonesia-Sarawak Jajaki Kerja Sama Energi Terbarukan
Sarawak dan Kalimantan memiliki jutaan hektar hutan bakau dan gambut serta memiliki banyak aliran sungai berair deras. Potensi alam itu dapat dialihkan menjadi sumber energi ramah lingkungan.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·2 menit baca
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Suasana peresmian dimulainya pengerjaan konstruksi pembangkit listrik tenaga air Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Rabu (1/3/2023). Pembangkit listrik tersebut nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri hijau Kalimantan Industrial Park Indonesia di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Kuching, Kamis - Indonesia dan Malaysia terus berupaya mengembangkan kerja sama di bidang energi terbarukan. Upaya itu antara lain mengemuka dalam pertemuan antara Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Hermono dengan Ketua Menteri Sarawak, Datuk Patinggi Tan Sri Abang Johari Tun Openg Abang Joe. Pertemuan digelar di Kuching pada Rabu (24/5/2023).
Dalam pernyataan pers yang dirilis oleh Konsulat Jenderal RI di Kuching pada Kamis (25/5/2023) disebutkan, wilayah Sarawak dan Kalimantan memiliki jutaan hektar hutan bakau dan gambut serta memiliki banyak aliran sungai berair deras. Potensi alam itu dapat dialihkan menjadi sumber energi ramah lingkungan.
“Kita melihat bahwa Borneo dan Kalimantan ini, memiliki use potential yang besar sekali salah satunya adalah energi, makanan, dan tentu.. yang juga penting (sebagaimana disebut Ketua Menteri) adalah carbon trading. Karena di sini, Indonesia dan Malaysia memiliki potensi yang besar sekali, terutama di Sarawak dan Kalimantan,” kata Hermono saat menjawab pertanyaan wartawan, sebagaimana dikutip dari RTM TV1 Sarawak.
Turut hadir mendampingi Hermono antara lain Konjen RI Kuching, manajer Fairatmos, coordinator fungsi ekonomi KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Kuching. Sejumlah pengusaha energi di Sarawak juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Abang Johari menjelaskan sejumlah kebijakan Pemerintah Sarawak untuk mendorong pengembangan industri dan teknologi energi hijau. Sarawak menurut Abang Johari telah membangun tahap lanjut pabrik algae/lumut terbesar di dunia, Chitose Carbon Capture Central Sarawak di Kuching. Peresmian pembangunannya dilakukan pada 10 Mei lalu. Sarawak menurutnya juga siap untuk menggunakan teknologi hidrogen.
Pada awal Maret lalu, dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga air, BUMN energi Sarawak yaitu Sarawak Energy Berhad berpartisipasi dalam pembangunan PLTA Mentarang Induk di Kalimantan Utara. Peletakan batu pertama pembangunan PLTA dengan kapasitas 1.375 MW dilakukan bersama antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Menteri Sarawak pada 1 Maret 2023 lalu.
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pengerjaan konstruksi pembangkit listrik tenaga air Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Rabu (1/3/2023), Pembangkit listrik tersebut nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri hijau Kalimantan Industrial Park Indonesia di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Lebih lanjut, menurut Abang Johari berbagai kritikan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa terkait pembangunan di negara-negara berkembang yang tidak memperhatikan lingkungan hidup perlu dijawab dengan bukti nyata. Bukti nyata itu antara lain adalah penggunaan teknologi, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta kebijakan yang serius dan konsisten dalam pembangunan energi hijau dan berkelanjutan.
Menanggapi itu, Hermono berharap strategi dan kebijakan Pemerintah Sarawak dalam pembangunan energi hijau dapat disinergikan dengan kebijakan yang sama dari Indonesia. Pembangunan ibukota negara baru, Nusantara, di Kalimantan akan memberikan dampak kuat untuk mempercepat potensi kerja sama antara Indonesia dan Sarawak.