Di AS, harga mobil baru dan bekas masih tinggi sehingga pemilik mobil lebih memilih bertahan lebih lama lagi dengan mobil yang ada sekarang. Namun, biaya perbaikan juga tak bisa dibilang murah.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
Ryan Holdsworth (35), pekerja toko kelontong di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, sebenarnya ingin sekali membeli mobil baru, tetapi harga mobil baru dan bekas masih sangat mahal. Akhirnya ia memutuskan untuk mempertahankan Chevy Cruze miliknya yang berusia sembilan tahun setidaknya selama empat tahun lagi. Membatasi cicilan mobil dan utang-utang merupakan prioritas yang lebih penting bagi dia ketimbang membeli mobil baru atau bekas.
Holdsworth tidak sendiri. Banyak warga AS yang mempertahankan mobil yang mereka miliki untuk waktu yang lebih lama. Alasannya sama, karena harga mobil mahal dan kondisi ekonomi sedang tak baik.
Menurut data yang dikumpulkan oleh S&P Global Mobility, pada tahun ini usia rata-rata kendaraan penumpang di jalanan AS mencapai rekor 12,5 tahun. Mobil sedan seperti milik Holdsworth bahkan lebih tua, rata-rata sampai 13,6 tahun. Situasi ini terjadi antara lain gara-gara pandemi Covid-19 pada 2020 yang memicu kekurangan global cip komputer otomotif.
Padahal, ini komponen penting yang mengoperasikan segalanya, mulai dari radio, pedal gas, hingga transmisi. Kelangkaan itu secara drastis memperlambat jalur perakitan global sehingga membuat kendaraan baru menjadi langka di banyak pedagang mobil tepat ketika konsumen semakin ingin membeli.
Harga mobil mencapai rekor tertinggi. Menurut Edmunds,com, sejak pandemi melanda AS, rata-rata harga kendaraan baru meroket 24 persen menjadi hampir 48.000 dollar AS (Rp 713 juta) pada April 2023. Meski sekarang harganya agak turun, biaya lain-lain untuk memiliki kendaraan masih terasa sangat mahal bagi banyak warga AS, terutama jika ditambah dengan suku bunga pinjaman yang jauh lebih tinggi.
Tingkat pinjaman tipikal untuk pembelian mobil baru menggelembung menjadi 7 persen. Ini akibat dari kenaikan suku bunga bank sentral AS yang agresif untuk melawan inflasi. Faktor itu semua mendorong pembayaran pinjaman mobil bulanan rata-rata nasional menjadi 729 dollar AS (Rp 10,8 juta). Jumlah ini sangat tinggi bagi banyak orang.
Para ahli mengatakan, sebuah keluarga yang berpenghasilan rata-rata tidak mampu lagi membayar mobil baru dan masih harus bekerja keras memenuhi kebutuhan primer seperti rumah, makanan, dan keperluan utama lain. Harga rata-rata kendaraan bekas melonjak lebih tinggi lagi sejak pandemi, naik 40 persen menjadi hampir 29.000 dollar AS (Rp 430,9 juta).
Dengan tingkat pinjaman rata-rata yang telah mencapai 11 persen, pembayaran kendaraan bekas bulanan sekarang mencapai 563 dollar AS (Rp 8,3 juta). Lebih banyak orang memilih untuk bertahan dengan apa yang mereka miliki daripada harus mencicil dengan jumlah yang besar. Meski demikian, mempertahankan mobil lama juga berarti menghabiskan lebih banyak uang untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan.
”Di sini semakin banyak mobil lama dengan jarak tempuh panjang yang diperbaiki. Banyak mobil sudah berjarak tempuh 400.000 kilometer ke atas,” kata pemilik bengkel reparasi mobil Japanese Auto Professional Service di kota Ann Arbor, Michigan.
Namun, ini tidak berarti pemilik kendaraan yang lebih tua terjebak dengan tagihan perbaikan yang konstan. Salah satu alasan orang menahan kendaraan mereka untuk waktu lebih lama adalah karena kualitas manufaktur mobil meningkat dari waktu ke waktu. Mesin bisa bekerja lebih lama. Mobil tidak berkarat dengan cepat dan komponen-komponennya bisa bertahan lebih lama. Meski ada biaya untuk perbaikan, biayanya tak lebih mahal ketimbang membeli mobil baru.
Direktur Asosiasi S&P Todd Campau mengatakan, bahkan dengan biaya perbaikan yang meningkat, biasanya masih lebih hemat biaya untuk memperbaiki kendaraan yang lebih tua ketimbang membeli mobil baru. Usia kendaraan rata-rata, yang telah naik tipis sejak 2019, menjadi semakin cepat tahun ini sebanyak tiga bulan. Sementara rata-rata usia 12,5 tahun, Campau mencatat, lebih banyak kendaraan bertahan di jalan selama 20 tahun atau lebih, terkadang sudah berganti pemilik tiga atau empat orang.
Pada kasus seperti ini, pemilik ketiga atau keempat mendapatkan mobil yang jauh lebih tua daripada sebelumnya. Hampir 122 juta kendaraan di jalan berusia lebih dari belasan tahun. S&P memperkirakan jumlah kendaraan tua akan terus bertambah hingga setidaknya tahun 2028.
Hampir sepanjang tahun lalu, bengkel mobil dibanjiri pelanggan yang memiliki mobil tua. Butuh waktu hingga tiga minggu untuk mendapatkan janji temu di bengkel, baik untuk perbaikan atau perawatan rutin saja. Manajer di Japanese Auto, Dave Weber, mengatakan, akhir-akhir ini banyak pemilik kendaraan yang memilih memperbaiki mobilnya dengan hanya mengganti komponen yang paling penting harus diganti terlebih dahulu.
Pertimbangannya karena uang yang terbatas. ”Mereka menambal saja sifatnya dan akan tetap mengendarai mobilnya selama apa pun, sampai perbaikan besar berikutnya,” ujarnya.
S&P memperkirakan penjualan kendaraan baru AS akan mencapai 14,5 juta unit tahun ini, dari sekitar 13,8 juta unit pada tahun lalu. Alasan utamanya adalah pasokan di pedagang mobil akhirnya bertambah. Produsen mobil juga mulai mengembalikan diskon yang sudah lama membantu membatasi harga beli mobil. Hasilnya, banyak orang yang sekarang mulai mampu membeli mobil.
Tren diskon ini bisa menghambat usia lanjut kendaraan-kendaraan di AS dan meningkatkan penjualan. Namun, tidak ada yang bisa memprediksi kembalinya kondisi penjualan tahunan prapandemi yang mencapai sekitar 17 juta unit. Bahkan dengan diskon, harga kendaraan baru kemungkinan besar akan tetap jauh lebih tinggi daripada harga prapandemi pada tahun-tahun mendatang.
”Saya akan tetap merawat mobil saya dan harus mengalokasikan uang untuk biayanya. Saya baru beli mobil saya ini dua tahun lalu. Beli bekas dan beli dengan mencicil yang akan selesai sekitar dua tahun lagi. Jadi, saya akan tetap pakai dan lunasi cicilan dulu. Jadi, nanti Cruze saya ini juga umurnya sampai di usia rata-rata nasional 12,5 tahun,” kata Holdsworth. (AP)