Belanja Militer Dunia Tahun 2022 Membengkak
Belanja militer dunia kian membengkak. Polarisasi dunia yang oleh banyak kalangan disebut Perang Dingin baru telah memacu banyak pemerintahan untuk meningkatkan anggaran militernya.
STOCKHOLM, SENIN — Akumulasi belanja militer secara global pada 2022 mencapai 2,24 triliun dollar Amerika Serikat atau meningkat 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia menyumbang 56 persen. Adapun akumulasi negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO mencakup 55 persen.
Demikian data belanja militer global yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Senin (24/4/2023). SIPRI adalah lembaga riset berbasis di Stockholm, Swedia, yang fokus pada data militer global.
Belanja militer yang dimaksud SIPRI merujuk pada pengeluaran semua pemerintahan untuk kekuatan militer dan berbagai kegiatannya. Ini termasuk gaji, biaya operasional, pembelian peralatan dan persenjataan, konstruksi militer, riset dan pengembangan, serta administrasi. Bantuan militer juga termasuk di dalamnya.
Amerika Serikat (AS), China, dan Rusia menyumbang 56 persen. Adapun akumulasi negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara mencakup 55 persen.
Berdasarkan data SIPRI, belanja militer secara global yang konsisten tumbuh dalam delapan tahun terakhir mencapai rekor baru pada 2022, yakni 2,24 triliun dollar AS. Ini merupakan rekor baru setelah belanja militer global untuk pertama kalinya pada 2021 menembus 2 triliun dollar AS.
Lonjakan belanja militer tertinggi pada 2022 dibukukan Eropa, yakni 13 persen. Peningkatan ini terutama berasal dari Rusia dan Ukraina. Lonjakan tertinggi lainnya misalnya terjadi di Finlandia (meningkat 36 persen), Lituania (meningkat 27 persen), Swedia (meningkat 12 persen), dan Polandia (meningkat 11 persen).
Perang di Ukraina, menurut SIPRI, menjadi faktor pemicu lonjakan belanja militer di sejumlah negara. Demikian pula dengan meningkatnya ketegangan di Asia Timur.
”Berlanjutnya lonjakan belanja militer secara global pada beberapa tahun belakangan adalah tanda bahwa kita hidup di dunia yang semakin tidak aman,” kata Peneliti Senior Program Senior Belanja Militer dan Produksi Senjata SIPRI, Nan Tian, dikutip dari laman SIPRI.
”Invasi terhadap Ukraina berdampak langsung terhadap keputusan terkait belanja militer di Eropa tengah dan Barat. Ini termasuk rencana anggaran tahun jamak oleh beberapa pemerintahan,” kata Peneliti Senior Program Belanja Militer dan Produksi Senjata SIPRI, Diego Lopes da Silva.
Berlanjutnya lonjakan belanja militer secara global pada beberapa tahun belakangan adalah tanda bahwa kita hidup di dunia yang semakin tidak aman.
Dengan demikian, Lopes melanjutkan, belanja militer di Eropa tengah dan barat akan terus meningkat selama beberapa tahun mendatang. Anggaran tahun jamak adalah anggaran untuk program sama yang telah ditetapkan untuk lebih dari satu tahun anggaran.
Adapun ketegangan di Asia timur juga mendongkrak belanja militer. Ketegangan di Asia Timur terutama melibatkan kompetisi antara China dan AS. Di dalamnya terdapat sejumlah konfigurasi pertentangan melibatkan Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan, dan Jepang.
AS masih menjadi negara dengan belanja militer terbesar di dunia. Pada 2022, belanja militernya mencapai 877 miliar dollar AS atau 39 persen dari belanja militer global. Jumlah ini tiga kali lipat belanja militer China pada tahun yang sama.
”Sebagian besar peningkatan belanja militer AS pada 2022 disebabkan bantuan militer kepada Ukraina pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mengingat besarnya skala belanja militer AS, peningkatan persentase kecil sekalipun akhirnya berdampak besar bagi pengeluaran belanja militer secara global,” kata Nan Tian, masih mengutip rilis SIPRI di lamannya.
