Bulan Madu Turki-Suriah dan Repatriasi Pengungsi Suriah, Kartu Terbaru Erdogan
Normalisasi hubungan Turki-Suriah dan pembangunan perumahan di Suriah utara membuka peluang pengembalian para pengungsi Suriah ke tempat asalnya. Ini bisa menjadi kartu bagi Erdogan memenangi pemilu 14 Mei nanti.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
(RUSSIAN FOREIGN MINISTRY PRESS SERVICE VIA AP)
Foto yang dikeluarkan Layanan Media Kementerian Luar Negeri Rusia memperlihatkan suasana perundingan normalisasi hubungan Turki-Rusia yang difasilitasi Rusia dan Iran di Moskwa, Rabu (10/5/2023). Para pihak sepakat untuk membentuk komite khusus yang bertugas menyusun peta jalan normalisasi hubungan tersebut.
ANKARA, KAMIS — Rencana normalisasi hubungan Turki dan Suriah yang difasilitasi Iran dan Rusia bisa menjadi pendorong dukungan terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada pemilihan umum 14 Mei mendatang. Isu pengungsi Suriah, yang dinilai membebani ekonomi Turki di tengah situasi buruk perekonomian negara, dinilai bisa menjadi pendorong naiknya dukungan terhadap Erdogan.
Perundingan normalisasi hubungan Turki Suriah telah memasuki tahap lanjut. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, Kamis (11/5/2023), mengatakan bahwa kedua negara bersama Iran dan Rusia sepakat untuk membentuk sebuah komite normalisasi hubungan. Komite itu nantinya yang akan merumuskan peta jalan normalisasi hubungan kedua negara.
”Dalam pertemuan, kami memutuskan untuk membentuk sebuah komite dengan partisipasi wakil menteri luar negeri dan lembaga terkait, Kementerian Pertahanan Nasional dan Intelijen Turki, untuk menyiapkan peta jalan guna memajukan proses secara bertahap,” kata Cavusoglu saat berbicara di Provinsi Antalya.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pascapertemuan, keempat negara menyerukan agar dunia internasional lebih banyak mengirimkan bantuan ke Suriah, tidak hanya untuk membantu penduduk yang berjuang di negara itu, tetapi juga demi kepentingan pengembalian pengungsi secara sukarela, aman, dan bermartabat serta rekonstruksi pascaperang.
Selama satu dekade terakhir, Ankara mendukung kelompok oposisi di Suriah yang berusaha menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Turki juga sering melancarkan serangan ke wilayah Suriah utara yang menjadi basis kelompok Kurdi. Ankara memasukkan beberapa organisasi Kurdi sebagai kelompok teroris. Akan tetapi, SDF yang berbasis di Suriah utara seringkali menjadi partner Amerika Serikat untuk melumpuhkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS).
AP PHOTO/KHALIL HAMRA
Pengungsi Suriah menghangatkan diri di depan perapian yang dibuat di depan tenda pengungsi di Distrik Islahiye di Gaziantep, Turki selatan, 11 Februari 2023. Rencana normalisasi hubungan Turki-Suriah membuka peluang bagi pemulangan atau repatriasi pengungsi Suriah yang ada di Turki.
Di sisi lain, Rusia dan Iran memainkan peran penting dalam mempertahankan Assad agar tetap berkuasa di Suriah. Untuk itu, Moskwa tetap mempertahankan kehadiran militernya di negara tersebut bahkan ketika sebagian besar pasukannya dikerahkan untuk berperang di Ukraina.
Tekanan dalam negeri
Upaya rekonsiliasi hubungan Turki-Suriah dilakukan pemerintahan Erdogan karena tekanan yang kuat dari dalam negeri untuk mengembalikan para pengungsi Suriah ke negara asalnya. Mereka sempat disambut dengan tangan terbuka oleh rakyat Turki, tetapi kini sentimen antimigran terus meningkat. Kekurangan perumahan dan tempat berlindung di provinsi-provinsi yang dilanda gempa telah meningkatkan desakan agar pengungsi Suriah dikembalikan ke daerah asalnya.
Di bawah tekanan publik yang meningkat, pemerintahan Erdogan mulai membangun ribuan rumah bata di daerah yang dikuasai Turki di Suriah utara untuk mendorong pemulangan sukarela.
