Slovenia Tawarkan Jadi Pintu Masuk Ekspor Indonesia ke Eropa Tenggara
Perdagangan Indonesia-Slovenia terus naik, lima tahun terakhir ini. Bahkan, kenaikannya mencapai 45,4 persen pada 2022. Dari 80,6 juta dollar AS pada 2020, ekspor Indonesia ke Slovenia melonjak jadi 187,4 juta dollar AS.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
KOMPAS/KRIS MADA
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyambut Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon, Rabu (24/5/2023), di Jakarta. Tahun ini, Indonesia dan Slovenia memperingati 31 tahun hubungan bilateral.
JAKARTA, KOMPAS – Slovenia menawarkan diri menjadi pintu masuk ekspor Indonesia ke Eropa Tenggara dan Eropa Timur. Tawaran itu bagian dari upaya mempererat hubungan ekonomi Indonesia-Slovenia. Jakarta-Ljubljana ingin hubungan yang memasuki tahun ke-31 pada 2023 ini semakin meningkat.
Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon mengungkap tawaran tersebut selepas bertemu Menlu RI Retno LP Marsudi, Rabu (24/5/2023), di Jakarta. "Bagi Indonesia, Slovenia adalah mitra dagang terbesar kedua di Balkan. Saya baru bertemu dengan Menteri Fajon dan kami membahas sejumlah isu," kata Retno.
Perdagangan Indonesia-Slovenia terus naik dalam lima tahun terakhir. Bahkan, kenaikannya mencapai 45,4 persen pada 2022. Dari 80,6 juta dollar AS pada 2020, ekspor Indonesia ke Slovenia melonjak menjadi 187,4 juta dollar AS. Sementara impor Indonesia dari Slovenia tumbuh lambat dari 27 juta dollar AS pada 2020 menjadi 34 juta dollar AS.
Indonesia terutama membeli mesin, plastik olahan, dan produk minyak bahan kosmestik dari Slovenia. Adapun Slovenia mengimpor karet, minyak, dan kertas dari Indonesia. "Kami setuju menjajaki potensi kerja sama perdagangan, seperti farmasi, produk tekstil, dan furnitur," ujar Retno.
Ia juga mengatakan, Indonesia-Slovenia juga menjajaki kerja sama logistik. Indonesia antara lain menimbang untuk menjadikan Pelabuhan Koper, Slovenia, sebagai salah satu akses menuju pasar Eropa.
AFP/JURE MAKOVEC
Orang-orang duduk di teras kafe di kota pesisir Piran, Slovenia, 19 April 2021. Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon di Jakarta, Rabu (24/5/2023), Menlu RI Retno LP Marsudi mengungkapkan, Slovenia adalah mitra dagang terbesar kedua Indonesia di kawasan Balkan.
Tajon mengatakan, Slovenia berharap semakin banyak pebisnis Indonesia tahu soal Pelabuhan Koper. "Slovenia adalah pintu masuk alami ke Eropa Tenggara dan Eropa Timur," kata dia.
Selain kepada Retno, tawaran menggunakan Pelabuhan Koper sebagai pintu masuk ekspor ke Eropa juga disampaikan Fajon kepada anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Dalam kunjungan ke Jakarta, Fajon juga bertemu dengan perwakilan pebisnis Indonesia. Ia menawarkan peningkatan kerja sama ekonomi Indonesia-Slovenia kepada para anggota Kadin.
Bagi Indonesia, Slovenia adalah mitra dagang terbesar kedua di Balkan.
Bukan hanya kerja sama ekonomi bilateral, Retno juga membahas isu kerja sama Indonesia-Uni Eropa (UE). Slovenia merupakan salah satu dari 27 anggota UE.
Beberapa tahun terakhir, Indonesia-UE sudah berunding sebanyak 14 putaran soal Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CEPA) Indonesia-UE. Meski sudah belasan putaran berunding, CEPA Indonesia-UE belum kunjung disepakati. Karena itu, dalam pertemuan dengan Fajon, Retno menyampaikan harapan agar perundingan tersebut segera dituntaskan.
Budaya dan kawasan
Retno dan Fajon tidak hanya membahas isu ekonomi. Mereka juga membahas penguatan hubungan melalui warga kedua negara. Salah satunya lewat kerja sama antara Universitas Jambi dan University of Ljubljana.
“Lebih banyak kerja sama di antara lembaga akademis dan pemuda akan didorong antara lain melalui Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI),” kata Retno.
BSBI adalah salah satu program diplomasi Indonesia yang sudah berlangsung puluhan tahun. Dahulu, program itu dinamai Dharmasiswa. Programnya mendatangkan para mahasiswa dan pemuda dari berbagai negara untuk tinggal dan belajar di sejumlah sanggar di Indonesia. Para pemuda asing itu dikenalkan dengan kebudayaan, tradisi, dan kehidupan sehari-hari Indonesia. Selama di Indonesia, mereka tinggal di rumah penduduk.
KOMPAS/KRIS MADA
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyambut Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon, Rabu (24/5/2023), di Jakarta.
Kepada Fajon, Retno juga membahas isu Indo-Pasifik dan Myanmar. Sebagai Ketua Bergilir ASEAN 2023, Indonesia terus mendorong penerapan lima poin konsensus ASEAN soal Myanmar. Adapun soal Indo-Pasifik, Indonesia mengundang Slovenia ikut dalam Forum Infrastruktur Indo-Pasifik pada September 2023 di Jakarta. Forum itu akan diselenggarakan bersamaan dengan Konferensi Tingkat Tinggi ke-43 ASEAN.
Fajon mengatakan, Slovenia dan UE amat berkepentingan dengan Indo-Pasifik. Ia menilai, Ljubljana dan Jakarta sama-sama menginginkan Indo-Pasifik yang aman dan damai berdasarkan tatanan berbasis hukum internasional.
Fajon sepakat, ketertiban Indo-Pasifik perlu dijaga bersama. Sebab, ketertiban itu akan berkontribusi pada kemakmuran bersama di kawasan dan global.
Dalam pertemuan tersebut, Fajon juga menyinggung soal inisiatif Indonesia pada upaya transisi energi. Indonesia dinilai membuat terobosan selama menjadi ketua bergilir G20 pada 2022. Indonesia juga menjadi bagian dari program transisi energi yang adil (JETP).
Keterlibatan pada JETP bagian dari komitmen Indonesia menjaga lingkungan sekaligus menjadi pertumbuhan ekonomi. Kesepakatan terlibat pada JETP disampaikan Indonesia di sela KTT G20 di Bali, November 2022.