Sebagian besar peningkatan belanja militer AS pada 2022 disebabkan bantuan militer kepada Ukraina pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Nilai akumulasi bantuan militer AS ke Ukraina pada 2022 mencapai 19,9 miliar dollar AS. Ini adalah jumlah bantuan militer terbesar yang diberikan oleh suatu negara ke negara lain dalam satu tahun sejak Perang Dingin. Sekali pun demikian, nilai bantuan ke Ukraina itu hanya mewakili 2,3 persen dari total belanja militer AS pada 2022.
Pada 2022, AS mengalokasikan 295 miliar dollar AS untuk operasi dan perawatan militer. AS juga mengalokasikan 264 miliar dollar AS untuk pengadaan serta riset dan pengembangan. Ada pula alokasi 167 miliar dollar AS untuk personel militer.
China tetap bertahan sebagai negara dengan belanja militer terbesar kedua di dunia pada 2022. Alokasinya diperkirakan 292 miliar dollar AS. Alokasi ini meningkat 4,2 persen ketimbang 2021 dan 63 persen dibanding 2013. Selama 28 tahun terakhir, belanja militer China terus meningkat.
Adapun belanja militer Rusia diperkirakan 86,4 miliar dollar AS pada 2022. Angka ini meningkat 9,2 persen dibanding 2021. Angka yang dirilis Moskwa ini menunjukkan belanja pertahanan nasional Rusia meningkat 34 persen dari rencana anggaran saat disusun pada 2021. Belanja pertahanan nasional merupakan porsi terbesar dalam belanja militer Rusia.
Belanja militer Ukraina mencapai 44 miliar dollar AS pada 2022 atau meroket 640 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
”Perbedaan antara anggaran dan realisasi pengeluaran pada 2022 menunjukkan bahwa invasi ke Ukraina telah menyedot anggaran yang lebih besar ketimbang yang diantisipasi sebelumnya di pihak Rusia,” kata Direktur Program Belanja Militer dan Produksi Senjata SIPRI Lucie Béraud-Sudreau, dalam rilis SIPRI.
Sementara itu, belanja militer Ukraina mencapai 44 miliar dollar AS pada 2022 atau meroket 640 persen dibanding tahun sebelumnya. Ini adalah lonjakan tertinggi belanja militer suatu negara dalam kurun setahun dalam catatan SIPRI. Nilai tersebut mencakup 34 persen dari PDB Ukraina pada 2022.
Bagaimana dengan negara-negara lain?
Belanja militer Jepang pada 2022 mencapai 46 miliar dollar AS atau meningkat 5,9 persen ketimbang 2021. Angka ini mencakup 1,1 persen PDB Jepang. Belanja militer Jepang ini adalah yang terbesar sejak 1960.
Jepang melalui strategi keamanan nasional baru yang dipublikasikan 2022 menetapkan rencana ambisius untuk meningkatkan kemampuan militer negara itu selama beberapa dekade ke depan. Hal ini disebutkan sebagai respon atas menguatnya ancaman dari China, Korea Utara, dan Rusia.
India menjadi negara dengan belanja militer terbesar ke-4 di dunia. Pada 2022, belanja militer negara itu mencapai 81,4 miliar dollar AS. Angka ini meningkat 6 persen dibanding 2021.
India menjadi negara dengan belanja militer terbesar ke-4 di dunia. Pada 2022, belanja militer negara itu mencapai 81,4 miliar dollar AS.
Arab Saudi menempatkan diri sebagai negara terbesar kelima dalam belanja militernya pada 2022. Nilainya mencapai 75 miliar dollar AS atau meningkat 16 persen. Ini merupakan peningkatan anggaran pertama sejak 2018.
Sementara akumulasi belanja negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara mencapai 1.232 miliar dollar AS pada 2022. Ini meningkat 0,9 persen dibanding 2021.
Inggris mencatatkan belanja militer tertinggi di Eropa barat dan tengah dengan nilai mencapai 68,5 miliar dollar AS. Sebanyak 2,5 miliar dollar AS di antaranya atau 3,6 persen merupakan bantuan militer ke Ukraina.