KTT ke-42 ASEAN baru saja dihelat di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Ada beberapa catatan agar perhelatan-perhelatan internasional berikutnya semakin baik.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·4 menit baca
Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, sudah sepekan lewat. Sejumlah capaian sudah dikabarkan. Sejumlah catatan penting juga layak disusulkan sebagai bahan perbaikan ke depan.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo berlangsung pada 10-11 Mei 2023. Pertemuan tingkat direktur jenderal negara-negara ASEAN berlangsung sejak 8 Mei, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri pada 9 Mei.
Jauh-jauh hari, seorang wartawan dari media asing sudah memesan beberapa kamar untuk tim peliputan di salah satu hotel di Labuan Bajo. Tidak tanggung-tanggung, ia memesan kamar sejak akhir Desember 2022.
”Kalau ada acara-acara internasional, kami biasa pesan kamar hotel jauh-jauh hari. Dan enggak hanya uang muka, kami langsung bayar lunas di depan. Ini memang kebiasaan di kantor kami,” katanya.
Namun, tiba-tiba pada awal April, ia mendapat telepon dari pihak hotel. Intinya, pihak hotel membatalkan pesanannya dan akan mengembalikan semua uang yang telah dibayarkan.
Alasan hotel, menurut dia, kementerian memesan semua kamar di hotel itu sehingga pemesanan yang sudah dilakukan tamu-tamu lain harus dibatalkan. Hal ini diperkuat surat dari kementerian tertentu kepada hotel-hotel di Labuan Bajo untuk ”mendukung” kegiatan KTT ASEAN. ”Saya melihat surat edarannya,” katanya.
Sejumlah wartawan lain juga mengalami hal serupa. Ada informasi, tamu-tamu wisatawan asing yang sudah memesan kamar juga menerima perlakuan serupa.
Pada awal April atau sebulan sebelum kegiatan berlangsung, tak ada lagi hotel dan homestay yang masih menyediakan kamar kosong selama periode KTT Ke-42 ASEAN. Kebanyakan hotel dipesan untuk para pegawai berbagai kementerian dan lembaga negara yang hadir di Labuan Bajo, baik untuk kegiatan yang terkait langsung maupun yang tidak terkait langsung dengan KTT ASEAN.
Mereka yang sudah memesan kamar jauh-jauh hari saja, pesanannya dibatalkan. Apalagi yang baru mencari hotel dua pekan sebelum perhelatan, sudah pasti gigit jari. Bahkan, Kompas yang berusaha memesan hotel sebulan sebelum pelaksanaan pun sudah tidak kebagian. Kamar-kamar di homestay juga ludes!
Persoalan lain yang mengemuka adalah lambatnya panitia dalam menindaklanjuti registrasi daring. Sejumlah wartawan belum mendapatkan persetujuan dari panitia sekalipun banyak yang sudah mendaftar beberapa pekan sebelumnya. Sementara pelaksanaan KTT ASEAN tinggal menghitung hari.
Ada pula yang terbentur soal amat minimnya akses peliputan. Sejumlah wartawan dari beberapa kelompok media sebenarnya ingin datang ke Labuan Bajo, tetapi akhirnya urung karena soal akses ini.
Panitia baru menawarkan solusi untuk beberapa persoalan di hari-hari terakhir menjelang KTT ASEAN. Ini langkah reaktif, bukan proaktif. Jadi, agak terlambat. Padahal, jika antisipasi dilakukan, persoalan-persoalan itu mestinya bisa teridentifikasi dan mendapat solusi jauh-jauh hari.
Soal kurangnya kamar hotel di Labuan Bajo dibandingkan permintaan pada saat KTT ASEAN, misalnya, sudah selayaknya teridentifikasi jauh-jauh hari. Ini tidak untuk mengatakan bahwa pilihan lokasi Labuan Bajo salah. Sama sekali tidak.
Sebaliknya, penetapan Labuan Bajo sebagai tuan rumah KTT ASEAN layak diapresiasi karena merupakan kebijakan afirmatif. Agar afirmasi efektif dan keterbatasan kapasitas tidak lalu menimbulkan persoalan-persoalan kontraproduktif, antisipasi lagi-lagi menjadi kata kunci.
Pada akhirnya, semua persoalan itu menjadi disinsentif bagi banyak wartawan untuk tidak datang meliput ke Labuan Bajo. Padahal, pemerintah butuh perhelatan penting itu terpublikasikan. Masyarakat juga butuh tahu kebijakan para pemimpin kawasan yang pada saatnya akan memengaruhi kehidupan mereka.
Dan singkat kata, hari-H pun tiba. Masih ada beberapa catatan saat perhelatan berlangsung. Di antaranya adalah minimnya utilisasi Pusat Media KTT ASEAN di antara aktor kunci sampai distribusi informasi yang kurang mudah bagi sebagian wartawan.
Data terakhir panitia menunjukkan, 326 wartawan terdaftar sebagai peliput KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo. Sekadar pembanding, 354 wartawan lokal dan 910 wartawan asing terdaftar pada KTT Ke-40 dan Ke-41 ASEAN di Kamboja, 8-13 November 2022.
Ini data yang disampaikan Menteri Informasi Kamboja Phos Sovann, dengan catatan KTT ASEAN itu melibatkan negara mitra ASEAN dan berlokasi di ibu kota Phnom Penh. (FX LAKSANA AS)