Siap Jadi Jembatan, KSP Harapkan Pembentukan Komite Kerja Sama Indonesia-Iran
”Kantor Staf Presiden siap menjadi jembatan bagi penguatan kerja sama Iran dan Indonesia,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat menerima Ketua Organisasi Perdagangan Iran Alireza Peymanpak.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kantor Staf Presiden menyatakan kesiapannya menjadi jembatan memperkuat kerja sama Iran dan Indonesia. Ada harapan nantinya dibentuk Komite Kerja Sama Indonesia dan Iran untuk mengintensifkan komunikasi.
”Kantor Staf Presiden siap menjadi jembatan bagi penguatan kerja sama Iran dan Indonesia,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam pertemuannya dengan Ketua Organisasi Perdagangan Iran Alireza Peymanpak beserta jajaran di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Kantor Staf Presiden siap menjadi jembatan bagi penguatan kerja sama Iran dan Indonesia.
Menurut Moeldoko, kesiapan menjadi jembatan penguatan kerja sama Iran dan Indonesia ini dimungkinkan oleh tugas pokok dan fungsi KSP yang dapat mengomunikasikan berbagai hal dengan seluruh kementerian dan lembaga. ”Saya berharap nanti akan dibentuk Komite Kerja Sama Indonesia dan Iran sehingga nanti kita bisa bangun komunikasi yang intens,” ujarnya.
Moeldoko, yang juga menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini, mengaku optimistis Indonesia-Iran dapat meningkatkan perdagangan. Meskipun pada saat ini, nilai kerja sama perdagangan kedua negara masih dianggap sangat kecil, yakni di angka 257,2 juta dollar AS pada 2022.
Moeldoko melihat beberapa potensi kerja sama, semisal di bidang perdagangan pupuk urea. Hal ini karena Iran, dengan cadangan gas yang besar, merupakan negara produsen global pupuk urea. Kerja sama pun berpeluang ditingkatkan di bidang pertanian. Apalagi, Iran sebagai negara di wilayah Timur Tengah ini juga merupakan negara pengekspor buah-buahan dan banyak produk pertanian.
”Misalnya, kerja sama di bidang pertanian, kita harus menimba ilmu dari Iran karena mereka memiliki teknologi yang maju. Bahkan, saya berharap teknologi electrical vehicles juga dikerjasamakan,” kata Moeldoko.
Sebelumnya, pada Selasa (23/5/2023), Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Sejak menjabat sebagai Presiden Iran pada 3 Agustus 2022, ini adalah kunjungan pertama Presiden Raisi ke Indonesia. Hubungan bilateral Indonesia-Iran sudah terjalin sejak tahun 1950.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Organisasi Perdagangan Iran Alireza Peymanpak mengatakan, Indonesia adalah negara hub yang berperan penting menjembatani hubungan Iran dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Hubungan Iran dengan Indonesia bukan semata hubungan dua negara, melainkan hubungan masyarakat di kedua negara.
”Iran sangat mencintai masyarakat Indonesia. Jadi, ini bukan hanya tentang hubungan dua negara, melainkan ini juga tentang penguatan hubungan masyarakat dua negara, salah satunya adalah melalui penguatan kerja sama ekonomi,” kata Alireza.
Dia pun mengapresiasi sambutan baik Indonesia kepada Presiden dan delegasi Iran. Alireza juga memastikan pemerintahan Iran berkomitmen terus memonitor dan mengawal realisasi Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Iran yang telah ditandatangani oleh kedua pemimpin negara.