Jakarta-Brasilia kembali menegaskan perlunya menagih kompensasi atas upaya Indonesia-Brasil dan negara lain menjaga hutan tropis. Hutan itu salah satu faktor penting dalam proses mitigasi dampak perubahan iklim,
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
BPMI SEKRETARIAT PRESIDEN/RUSMAN
Presiden Joko Widodo dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva bertemu di sela KTT G7 di Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023). Kedua kepala negara membahas kemitraan di sektor kehutanan dan perubahan iklim serta pertenakan.
Hubungan Indonesia-Brasil genap berusia 70 tahun pada 2023. Dari berbagai sektor, hutan salah satu yang terus mewarnai hubungan Jakarta-Brasilia. Selain berusaha terus meningkatkan hubungan ekonomi, kedua bangsa mendorong aliansi menyelamatkan sembari terus memanfaatkan hutan tropis.
Semangat aliansi karena hutan antara lain ditunjukkan dalam pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Brasil Luis Inacio Lula Da Silva. Mereka bersua di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang pada Sabtu (20/5/2023).
Dalam pertemuan itu, Jokowi dan Lula sepakat bahwa Indonesia-Brasil dan negara lain perlu menagih komitmen penyediaan dana mitigasi perubahan iklim. Negara-negara maju, yang bisa mencapai taraf kesejahteraan sekarang setelah secara besar-besaran melepaskan karbon selama beberapa abad terakhir, tidak kunjung mewujudkan janji pendanaan 100 miliar dollar AS per tahun. Seharusnya, dana itu dipakai untuk membiayai aneka program mitigasi perubahan iklim global.
Bukan hanya dana itu perlu ditagih. Jakarta-Brasilia juga kembali menegaskan perlunya menagih kompensasi atas upaya Indonesia-Brasil dan negara lain menjaga hutan tropis. Hutan itu salah satu faktor penting dalam proses mitigasi dampak perubahan iklim, menyerap emisi karbon, dan menjaga keanekaragaman hayati.
Bersama Republik Demokratik Kongo, Indonesia-Brasil menjadi tempat bagi hingga 7,7 juta kilometer persegi hutan tropis dunia. Trio Jakarta-Brasilia-Brazzavile telah sepakat memanfaatkan sembari terus menjaga hutan itu. Dalam beberapa pekan mendatang, perwakilan Brasil-Indonesia-Kongo akan bertemu untuk membahas lebih lanjut kesepakatan itu. Kepada Lula, Jokowi menyampaikan pentingnya mengajak negara-negara lain yang memiliki hutan tropis untuk bergabung dalam kolaborasi tersebut.
Pertemuan di Kongo nanti adalah lanjutan dari kesepakatan Jakarta-Brasilia-Brazzavile di Mesir pada Oktober 2022. Kala itu, tiga negara pemilik hutan tropis terluas tersebut sepakat membentuk aliansi untuk menjaga sekaligus memanfaatkan hutan tropis. Mereka setuju, negara-negara lain yang lebih dulu menggunduli hutannya harus membayar kompensasi. Pembayaran diberikan kepada negara-negara yang masih memiliki hutan dengan luas signifikan. Mayoritas pemilik hutan itu ada di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.
Sejarah
Duta Besar Brasil di Jakarta José Amir da Costa Dornelles pernah menyebut, hutan dan lingkungan selalu mewarnai hubungan Indonesia-Brasil. Presiden Brasil Juscelino Kubitschek, menurut Dornelles, pernah mengajak Presiden Sukarno terbang menuju ke lokasi pembangunan Brasilia pada 1959. Bung Karno datang kala Brazil sedang memindahkan pusat pemerintahan dari Rio De Janeiro ke Brasilia.
AFP/MICHAEL DANTAS
Warga dan tim penyelamat menyisir di sekitar runtuhnya jembatan di atas sungai Curuca di Careiro Da Varzea, negara bagian Amazonas, Brazil, Rabu (28/9/2022) waktu setempat. Jembatan Curuca berjarak 15 kilometer dari tepi Sungai Amazon.
Kala helikopter mereka terbang di atas savana Cerado, menurut Dornelles beberapa waktu lalu di Jakarta, Kubitschek memberikan tongkat kepada Bung Karno. “Lihat ke bawah dan pilihlah di mana kedutaan Indonesia akan dibangun. Lemparkan tongkat ini, di mana pun tempat jatuhnya, di sanalah (Kedutaan Besar RI di Brasilia) akan dibangun,” kata Dornelles mengutip Kubitschek.
Bukan hanya dibebaskan memilih lokasi KBRI, Brasil juga mengapresiasi lawatan Bung Karno dengan menerbitkan perangko. Dalam salah satu seri terbitan 1959, ada perangko Brasil bergambar wajah Bung Karno. Beberapa tahun sebelum lawatan itu, Indonesia mengundang Brasil menjadi pemantau dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Memang, hubungan kedua negara tidak selalu mulus. Di periode pertama pemerintahan Jokowi, Indonesia-Brasil saling menarik duta besar. Sebab, ada warga Brasil dihukum mati Indonesia karena terbukti menyelundupkan narkotika. Brasil juga menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sebab, Brasilia menganggap Jakarta merintangi ekspor daging ayam Brasil ke Indonesia.
Belakangan, hubungan kedua negara membaik lagi. Sebagai anggota Mercosur, blok perdagangan bebas sejumlah negara Amerika Latin, Brasil terlibat dalam perundingan Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CEPA) Indonesia-Mercosur. Brasil juga aktif dalam forum promosi kerja sama dagang yang digagas Indonesia, INALAC.
Dalam pertemuan di Hiroshia, Jokowi dan Lula juga menyinggung hubungan ekonomi kedua negara. Indonesia antara lain akan menjadikan Brasil sebagai salah satu pemasok kedelai dan daging sapi. Di sisi lain, Indonesia juga membidik Brasil sebagai potensi baru pasar aneka produk alas kaki, lemak hewani, dan aneka produk olahan lain.
Selama ini, Indonesia juga mengekspor karet dan produk olahannya, benang, suku cadang mobil, hingga kopra. Dari Brazil, Indonesia membeli kedelai, kapas, gula, hingga bijih besi.