Paus Jalankan Misi Rahasia untuk Perdamaian Ukraina
Paus Fransiskus tengah menjalankan misi senyap sebagai upaya merangkul Ukraina dan Rusia untuk berdamai. Hal ini antara lain termasuk dalam agenda lawatan tiga harinya ke Hongaria yang berakhir Minggu (30/4/2023).
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·3 menit baca
ROMA, SENIN — Paus Fransiskus tengah menjalankan misi rahasia untuk mengupayakan perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Untuk saat ini, Paus belum bersedia mengelaborasi ikhtiar itu sebagaimana umumnya praktik upaya diplomasi yang tidak disebutkan saat prosesnya masih berjalan.
”Saya bersedia. Saya mau melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencapai perdamaian. Ada sebuah misi yang sedang berjalan sekarang, tapi ini belum bisa jadi konsumsi publik. Mari kita tunggu saja. Ketika ini sudah menjadi konsumsi publik, saya akan membicarakannya,” kata Paus menjawab pertanyaan wartawan di atas pesawat dalam perjalanan pulang dari Budapest ke Roma, Minggu (30/4/2023).
Ada sebuah misi yang sedang berjalan sekarang, tapi ini belum bisa jadi konsumsi publik. Mari kita tunggu saja. Ketika ini sudah menjadi konsumsi publik, saya akan membicarakannya.
Paus baru saja mengakhiri lawatan selama tiga hari ke Hongaria. Dalam lawatannya, ia bertemu Presiden Katalin Novak dan Perdana Menteri Viktor Orban. Di hari terakhir, Paus mempersembahkan ekaristi yang dihadiri sekitar 80.000 orang, termasuk Orban.
Dalam perjalanannya pulang di atas pesawat dari Budapest ke Roma, Paus memberikan waktu tanya jawab kepada wartawan. Hal ini menjadi kebiasaan Paus dalam lawatan-lawatannya.
”Saya percaya bahwa perdamaian selalu terjadi dengan pembukaan saluran-saluran. Perdamaian tidak bisa dibuat dengan penutupan. Saya mengundang setiap orang untuk membuka hubungan, saluran-saluran persahabatan. Ini tidak mudah. Hal sama saya sampaikan secara umum kepada Orban dan di mana saja,” kata Paus kepada wartawan, dikutip dari Vatikan News.
Masih mengutip Vatikan News, Paus mengatakan, pembicaraan upaya mencapai perdamaian di Ukraina menjadi salah satu tema dalam pertemuan bilateral Paus dengan Orban. ”Kalian dapat membayangkan bahwa dalam pertemuan itu kami tidak hanya bicara tentang Little Red Riding Hood (kisah dongeng masyarakat Eropa), bukan? Kami bicara tentang semua hal. Kami membicarakannya karena semua pihak tertarik untuk mencapai perdamaian,” kata Paus kepada wartawan.
Paus sebelumnya mengatakan bahwa dia ingin mengunjungi Kyiv sekaligus juga Moskwa untuk misi perdamaian. Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal bertemu Paus di Vatikan pada Kamis pekan lalu dalam audiensi privat.
Shmyhal mengatakan, ia dan Paus membahas ”formula perdamaian” yang diajukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Shmyhal mengatakan, ia dan Paus membahas ”formula perdamaian” yang diajukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Shmyhal juga meminta bantuan Paus dalam pemulangan anak-anak Ukraina yang dibawa ke Rusia.
”Saya meminta Paus untuk membantu memulangkan anak-anak Ukraina yang ditahan dan dideportasi ke Rusia dengan cara kriminal,” katanya.
Kyiv memperkirakan hampir 19.500 anak telah dibawa ke Rusia atau Krimea. Kyiv mengecamnya sebagai deportasi ilegal. Sementara Pemerintah Rusia membantah klaim tersebut. Moskwa menyatakan, evakuasi anak-anak Ukraina dilakukan untuk keselamatan anak-anak itu sendiri di tengah situasi perang.
”Takhta Suci bersedia melakukan ini (membantu memulangkan anak-anak) karena itu adalah hal yang benar. Semua gerakan manusia membantu, tetapi gerakan kekejaman tidak membantu. Kita harus melakukan semua yang mungkin secara manusiawi,” kata Paus.
Hongaria menerima sekitar 2,5 juta pengungsi Ukraina. Berdasarkan data PBB, sekitar 35.000 orang di antaranya tetap tinggal di Hongaria.
Hongaria dan Ukraina berbagi wilayah berbatasan sepanjang 110 kilometer. Orban dikenal dekat dengan Presiden Vladimir Putin. Namun, sebagai anggota Uni Eropa, Hongaria juga mengutuk serangan Rusia. Hanya saja, Budapest konsisten untuk tidak mengirim bantuan militer ke Ukraina.
Hongaria menerima sekitar 2,5 juta pengungsi Ukraina. Berdasarkan data PBB, sekitar 35.000 orang di antaranya tetap tinggal di Hongaria dan telah mengajukan permohonan untuk perlindungan sementara. (AFP/REUTERS)