Presiden Jokowi Tagih Komitmen Dukungan Transisi Energi 20 Miliar Dollar AS
”Saya harap dukungan dana 20 miliar dollar AS dapat segera direalisasikan, tetapi tidak dalam bentuk utang,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan PM Kanada Justin Trudeau, di Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023).
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Momentum Konferensi Tingkat Tinggi G7 di Hiroshima, Jepang, dimanfaatkan oleh Presiden Joko Widodo untuk bertemu dengan para pemimpin negara dan pemerintahan guna membahas peningkatan kerja sama di berbagai bidang. Perubahan iklim serta transisi energi, termasuk komitmen negara-negara besar untuk memberikan dukungan dana transisi energi sebesar 20 miliar dollar AS, juga dibahas dalam pertemuan bilateral itu.
Setidaknya lima pertemuan bilateral telah diikuti Presiden Jokowi pada hari keduanya di Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023). Setelah bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida dan PM Inggris Rishi Sunak di pagi hari, Kepala Negara menggelar pertemuan bilateral dengan PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dan PM Kepulauan Cook Mark Brown.
Dalam pertemuan dengan PM Trudeau, Presiden Jokowi meminta supaya perjanjian kerja sama ekonomi kedua negara bisa segera diselesaikan. Demikian pula realisasi berbagai program kerja sama perlu segera direalisasikan.
”Mohon dukungan Yang Mulia terkait penyelesaian perjanjian Indonesia-Kanada CEPA, realisasi investasi Pension Funds Kanada yang fokus di pembangunan Ibu Kota Nusantara, pembangunan mekanisme pendanaan untuk feasibility study bagi proyek greenfield di Indonesia,” ujar Presiden.
Saya harap dukungan dana 20 miliar dollar AS dapat segera direalisasikan, tetapi tidak dalam bentuk utang.
Percepatan juga diharap bisa dilakukan untuk realisasi pengembangan bandara hijau di Kalimantan Utara, eksplorasi dan pengayaan logam tanah jarang, serta pembentukan satuan tugas bilateral. Presiden juga mendorong implementasi kesepakatan antara BUMN Indonesia dan Canadian Commercial Corporation terkait pasokan potas dan gandum.
Selain itu, untuk transisi energi, Presiden Jokowi mengapresiasi dukungan negara-negara G7, termasuk Kanada. ”Saya harap dukungan dana 20 miliar dollar AS dapat segera direalisasikan, tetapi tidak dalam bentuk utang,” ujarnya.
Kedua pemimpin negara juga membahas ASEAN. Presiden Jokowi mengundang PM Trudeau untuk hadir dalam KTT ASEAN-Kanada yang akan digelar pada September 2023 di Indonesia. ”Sampai jumpa di Jakarta, PM Trudeau,” kata Presiden yang didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kehutanan
Saat bertemu Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Jokowi menyampaikan harapan hubungan Indonesia-Brasil terus menguat. Salah satu kemitraan yang dibahas adalah di sektor kehutanan. Kedua pemimpin pemerintahan itu menyadari pentingnya membangun soliditas negara-negara pemilik hutan. Tak hanya Brasil dan Indonesia, tetapi juga negara-negara lain, seperti Republik Demokratik Kongo.
”Lebih dari 30 persen hutan tropis dimiliki oleh Indonesia-Brasil dan DRC (Kongo),” ucap Presiden.
Kedua negara juga sepakat menangani isu perubahan iklim serta mengharapkan komitmen negara maju bagi penyediaan dana perubahan iklim. Selain itu, dibahas pula peningkatan kerja sama dalam pengembangan peternakan dan pengadaan daging bagi Indonesia.
Presiden Lula da Silva pun mengundang Presiden Jokowi untuk mengunjungi Brasil. ”Saya sangat mengharapkan kedatangan Presiden Widodo ke Brasil dan kita akan dapat membahas lebih banyak lagi kerja sama antara dua negara berkembang yang besar, seperti Indonesia dan Brasil,” katanya.
Pertemuan perdana
Pertemuan dengan PM Kepulauan Cook Mark Brown menjadi agenda bilateral kelima Presiden Jokowi. Pertemuan dua pemimpin pemerintahan ini merupakan pertemuan perdana sejak hubungan bilateral Indonesia dan Kepulauan Cook dibuka pada 2019. ”Ini pertemuan pertama kita sejak hubungan bilateral dibuka tahun 2019. Selamat juga atas keketuaan Yang Mulia di Pacific Islands Forum (PIF),” tutur Presiden.
Indonesia, lanjut Presiden, juga merupakan negara Pasifik. Karena itu, sebagai satu keluarga Pasifik, Indonesia dan Kepulauan Cook harus bersatu dan bersama-sama menghadapi tantangan isu kelautan dan perubahan iklim yang akan dihadapi di masa mendatang.
”Indonesia ingin terlibat lebih dalam mendukung pembangunan di negara-negara Pasifik. Kami juga tengah mengembangkan peta jalan kerja sama pembangunan di Pasifik sebagai tindak lanjut Indonesia-Pacific Forum for Development,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, Indonesia dan Kepulauan Cook juga berpeluang meningkatkan kerja sama di bidang lain, mulai dari pertanian, perikanan, pariwisata, pendidikan, hingga penanggulangan bencana alam. Presiden juga mengharap bisa menjadikan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera dengan spirit kolaborasi dan saling menghormati kedaulatan dan integritas wilayah masing-masing.
”Saya yakin Yang Mulia memiliki pandangan sama dan menyuarakan hal tersebut di Pacific Islands Forum,” kata Presiden Jokowi.