Para pejabat mengatakan, ada sekitar 5 juta migran dan pengungsi di Turki, termasuk sekitar 3,7 juta warga Suriah dan 300.000 warga Afghanistan. Akan tetapi, kelompok antimigran menyebut angkanya mendekati 13 juta.
AP/FRANCISCO SECO
Bayangan orang berjalan terpantul pada poster kampanye pemilu Presiden Turki dan kandidat presiden dari Aliansi Rakyat, Recep Tayyip Erdogan, di Istanbul, Turki, 2 Mei 2023.
Aliansi enam partai yang mengusung Kemal Kilicdaroglu berjanji untuk memulangkan warga Suriah dalam waktu dua tahun. Kilicdaroglu mengatakan, dia akan mencari dana Uni Eropa untuk membangun rumah, sekolah, rumah sakit dan jalan di Suriah, serta mendorong pengusaha Turki untuk membuka pabrik dan bisnis lainnya di sana sebagai jalan untuk memenangi dukungan lebih dari 60 juta pemilih pada pemilu nanti.
Tertinggal
Survei terbaru yang dilakukan oleh lembaga survei Konda memperlihatkan bahwa Erdogan tertinggal lebih dari lima persen dukungan dibanding saingan utamanya Kilicdaroglu jelang pemilihan, Minggu (14/5/2023).
Hasil survei memperlihatkan dukungan terhadap Kilicdaroglu telah mendekati 50 persen, persentase yang dibutuhkan untuk bisa memenangi pemilihan. Sementara dukungan terhadap Erdogan masih berada pada kisaran 43 persen.
Dua kandidat presiden lain yang juga disurvei, yaitu Sinan Ogan dan Muharrem Ince, masing-masing mendapat dukungan sebesar 2,2 persen dan 4,8 persen.
Survei yang dilakukan terhadap 3.480 orang pada 6-7 Mei itu juga menyebut bahwa mayoritas pemilih mereka cenderung memilih Kilicdaroglu, pemimpin oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) di putaran kedua.
AP PHOTO/EMRAH GUREL
Dua oang perempuan berjalan di depan papan kampanye tiga tokoh partai oposisi, Partai CHP, di Istanbul, Turki, Sabtu (6/5/2023). Dalam dua jajak pendapat jelang pemilihan umum, tokoh oposisi Kemal Kilicdaroglu unggul atas petahana Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Jajak pendapat yang pernah dilakukan sebuah lembaga survei, Metropoll, pada April lalu menunjukkan bahwa dukungan terhadap Kilicdaroglu sedikit lebih tinggi dibanding Erdogan, yaitu 49,1 persen, sedangkan dukungan pada Erdogan 46,9 persen. Dalam proyeksi mereka, pada putaran kedua, Kilicdaroglu diperkirakan mendapatkan dukungan mayoritas dengan persentase mencapai 51,3 persen.
Akan tetapi, Direktur Pelaksana lembaga Layanan Penasihat Strategis Hakan Akbas mengatakan bahwa Erdogan berada di jalur yang tepat untuk menyalip Kilicdaroglu di tikungan. ”Mengingat gempa bumi dan krisis ekonomi, pemilu kali ini masih akan menjadi kesuksesan baginya. Yang lebih penting sekarang adalah hasil parlemen,” katanya.
Akbas menilai, pemilih cenderung bersikap rasional, yaitu memilih stabilitas dibanding kemungkinan kegaduhan yang terjadi jika oposisi memenangi pemilihan.
Dalam survei Konda, aliansi partai pendukung Erdogan diproyeksikan mengungguli aliansi enam partai dengan dukungan 44 persen. Sebaliknya, dalam pandangan peneliti tamu Brookings Institution, Asli Aydintasbas, Erdogan tengah menghadapi gelombang warga yang menginginkan perubahan, terutama di kalangan anak muda.
”Masyarakat Turki siap untuk bergerak maju. Dan sayangnya, Presiden Erdogan tidak meninggalkan model tata kelola institusional. Satu-satunya pertanyaan adalah apakah orang percaya Kilicdaroglu adalah agen perubahan itu,” kata Aydinbastas. (AP/AFP/REUTERS)
Editor:
MUHAMMAD SAMSUL HADI, BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO